Share

151. Benih yang Tercecer

Hartono berdiri di depan makam Marisa, matanya terpaku pada buket mawar putih di pusara itu. Rupanya Marta juga baru saja datang ke tempat ini. Dia menghela napas panjang, lalu dengan lembut meletakkan buket bunga mawar putih yang dia bawa di atas pusara Marisa. Dia tahu betul Marisa sangat menyukai mawar putih.

"Halo, Marisa?" gumam Hartono sambil menahan tangis. Hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah yang tak terkatakan. Dia membayangkan bagaimana jika Marisa masih hidup, pasti wajahnya akan bersemu merah karena malu saat Hartono menyapanya. Senyum malu-malu Marisa itulah yang dulu membuat Hartono tidak tahan untuk tidak menciumnya. Dia tahu itu adalah kesalahan, tetapi pada saat itu Marisa juga tidak menolak. Gadis itu justru menatapnya dengan kagum, seolah-olah Hartono seorang pahlawan, dan Hartono menyukai tatapannya yang seperti itu.

Hartono mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Rasa kehilangan yang dalam dan penyesalan memenuhi hatinya. Dulu, Hartono adalah seseorang yang suka
Indy Shinta

Happy reading. Jangan lupa vote ya, guys. Love sekebon buat kalian :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Ade Nanin
Akhirnya satu-persatu tabir masa lalu terbuka semoga bisa berbahagia
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
hehe nggak kok, Kak :)
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
ahsyiaap kak :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status