Home / Fantasi / The Story of Jawata: Pusaka Ajaib / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Chapter 91 - Chapter 100

177 Chapters

91. Kemuning

Gadis Graha Tabib. Senyum tipis menghiasi kedua lesung pipi. Suaranya yang lembut, menambah pesonanya.__________Istana Praja. Pukul Angsa Menari*.Tempat para praja dari berbagai tingkatan berkumpul santai di Pesanggrahan Istana Praja. Tampak Raojhin duduk di sudut teras, menunggu Taja dan Lorr En. Kakinya terayun-ayun, pertanda bosan karena sudah menunggu lama."Lama sekali kalian," Raojhin merentangkan kedua lengan lebar-lebar. Melihat Taja dan Lorr En menyongsong ke arahnya."Aku hampir berjamur," kata Raojhin."Terimakasih sudah bersabar," Taja tersenyum saja. Ia membawakan sesuatu. Sekotak bekal berisi makanan, membayar rasa bete Raojhin."Banyak sekali!" seru Raojhin. Melihat setumpuk bekal lainnya di tangan Lorr En."Ini khusus dari Putri Alingga untuk kita," kata Taja disambut senyum Raojhin."Dia memasak untuk kita?!" tak percaya rasanya seorang putri melakukan pekerjaan pelayan istana."Dia dan seluruh regu dapur istana!" Taja menjawab senang."Mari kita ke taman belakang!"
Read more

92. Macanku!

"Kamu, pergilah!"Wajah tak ramah, Sekar Wening menatap sengit Kemuning. Tidak segan, Sekar Wening mengusir Kemuning. Tampak tidak senang melihat gadis itu berada di dekat Raojhin."Jangan dekati Raojhin lagi!" ujarnya ketus pada Kemuning. Gadis itu sangat terkejut mendapatkan perlakuan putri yang kasar dan arogan."Sekar Wening, kamu tak berhak mengusir siapapun," kata Raojhin tidak suka sikap dan gaya bicara Sekar Wening."Kenapa?" Sekar Wening semakin mendekati Raojhin sampai dirasa agak risih."Kamu menyukai gadis ini?" seolah bersikap cemburu, Sekar Wening menghadap sangat dekat ke arah wajah Raojhin.Kejadian itu mengundang perhatian praja-praja kebetulan sedang berada di sekitar tempat. Raojhin bangkit. Merasa tak nyaman menjadi pusat perhatian banyak orang."Putri Sekar," giliran Taja mengajak bicara."Ini acara kami, silakan bergabung," kata Taja menawarkan dengan santun. Tetapi putri bercadar putih justru membalas dengan tatap sinis padanya.Kembali Sekar Wening melempar tata
Read more

93. Perseteruan Sengit

"Ada apa ini?"Tanya praja-praja berdatangan, penuh heran. Suara riuh Praja Tingkat Langit berdatangan ke taman belakang Istana Praja."Putri Kakilangit," terdengar bisik-bisik di antara mereka."Menarik sekali," seru mereka seperti ada tontonan gratis.Kebanyakan Praja Langit, lelaki dewasa yang sudah sering mendengar kabar tentang kecantikan Putri Kakilangit.Sekar Wening sekilas memandangi praja-praja itu berkerumun dan memperhatikan dirinya dengan antusias."Mari kita pergi dari sini!" ajak Raojhin sambil menarik tangan Kemuning."Taja, sangat tidak nyaman lagi di sini," Raojhin berpamitan sebelum berpaling dari Taja dan Lorr En. Bergegas meninggalkan tempat itu."Mau kemana?!" Sekar Wening tidak tinggal diam begitu saja melihat Raojhin membelakanginya.Praja Kakilangit yang disebut Raghil, menghadang Raojhin."Menghindari aku lagi?" Sekar Wening menyusul. Sebuah jurus telapak tangannya dikerahkan pada Raojhin."Apa yang kau lakukan, Wening?!" Raojhin menoleh ke belakang. Tiba-tiba
Read more

94. Rusuh dan Gila

Gadis Rusuh dan Gila. Bertingkah di luar etika kewajaran seorang wanita.__________"Gadis Budak!"Sekar Wening memaki Kemuning. Memerah kedua sorot matanya. Melawan balik sampai langkah Kemuning terhenti. Sejurus cakar diarahkan pula untuk menyerang gadis itu."Aaagh ...!"Teriak Kemuning kesakitan, bersamaan dirinya terhempas ke tanah. Merembas darah di baju dadanya. Sebuah cakar dari Wening telah melukai dadanya."Kemuning!" pekik Raojhin cepat-cepat menghampiri gadis itu merintih dan tergeletak di tanah."Gadis Rusuh!" sebut para praja terhadap Sekar Wening, menyaksikan aksi yang dianggap kelewat batas etika seorang gadis."Putri Sekar!"Panggil Taja sambil berlari gesit dan ringan, hendak membekuk Sekar Wening dari arah belakang. Namun gerakan sepuluh jemari gadis itu menari-nari, mengendalikan dari jarak jauh terhadap tubuh Taja dengan kekuatan penuh.Taja terdorong berlawanan, tubuhnya seakan diputar-putar ke segala arah oleh kekuatan jemari gadis itu menyerang balik. Sampai tub
Read more

95. Tarian Perawan 1

Perut ramping dan mulus, diterpa sisa cahaya sore. Pusar berhias gugusan berlian putih dan ukiran cakra emas. Gemulai kedua pundak dan kedua lengannya menari gerakan ombak.__________"Sekar Wening!"Seru seorang lelaki tidak asing bagi Sekar Wening. Dia datang di antara kerumunan praja."Kamu sangat cantik tetapi perilakumu buruk!" seru lelaki itu mendekat. Kemunculannya bersama beberapa orang mengikutinya. Membelah kerumunan praja-praja."Kita semua muak dengan tingkah lakumu!" lanjut lelaki itu.Rupanya Shiji Wungsu, hadir di tempat itu juga. Wening melihat sosok lelaki itu, bersahaja dan menawan. Tidak galak cara berbicaranya, namun tegas."Kenapa, Tuan Shiji Wungsu?" Sekar Wening menanggapi sebentar terhadap lelaki muda yang datang itu."Diriku adalah milikku, terserah aku mau bagaimana?" balas Sekar Wening."Jika perilaku diriku buruk, lantas mengapa engkau tertarik membicarakan pernikahan denganku beberapa hari lalu?" Sekar Wening menyinggung kejadian beberapa hari sebelumnya.S
Read more

96. Tarian Perawan 2

Sebuah pancaran energi dari tubuh Sekar Wening, berimbas kepada siapapun yang melihatnya.Terkesiap. Menahan nafas. Mulut ternganga. Semua mata terhipnotis kekuatan magis dari tubuh Sekar Wening. Seiring alunan tipis entah darimana berasal. Aliran udara menghiasi tubuh gadis itu gemulai, meliuk-liuk dengan indah.Perut ramping dan mulus, diterpa sisa cahaya sore. Pusar berhias gugusan berlian putih dan ukiran cakra emas. Gemulai kedua pundak dan kedua lengannya menari gerakan ombak."Tarian Perawan!"Pekik Shiji Wungsu. Satu-satunya orang yang sempat menutup pandangan mata. Sangat tahu apa yang terjadi, ia harus menghentikan Sekar Wening. Jika tidak, semua lelaki yang melihat tarian gaib gadis itu, akan binasa akalnya sampai mati merana."Sekar Wening ...!" kekuatan pancaran suara gaib Shiji Wungsu mengalir seiring angin. Menyita telinga Sekar Wening. Gadis itu menoleh dan menghentikan tariannya.Shiji Wungsu memiliki sejenis ilmu pengendali jarak jauh. Ditariknya tubuh Sekar Wening de
Read more

97. Racun Merah 1

"Jika tidak segera mendapatkan penawarnya, racun itu akan menyiksa sampai mati, kurang dari dua hari."__________"Kurang dari satu pekan tanpa pantauanku, terjadi kekacauan seperti ini di Istana Praja."Sambil mengusap dada, tersisa nyeri bekas luka, Ketua Sujinsha tertegun miris, mendapati bangsal Graha Tabib penuh dengan pasien dari kalangan praja. Bahkan sebagian besar, anak buah dan pengikut Shiji Wungsu juga sedang dirawat di tempat itu.Bekas luka akibat pedang beberapa waktu lalu, membuat Ketua Sujinsha harus beristirahat cukup lama untuk pulih. Namun belum sempat kembali dalam kondisi prima, terjadi masalah yang menimpa para praja."Tamu seenaknya keluar masuk Istana Praja," gumam Ketua Sujinsha sangat menyayangkan hal itu. Peraturan menjadi longgar tanpa awasannya selama memulihkan diri."Maafkan hamba, Tuan," kata Taja merasa bersalah. Menyandang Praja Emas, tetapi lalai akan peraturan Istana Praja."Gadis tak beretika itu tiba-tiba datang begitu saja, mengacau dan merusuhka
Read more

98. Racun Merah 2

"Kenapa kamu tidak terpengaruh Tarian Perawan?"__________"Wenn ... ning ...."Sesekali Raojhin merintih, menyebut nama gadis yang telah menggigit lehernya sampai robek.Dipan sebelah, Lorr En tampak lebih parah lagi. Sekujur badan mulai punggung sampai muka, memerah dan bengkak. Bibirnya mengeluarkan gurat otot biru hitam. Tampak wajah kaku dan kesakitan luar biasa."Lorr ... bertahanlah," ujar Taja, menggenggam tangan Lorr En, sedikit tersadar. Kedua mata melirik siapa yang menggenggam tangannya."Wening ...," sempat-sempatnya Lorr En menyebut nama gadis itu di tengah rasa sakit. Seolah-olah orang yang sedang menggenggam tangannya adalah Sekar Wening."Apa yang terjadi pada Raojhin dan Lorr En?!" panik Taja di puncak gusar dan cemas."Tarian Perawan dan Racun Merah!"Seseorang masuk ke ruangan mereka. Rupanya Shiji Wungsu tiba-tiba muncul tanpa diduga."Tuan Muda Shiji, seberapa berbahaya itu?" Taja mengharapkan jawaban yang melegakan."Tarian Perawan menghipnotis siapapun yang meli
Read more

99. Racun Merah 3

"Aku berjanji tidak akan menggunakan Pasvaati selama tiga hari ke depan."__________"Dunia Bening milikku. Kamu memasukinya, bukan?" kata Sekar Wening lembut manja. Merasa telah menaklukkan Taja seperti terhadap laki-laki lain yang sudah-sudah.Taja menepis gerakan jemari nakal gadis itu. Tak tergoda sedikitpun. Bahkan ia juga sempat melihat pusarnya tersibak dari selendang putih yang dikenakannya.Sekar Wening sejenak heran, sedikit terkejut. Baru sekali ini, ada lelaki tak mempan dari pengaruh Dunia Bening miliknya."Apakah kamu lelaki yang tidak punya nafsu terhadap wanita?" Sekar Wening mengatakan sesuatu yang bukan-bukan."Sekar Wening, tentu aku melihat Dunia Bening milikmu," ujar Taja. Mendapati sesuatu dari tatapan Sekar Wening yang dalam ke masa lalu dan masa depannya.Dua wanita. Seorang laki-laki. Dan bayi."Aku lihat dua wanita. Kamu dan seseorang yang mirip dirimu," Taja mengatakan sekilas penglihatannya dari Dunia Bening."Dia ibumu, Sekar Harum!" di luar dugaan, Taja me
Read more

100. Racun Merah 4

"Tarian Perawan semakin menggila ketika malam, akan berlangsung beberapa hari sampai sepekan ke depan."__________"Nng ...!""Wening ...."Nama itu disebut-sebut. Di sela-sela Lorr En mengerang sakit, antara sadar dan tidak. Tubuh berjalan gontai. Kedua tangan meraba-raba ke depan. Sorot mata sayu redup.Taja hampir ketiduran. Berjaga di ruang bangsal. Terjaga dan melihat siapa yang beranjak dari dipan."Lorr, mau kemana?" Taja menuntunnya kembali ke ruang pengobatan.Tampaknya, pengaruh Racun Merah sudah hilang dari tubuh Lorr En. Tetapi Tarian Perawan belum reda dari kesadarannya."Aku ...," Lorr En terantuk-kantuk dalam tuntunan Taja, "Ingin ... menemui dia ...," ujarnya lirih."Dia siapa?" tanya Taja menanggapi ala kadarnya."Dia ... kekasihku ... istriku ...," ujar Lorr En melantur. Dituntunnya pelan-pelan kembali ke dipan, Taja membantunya rebah."Tidurlah, masih larut malam," suruh Taja sambil menyelimutinya."Aku ... rindu ... dia ...," Lorr En terus meracau. Kedua matanya mul
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status