Share

153. Keceplosan

“Hah? Yang benar saja!”

“Benar, kok. Aku serius.” William bersedekap memandang Jelita. Kedua orang itu jadi saling adu pandang sambil sama-sama bersedekap.

“Baiklah!” ketus Jelita.

William tersenyum mendengar keputusan Jelita.

“Kalau begitu keputusanmu sudah jelas, bahwa Abang menolak berinvestasi. Jadi aku pamit pulang sekarang.”

Senyum William seketika sirna dari wajahnya. “Kau? Mau pulang?”

“Iya. Tujuanku kan sudah jelas. Aku memang dikirim kak Dina untuk membujuk Abang tapi ternyata aku gagal. Ya sudah. Setidaknya aku sudah berusaha.”

“Hei! Usaha macam apa ini? Aku sama sekali tak merasa kau membujukku?”

“Terserah. Setidaknya aku sudah melakukan apa yang kak Dina inginkan dariku. Aku hanya memenuhi keinginannya, yaitu menemuimu secara pribadi. Tapi aku tak pernah menjanjikan kesanggupan menjadikanmu sebagai investor kami,” sahut Jelita sambil tersenyum santai membereskan kotak-kotak yang dibawanya tadi, yang sekarang sudah kosong isinya.

“Oke, aku pulang.” Jelita berkata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status