Home / Romansa / Pembantu Kesayangan Tuan Muda / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pembantu Kesayangan Tuan Muda: Chapter 141 - Chapter 150

284 Chapters

141. Cinnamon Roll dan Kilatan Kenangan

Jelita sedang memanggang cinnamon roll ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dia buru-buru mencuci tangan. Dia mengintip lewat lubang pengintai di pintunya dan terkejut melihat sosok Dina dan William ada di luar sana. “Hah? Ngapain mereka ke sini?” gumamnya bingung.Dina menekan bel lagi. Jelita menggigit bibir, mengepalkan tangan, lalu menghela napas sebelum membukanya.“Halo, Ta?” Dina menyapanya dengan ramah.Dina seperti ingin memeluk Jelita, namun Jelita buru-buru mengangkat tangannya ke atas sambil berkata, “A-aku sedang kotor. Lihatlah. Soalnya aku sedang bikin roti. Eh, silakan … mari masuk.” Dina dan William mengikuti langkah Jelita. “Wow, wangi sekali. Aroma kayu manisnya benar-benar menggoda.” Dina berkata sambil mengendusi udara.“Ah, iya. Itu. Aku sedang memanggang cinnamon roll.”Dina dan William mengambil tempat duduk di sebuah sofa panjang. Sedangkan Jelita duduk di sofa tunggal di depan mereka yang terpisahkan sebuah meja.“Mau minum apa?” tanya Jelita.“Kopi.”
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

142. Ucapan yang Menyakitkan

Dina tersenyum kepada Jelita. “Ta, maaf kalau kami datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”“Ada apa ya, Kak?”“Perusahaanku sedang membuka lowongan buat staf keuangan. Bergabunglah dengan kami. Kujamin kau bisa langsung diterima tanpa perlu repot-repot ikut seleksi ketat dengan HRD.”Jelita terkejut. “Wah. Aku jadi tak enak. Padahal aku fresh graduate. Apa Kakak tak merasa sayang bisa melewatkan potensi pelamar lain yang lebih berpengalaman dariku?”Dina menatap Jelita dengan penuh keyakinan. “William orang yang tak pernah salah menilai orang, dan dia menganggapmu tepat untuk posisi ini. Perusahaan kami membutuhkan seseorang yang teliti dan berkualitas sepertimu.”Jelita sedikit bimbang, karena dia juga sedang dalam proses seleksi di perusahaan lain.Dina berkata penuh bujukan, “Aku percaya pada potensimu, Jelita. Jarang-jarang loh ada owner yang meminta langsung seseorang agar mau jadi stafnya seperti ini tuh. Ini kejadian langka, tahu? Ayolah
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

143. Aku Sayang Kamu

Dalam kenyamanan ruangan apartemen, Bimo dan Jelita menyadari kebersamaan mereka akan segera berakhir karena Bimo akan kembali ke Kanada. Jelita menggenggam tangan Bimo dengan erat, mencoba menguatkan hatinya. "Bim, betulan kan … kamu nggak pernah main sama cewek-cewek bule yang katamu montok dan nenennya lebih gede dari cewek-cewek koleksimu dulu?” Bimo terbahak-bahak, tak mengira Jelita masih saja mengingat celetukannya yang ngasal saja waktu itu, meskipun benar di sana banyak cewek yang seksi dan asoy, tapi Bimo tak peduli. Bahkan bisa dibilang Bimo hampir tak pernah lagi menyinggahi tempat-tempat hiburan malam di sana. Bimo sudah sadar sekarang bagaimana capeknya mencari uang, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk menyinggahi tempat-tempat hiburan semacam itu lumayan besar, lebih baik ditabung untuk biaya rumah tangganya dengan Jelita kelak. “Satu-satunya perempuan yang memenuhi seleraku itu kamu, darling. Nggak percaya banget, ih? Iya, aku dulu emang brengsek, tapi kan itu d
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

144. Tak Akan Mundur

Di salah satu restoran di bandara, Jelita duduk di depan orang tua Bimo, terpisahkan oleh sebuah meja yang menyajikan makanan beraroma menggoda. Tatapan tajam dan merendahkan Tuan Hari dan Nyonya Puspa menusuk hatinya, memunculkan perasaan cemas di dalam dirinya, membuat lidah Jelita seperti mati rasa ketika menyantap hidangan di depannya. Atika duduk di samping Jelita, menikmati hidangannya dengan bersemangat, tak menyadari ketegangan Jelita. Sejak tadi dia asyik berceloteh tentang kegiatannya yang semakin padat. “Maaf, aku tidak bisa lama-lama bergabung dengan kalian. Setelah ini, aku akan langsung berangkat ke Surabaya untuk acara seminar. Aku pembicara utamanya, jadi aku tidak boleh absen. Maaf kalau aku tidak bisa mendampingi Ayah dan Ibu selama di Jakarta,” katanya dengan senyum minta dimengerti. Nyonya Puspa menatap bangga kepada puterinya. “Iya, kami mengerti, Sayang. Pergilah dan sukses selalu untukmu.” “Jaga kesehatanmu, Atika.” Tuan Hari menatap sayang kepada puteri semat
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

145. Terjebak Makan Siang

Di tengah jam makan siang, William melangkah dengan penuh keyakinan ke kantor Dina. Ia merasa gugup dan berdebar, bukan hanya karena ingin menjemput Dina untuk makan siang, tetapi juga ingin melihat Jelita di hari pertamanya bekerja di Harmonia Dreams. Baru saja dipikirkan, Jelita tiba-tiba muncul di depan William yang baru saja keluar dari dalam lift. Jantung William berdebar kencang, kembali terpukau oleh pesona wanita yang pernah membuatnya tergila-gila. “Jelita?” tegurnya merasa pangling.Gadis itu tampak menawan dalam balutan pakaian kerjanya yang modis, dengan tampilan rambutnya yang baru dan dicat. Jelita terlihat lebih bercahaya dan mempesona. Warna cokelat gelap dan highlight karamel memberikan kontras yang indah dengan kulit putihnya, meningkatkan kecantikan alaminya. Gaya rambut layer memberikan kerapian dan memperkaya dimensi wajah bulat telurnya.Jelita terlihat percaya diri dengan penampilan barunya yang memukau, seolah dia siap menghadapi dunia dengan senyuman cerah d
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

146. Coach Bisnis

Pagi itu, para karyawan Harmonia Dreams sedang sibuk dengan rutinitas mereka. Tapi begitu Sam melintas, pandangan mereka seketika terpaku pada sosok yang memancarkan pesona yang tak terbantahkan. Mata-mata yang sibuk dengan tugas-tugas mereka terbelalak saat Sam melangkah dengan tegap. Tatapannya yang tajam dan senyumnya yang melumpuhkan membuat jantung mereka berdegup kencang. Mereka merasakan aura kepercayaan diri yang memancar dari Sam saat ia berjalan melewati mereka. Jelita yang sedang sibuk membawa dokumen keuangan penting melintasi Sam begitu saja, “Maaf, permisi,” kata Jelita dengan langkah terburu-buru, membuat Sam menggeser kaki dan memiringkan badannya untuk memberi Jelita jalan. Sam yang mengetahui jika itu Jelita tersenyum gemas melihat gadis itu terlalu fokus pada pekerjaan dan tugasnya, sehingga tidak ikut-ikutan heboh seperti para karyawan yang lainnya. “Dia memang unik, pantas saja kau tergila-gila setengah mati, Will,” gumam Sam sambil tersenyum. Seiring denga
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

147. Masa Lalu yang Membuntuti

Di tengah meriahnya peresmian cabang sebuah klinik kecantikan milik Fara di Surabaya, Nyonya Marta, berjalan dengan anggun di antara para tamu undangan yang antusias. Ia bangga melihat betapa besar dan indahnya klinik tersebut, mencerminkan dedikasi dan kerja keras Fara selama ini.Nyonya Marta bangga dengan bisnis Fara yang sukses. Klinik kecantikan puterinya terkenal karena menawarkan perawatan kulit yang inovatif dan teknologi canggih. Fara memahami pentingnya memiliki tim ahli yang berkualitas untuk memberikan layanan terbaik kepada para pasien. Timnya terdiri dari para ahli kecantikan yang mendapatkan sertifikasi dari Korea, negara yang terkenal dengan industri kecantikannya. Mereka para profesional berpengalaman yang terus mengikuti perkembangan terkini di bidang kecantikan. Dengan keahlian mereka, klinik Fara mampu menyediakan berbagai perawatan kulit terbaik dengan hasil yang memuaskan.Para ahli dari Korea dalam tim Fara membawa teknik dan pengetahuan khusus yang diperoleh da
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

148. Skandal yang Tersimpan Rapi

“Maksudmu … ? Dina itu … janda?” Nadya memainkan face pokernya. Dia tersenyum. “Dina dulu sama seperti Jelita, gadis miskin. Dia bisa sekaya dan sesukses sekarang karena Harmonia Dreams, warisan suaminya. Dulu Harmonia Dreams pernah nyaris bangkrut, tapi papa menyelamatkan perusahaan itu dengan memberikan suntikan dana yang besar. Dia memang janda, tapi sangat kaya, Tan.” Detik itu juga, Nyonya Marta kehilangan selera makan. Wajahnya tampak memerah. Dia mencoba menahan emosinya yang memuncak. Astaga! Mengapa William harus terjerumus dalam hubungan seperti itu? Apa yang membuatnya mengulangi jejak masa lalu Bang Malik yang juga terpikat dengan janda kaya? Nadya mengulum senyum ketika merasakan kegelisahan dan kemarahan yang melingkupi Nyonya Marta saat ini. Nyonya Marta bahkan seperti tak tertarik lagi melanjutkan makan siangnya. Nyonya Marta menggigit bibirnya, mencoba menahan emosi. Dia memandang Nadya dengan sorot tidak enak dan merasa malu. Dulu Nadya tersingkir karena pemba
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

149. Kelahiran Si Tuan Muda

Nyonya Marta memejamkan mata, ketika kenangan tentang Marisa berpuluh-puluh tahun yang lalu kembali menyapanya. Malam itu, suasana tegang menyelimuti Marta saat ia menerima panggilan telepon dari Marisa. Suaranya yang penuh ketakutan membuat hati Marta berdegup kencang. Marisa, sahabatnya yang hidup dalam keluarga broken home, seringkali harus berhadapan dengan situasi yang sulit."Sekarang apa yang terjadi, Marisa?" tanya Marta khawatir.Dengan suara terputus-putus, Marisa menceritakan bahwa orangtuanya sedang dalam pertengkaran hebat. Kehidupan keluarga yang tampak indah dan sempurna di mata dunia, sebenarnya berbalut kehancuran di balik tirai gemerlap. Orangtuanya, dua sosok artis senior yang terkenal, terjebak dalam hubungan yang penuh konflik dan kekecewaan.Marta bisa turut merasakan kepedihan Marisa. Ia tahu betapa sulitnya tumbuh dewasa tanpa kehangatan keluarga yang utuh. Marta selalu berusaha menjadi pendengar yang setia bagi Marisa, mencoba memberikan dukungan dan cahaya d
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

150. Surat dari Sahabat

Demi melindungi reputasinya sebagai selebriti papan atas tanah air, orangtua Marisa akhirnya mengirimnya ke luar negeri. Mereka berjaga-jaga agar wartawan jangan sampai mengendus aib Marisa yang hamil dan melahirkan di usia belia tanpa adanya pernikahan. Untuk melindungi masa depan William, Marisa dan pembantunya kompak mengatakan jika bayi yang dilahirkan Marisa tak selamat. Namun itu tak mengubah keputusan orangtua Marisa untuk tetap menyingkirkan puterinya sendiri ke luar negeri. Sejak saat itu Marta dan Marisa hilang kontak. Kala itu teknologi komunikasi tak secanggih dan semudah sekarang. Sulit bagi Marta untuk menemukan jejak keberadaan Marisa, sebab keluarganya menutupi rapat-rapat. Marta sangat kehilangan sosok sahabat yang sangat disayanginya. Kebingungan menyelimuti pikirannya. Hingga suatu hari, Marisa tiba-tiba meneleponnya, dia mengatakan sudah berada di Indonesia. Mereka mengobrol lama sekali malam itu, menuntaskan kerinduan yang bertahun-tahun terpendam. “Aku ke
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status