Share

145. Terjebak Makan Siang

Di tengah jam makan siang, William melangkah dengan penuh keyakinan ke kantor Dina. Ia merasa gugup dan berdebar, bukan hanya karena ingin menjemput Dina untuk makan siang, tetapi juga ingin melihat Jelita di hari pertamanya bekerja di Harmonia Dreams.

Baru saja dipikirkan, Jelita tiba-tiba muncul di depan William yang baru saja keluar dari dalam lift. Jantung William berdebar kencang, kembali terpukau oleh pesona wanita yang pernah membuatnya tergila-gila. “Jelita?” tegurnya merasa pangling.

Gadis itu tampak menawan dalam balutan pakaian kerjanya yang modis, dengan tampilan rambutnya yang baru dan dicat. Jelita terlihat lebih bercahaya dan mempesona. Warna cokelat gelap dan highlight karamel memberikan kontras yang indah dengan kulit putihnya, meningkatkan kecantikan alaminya. Gaya rambut layer memberikan kerapian dan memperkaya dimensi wajah bulat telurnya.

Jelita terlihat percaya diri dengan penampilan barunya yang memukau, seolah dia siap menghadapi dunia dengan senyuman cerah d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status