Share

144. Tak Akan Mundur

Di salah satu restoran di bandara, Jelita duduk di depan orang tua Bimo, terpisahkan oleh sebuah meja yang menyajikan makanan beraroma menggoda. Tatapan tajam dan merendahkan Tuan Hari dan Nyonya Puspa menusuk hatinya, memunculkan perasaan cemas di dalam dirinya, membuat lidah Jelita seperti mati rasa ketika menyantap hidangan di depannya.

Atika duduk di samping Jelita, menikmati hidangannya dengan bersemangat, tak menyadari ketegangan Jelita. Sejak tadi dia asyik berceloteh tentang kegiatannya yang semakin padat. “Maaf, aku tidak bisa lama-lama bergabung dengan kalian. Setelah ini, aku akan langsung berangkat ke Surabaya untuk acara seminar. Aku pembicara utamanya, jadi aku tidak boleh absen. Maaf kalau aku tidak bisa mendampingi Ayah dan Ibu selama di Jakarta,” katanya dengan senyum minta dimengerti.

Nyonya Puspa menatap bangga kepada puterinya. “Iya, kami mengerti, Sayang. Pergilah dan sukses selalu untukmu.”

“Jaga kesehatanmu, Atika.” Tuan Hari menatap sayang kepada puteri semat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status