Semua Bab The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Bab 71 - Bab 80

177 Bab

71. Perjamuan Besar

"Aksara yang terukir, tampak berkilat-kilat, pertanda keaslian Wasiat Babad Jawata dibuat oleh Sembilan Guru."________"Selamat atas kesembuhan Paduka Raghapati! Kami semua hadir di sini untuk memenuhi undangan!" seseorang mewakili Persekutuan Lima Pedang, angkat bicara."Panjang umur untuk Paduka Raghapati!" serentak semua orang hadir mengucapkan itu. Tak terkecuali orang-orang Persekutuan Lima Pedang.Paduka Raghapati mengangguk penuh rasa syukur dan terimakasih. Senyumnya untuk semua orang yang hadir."Hari ini, kita bertemu lagi di Balairung Emas. Terakhir kali, sepuluh tahun lalu terjadi pertemuan seperti ini!" kata Paduka Raghapati kepada para undangan."Perihal apa yang hendak Paduka sampaikan kepada kami?" tanya orang dari perwakilan Persekutuan Lima Pedang.Paduka Raghapati memberi isyarat pada Ki Ageng Mukti untuk bergerak ke depan singgasana, di hadapan banyak orang. Mereka singgah di barisan kursi keemasan, menghadap meja makan masing-masing."Paduka menghimbau kepada semu
Baca selengkapnya

72. Wasiat Babad Jawata

Paduka Raghapati lebih senior, menanggapi Shiji Wungsu dengan senyum hormat pula. Salih dan terhormat seperti apapun dia, tetap saja masih kalah usia dan pengalaman dalam dunia Jawata yang sesungguhnya."Tuan Muda Shiji Wungsu. Apakah benar yang dikatakan orang, bahwa orang-orang Mayapadhi akan selalu patuh pada leluhurnya, yakni Guru Besar Rhuttasomma?" tanya Paduka Raghapati kepada Shiji Wungsu sekaligus orang-orang Mayapadhi yang hadir."Sampai saat ini, ajaran dan budi pekerti serta amanah beliau, aku dan semua pengikut-ku selalu mentaati dan mengikuti petuah beliau," jawab Shiji Wungsu tanpa ragu menjawab."Itukah yang menjadikan dirimu memiliki predikat Orang Salih?" lanjut Paduka Raghapati bertanya."Tuan Muda yang Mulia dan Salih!" begitu orang-orang mengucapkan secara bersamaan walaupun tanpa aba-aba. Seolah menjawab pertanyaan Paduka Raghapati. Kalimat itu sudah terbiasa menjadi budaya dan kebiasaan mereka keseharian."Benarkan, Orang Salih dan Taat ...?!" pandangan Paduka Ra
Baca selengkapnya

73. Balairung Emas

Hantaran hidangan dan minuman, memasuki Balairung Emas. Lengkap dengan pelayan-pelayan muda nan cantik.________"Praja Emas hadir ...!"Suara penjaga pintu berseru lantang, menandakan kehadiran tiga praja, yaitu Taja, Raojhin dan Lorr En. Berpakaian lengkap Praja Emas. Semua mata memperhatikan ke arah mereka datang."Kami menghaturkan maaf atas keterlambatan hadir," ketiganya berdiri menghaturkan sikap hormat kepada semua tamu.Seketika itu juga, perhatian Paduka Jayasinggih dan pengikutnya tertuju pada mereka. Wajah berseri-seri dengan mahkota pita emas di kepala Taja. Tetapi ekspresi dingin Paduka Jayasinggih menyambut Taja, menyiratkan tanda tanya mendalam."Praja muda itu ...," terkesiap penuh heran, Paduka Jayasinggih diselimuti rasa tak percaya akan penglihatannya sendiri selama memperhatikan Taja untuk pertama kali."Bocah Malapetaka, bukankah kamu ... sudah mati?!" tak terasa Paduka Jayasinggih berucap itu dan terdengar oleh hampir semua orang di dalam Balairung Emas. Apa yang
Baca selengkapnya

74. Tali Merah Bayi

"Tali Merah Bayi. Sebuah tradisi perjodohan di antara kaum kami."________Sempoyongan. Seperti mabuk berjalan, sesekali Taja meraba-raba dinding. Pandangannya tiba-tiba kabur, tanpa sengaja menubruk seseorang."Maaf ...," di sela-sela ingatan mengerikan itu, Taja ambruk di tempat. Seseorang membantunya berdiri."Tuan Muda, kenapa?" sebuah wajah tampak kabur seiring seseorang bertanya.Dalam pandangan semakin kabur, Taja menyibak-nyibakkan mata dengan kedua tangannya. Seperti ada kabut menyelimuti pandangannya saat itu. Hanya dia yang bisa merasakan."Wajahmu tertutup kabut kejahatan!" pemuda itu meniup wajah Taja untuk sesaat. Sembari merapal sesuatu yang tak jelas kedengarannya. Lalu gerakan tangannya seperti sedang menyibak kening Taja dari pengaruh gaib.Samar-samar, Taja mulai melihat jelas seseorang yang sudah menolongnya itu. Di depannya sekarang, wajah asing seorang pemuda. Matanya bulat, coklat terang. Rambutnya berombak dengan warna sama seperti rona matanya. Ia mengenakan pa
Baca selengkapnya

75. Permainan Teka-teki

"Aku mengira, akan ada pertandingan sejenis adu jurus atau adu pedang. Ternyata hanya permainan konyol."________"Pandai. Cerdik."Kata-kata singkat terucap dari orang-orang sedang membicarakan seseorang.Perjamuan Besar hari ke-dua. Lebih banyak dihadiri orang-orang daripada hari sebelumnya."Pandai berdalih," tutur Raojhin. Hanya Taja dan Lorr En yang mendengar itu."Rendahkan suaramu, Rao!" Taja segera mengingatkan Raojhin yang suka asal bicara."Pandai memutar balik logika!" lanjut Raojhin lagi. Taja mendelik tajam padanya sembari melihat sekeliling kalau-kalau ada yang mendengar."Cerdik dalam berkata-kata!" seseorang tiba-tiba menghampiri mereka bertiga. Seseorang itu dari Persekutuan Lima Pedang. Rupanya orang itu adalah Braja Setta."Kalian tidak sebanding dengan Tuan Muda Shiji Wungsu," kata dia lagi.Seorang lagi datang. Dia, Karitta Satvya. Bersilang lengan sedekap di depan dada. Kecuali terhadap Radhit, sebenarnya Taja tidak suka sikap berjalan seperti itu."Dia susah dita
Baca selengkapnya

76. Lontar Cinta 1

'Wahai, Macanku yang nakal. Bersiap-siaplah! Aku akan menangkapmu.'________Sejak hari ke-tiga Perjamuan Besar. Kabar tentang permainan Lontar Cinta disebarkan. Hanya dalam dua hari, Lontar Cinta menjadi sayembara hangat di kalangan wanita lajang di Tanapura. Bukan hanya di kalangan istana, tetapi seluruh pelosok kawasan tanah Tanapura.Mereka, dari kalangan gadis terpelajar sampai warga biasa, sangat antusias mengikuti sayembara Lontar Cinta. Tidak peduli kelak apa yang akan didapatkan oleh mereka, namun sekedar menyampaikan rasa suka dan mengungkapkan cinta kepada pria pujaan hati, adalah kesempatan yang sangat langka.Lontar Cinta. Sebuah komunikasi berupa tulisan yang terukir pada bilah daun pelepah, nyiur kering dan diawetkan, hingga lontar yang paling mahal dari bahan yang sulit dicari yang terbuat dari bilah pohon jati. Juga lontar dari kulit rotan. Selain itu, lontar kulit hewan menjadi pilihan langka. Mereka semua sibuk mengukir kalimat-kalimat indah kepada seseorang yang dit
Baca selengkapnya

77. Lontar Cinta 2

"Sebanyak itu untuk Taja?"Paduka Raghapati terpesona dengan jumlah lontar tak terduga banyaknya. Belum lagi di meja milik Taja, sudah ada tumpukan gulungan lontar.Pada hari itu, semua lontar sudah dihitung. Pengawal-pengawal itu membawa gulungan lontar yang ditujukan untuk Taja."Jumlah keseluruhan, 7000 Lontar Cinta untuk Praja Taja," kata kepala pengawal menyampaikan hasil penghitungan."Kami semalaman menghitung dengan sangat teliti," tambah pengawal itu tegas."7000 Lontar Cinta?!" tak percaya, Paduka Raghapati tergeleng kepala. Raojhin dan Lorr En sampai ternganga dibuatnya."Tujuh ribu?!" semua orang terheran, berdecak kagum."Tanpa nama pengirim," kata pengawal yang menyatakan hitungan Lontar Cinta untuk Taja."Dari jenis lontar dan gaya tulisan yang sama di dalamnya, sangat jelas dikirim oleh satu gadis," kata pengawal itu menjelaskan."Hanya dalam dua hari dua malam, ada satu gadis yang mengukir tulisan sebanyak 7000 bilah lontar?!" rasa terkejut Paduka Raghapati diselingi r
Baca selengkapnya

78. Lontar Cinta 3

"Siapa kira-kira gadis Tanapura yang pandai berbagai bahasa, menulis aksara, secara tersembunyi, mampu melakukannya?"________"Sudah aku katakan sebelumnya. Pemenangnya adalah orang yang mendapatkan jumlah lontar terbanyak," jawab Paduka Raghapati, melihat ke arah Taja."Tetapi pengirimnya dari satu wanita," sanggah Karitta seolah tak terima akan penilaian tersebut."Sebanyak apapun, tetap saja dari satu orang wanita. Terlebih-lebih, siapa dia pengirimnya?" tambah Brajasetta, juga merasa tak puas dengan penilaian Paduka Raghapati."Kenapa Paduka menilai dari jumlah lontar? Bukan dari seberapa banyak pengirimnya?" orang-orang Adhiwangsa giliran bersuara."Usaha keras menulis Lontar Cinta sebanyak 7000, dilakukan oleh satu orang gadis," jawab Paduka Raghapati membuat semua berpikir."Itu sebuah keajaiban!" ucapan Paduka Raghapati mengheningkan suasana."Jadi, pemenangnya adalah Taja?" Paduka Jayasinggih ingin memastikan lagi."Benar. Taja pemenang Lontar Cinta!" tegas dan lantang, Paduk
Baca selengkapnya

79. Lontar Cinta 4

'Siapa dia?''Pelaku yang membuat Lontar Cinta?'Merasa kemenangannya sedang dipertaruhkan, Taja terus menerus memikirkan itu."Aww ...!" teriak Taja dan terkejut. Merasa ada seseorang tiba-tiba muncul dari belakang dan menggigit tangannya."Sakit!" Taja mengusap tangannya. Seseorang yang menggigitnya, ternyata Raojhin dengan menampilkan senyum nakal."Apa yang sedang kau pikirkan? Sendirian pula, jangan melamun," Raojhin menangkap kebingungan di raut wajah Taja."Siapa melamun? Kenapa kau menggigitku?" Taja malah sewot dibuatnya."Aku ingin tahu rasa dagingmu! Ha ha ha...!" Raojhin tergelak tawa nakal."Hah?!" Taja terbelalak.Raojhin terhenti tawanya karena muka Taja yang masam akibat gigitannya, "Aku heran, kenapa banyak orang tertarik padamu?""Ah!" Taja meringis. Bekas merah akibat gigitan Raojhin."Ternyata, rasa badanmu asam! Cuih ...!" Raojhin meludah, "Aku kira gurih.""Rasakan keringatku!" Taja giliran tertawa melihat tingkah Raojhin."Kamu ingin tahu rasanya dibenci banyak o
Baca selengkapnya

80. Lontar Cinta 5

"Aku pun penasaran. Coba pikirkan, siapa kira-kira gadis Tanapura yang pandai berbagai bahasa, pandai menulis aksara, diam-diam secara tersembunyi, mampu melakukannya?" tanya Putri Alingga, membuat Taja dan Raojhin ikut berpikir sebentar."Ya, ampun!" Terkesiap. Putri Alingga menepuk dahi sendiri. Kedua matanya terbelalak sendiri selama mengingat sesuatu."Jangan-jangan ... dia pelakunya?!" Putri Alingga terkejut. Seseorang terlintas tiba-tiba di pikirannya, muncul sebagai jawaban dan hanya dia yang tahu."Siapakah dia, Putri?" Raojhin menunggu Putri Alingga menyebutkan sebuah nama."Siapakah dia?" Taja pun penasaran seserius itu."Tidak akan aku beritahu pada kalian," jawab Putri Alingga menolak untuk memberitahu."Kenapa?" heran Taja dan Raojhin hampir bersamaan. Kecewa lantaran Putri merahasiakan orang tersebut."Aku khawatir ... dia akan malu, jadi lebih baik aku tidak memberitahu pada kalian," jawab Putri Alingga lantas berbalik."Putri!" Taja tak bisa menghentikan langkah putri b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status