Nyonya Marta memejamkan mata, ketika kenangan tentang Marisa berpuluh-puluh tahun yang lalu kembali menyapanya. Malam itu, suasana tegang menyelimuti Marta saat ia menerima panggilan telepon dari Marisa. Suaranya yang penuh ketakutan membuat hati Marta berdegup kencang. Marisa, sahabatnya yang hidup dalam keluarga broken home, seringkali harus berhadapan dengan situasi yang sulit."Sekarang apa yang terjadi, Marisa?" tanya Marta khawatir.Dengan suara terputus-putus, Marisa menceritakan bahwa orangtuanya sedang dalam pertengkaran hebat. Kehidupan keluarga yang tampak indah dan sempurna di mata dunia, sebenarnya berbalut kehancuran di balik tirai gemerlap. Orangtuanya, dua sosok artis senior yang terkenal, terjebak dalam hubungan yang penuh konflik dan kekecewaan.Marta bisa turut merasakan kepedihan Marisa. Ia tahu betapa sulitnya tumbuh dewasa tanpa kehangatan keluarga yang utuh. Marta selalu berusaha menjadi pendengar yang setia bagi Marisa, mencoba memberikan dukungan dan cahaya d
Demi melindungi reputasinya sebagai selebriti papan atas tanah air, orangtua Marisa akhirnya mengirimnya ke luar negeri. Mereka berjaga-jaga agar wartawan jangan sampai mengendus aib Marisa yang hamil dan melahirkan di usia belia tanpa adanya pernikahan. Untuk melindungi masa depan William, Marisa dan pembantunya kompak mengatakan jika bayi yang dilahirkan Marisa tak selamat. Namun itu tak mengubah keputusan orangtua Marisa untuk tetap menyingkirkan puterinya sendiri ke luar negeri. Sejak saat itu Marta dan Marisa hilang kontak. Kala itu teknologi komunikasi tak secanggih dan semudah sekarang. Sulit bagi Marta untuk menemukan jejak keberadaan Marisa, sebab keluarganya menutupi rapat-rapat. Marta sangat kehilangan sosok sahabat yang sangat disayanginya. Kebingungan menyelimuti pikirannya. Hingga suatu hari, Marisa tiba-tiba meneleponnya, dia mengatakan sudah berada di Indonesia. Mereka mengobrol lama sekali malam itu, menuntaskan kerinduan yang bertahun-tahun terpendam. “Aku ke
Hartono berdiri di depan makam Marisa, matanya terpaku pada buket mawar putih di pusara itu. Rupanya Marta juga baru saja datang ke tempat ini. Dia menghela napas panjang, lalu dengan lembut meletakkan buket bunga mawar putih yang dia bawa di atas pusara Marisa. Dia tahu betul Marisa sangat menyukai mawar putih. "Halo, Marisa?" gumam Hartono sambil menahan tangis. Hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah yang tak terkatakan. Dia membayangkan bagaimana jika Marisa masih hidup, pasti wajahnya akan bersemu merah karena malu saat Hartono menyapanya. Senyum malu-malu Marisa itulah yang dulu membuat Hartono tidak tahan untuk tidak menciumnya. Dia tahu itu adalah kesalahan, tetapi pada saat itu Marisa juga tidak menolak. Gadis itu justru menatapnya dengan kagum, seolah-olah Hartono seorang pahlawan, dan Hartono menyukai tatapannya yang seperti itu. Hartono mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Rasa kehilangan yang dalam dan penyesalan memenuhi hatinya. Dulu, Hartono adalah seseorang yang suka
Bersama Dina, Jelita memasuki tempat pembuatan perhiasan Harmonia Dreams. Di ruangan yang penuh dengan cahaya gemerlap, dia melihat para perajin yang penuh dedikasi sedang bekerja dengan teliti dan penuh passion. Di meja kerja, seorang perajin terampil sedang menggali batu permata dengan hati-hati. Tangan terampilnya bergerak dengan kelembutan, menangani setiap detail batu permata yang indah. Jelita bisa melihat kefokusan dan keahlian yang dimiliki oleh perajin ini. Jelita memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan, mengetahui betapa pentingnya setiap langkah dalam proses pembuatan perhiasan. Di sudut ruangan, seorang desainer sedang memadukan ide-idenya dalam sketsa yang indah. Dengan penuh inspirasi, dia melibatkan dirinya dalam penelitian dan eksplorasi warna, bentuk, dan elemen desain. Jelita bisa melihat gairah yang terpancar dari wajah desainer itu, menandakan betapa besar rasa cinta dan antusiasme mereka terhadap pekerjaan mereka. Tak jauh dari situ, seorang tukang emas seda
“Hah? Yang benar saja!” “Benar, kok. Aku serius.” William bersedekap memandang Jelita. Kedua orang itu jadi saling adu pandang sambil sama-sama bersedekap. “Baiklah!” ketus Jelita. William tersenyum mendengar keputusan Jelita. “Kalau begitu keputusanmu sudah jelas, bahwa Abang menolak berinvestasi. Jadi aku pamit pulang sekarang.” Senyum William seketika sirna dari wajahnya. “Kau? Mau pulang?” “Iya. Tujuanku kan sudah jelas. Aku memang dikirim kak Dina untuk membujuk Abang tapi ternyata aku gagal. Ya sudah. Setidaknya aku sudah berusaha.” “Hei! Usaha macam apa ini? Aku sama sekali tak merasa kau membujukku?” “Terserah. Setidaknya aku sudah melakukan apa yang kak Dina inginkan dariku. Aku hanya memenuhi keinginannya, yaitu menemuimu secara pribadi. Tapi aku tak pernah menjanjikan kesanggupan menjadikanmu sebagai investor kami,” sahut Jelita sambil tersenyum santai membereskan kotak-kotak yang dibawanya tadi, yang sekarang sudah kosong isinya. “Oke, aku pulang.” Jelita berkata
Setelah seharian bekerja, Bimo melintasi jalanan Quebec dengan rasa lelah yang menghinggapi tubuhnya. Meskipun begitu dia masih bisa menikmati suasana jalanan yang menghadirkan pesona memikat. Siluet bangunan-bangunan bersejarah yang terlihat anggun di bawah cahaya senja. Kedai-kedai kecil dengan lampu-lampu berwarna hangat menyambutnya, menawarkan pilihan kuliner yang menggoda untuk menghilangkan rasa lapar setelah seharian bekerja. Bimo langsung teringat pada sosok Jelita dan meneleponnya. “Halo, darling?” sapanya sambil tersenyum. “Bimo!” Jelita terdengar bahagia menerima teleponnya. “Lagi apa, darling?” tanya Bimo sambil berjalan di trotoar, langkahnya terdengar agak berat, namun dia tak bisa menahan senyum saat melihat taman-taman kota yang masih terhias dengan keindahan bunga dan tanaman hijau. Warna-warni bunga dan aroma segar yang tercium membuatnya merasa sedikit lebih segar. “Aku sedang siap-siap berangkat kerja. Aku tadi masak buat sarapan dan buat bekal makan siang.
Bimo heran dengan kebetulan yang terjadi. Saat ini, dia sedang melanjutkan studi pasca sarjana di HEC Montreal sambil tetap bekerja, dan Laura juga ternyata kuliah di sana. “Wah, nggak nyangka kamu diterima di HEC Montreal, Laura,” ujar Bimo memberi selamat. Memasuki universitas bergengsi di luar negeri seperti HEC Montreal bukanlah hal yang mudah bagi pelajar dari Indonesia. Pertama-tama, persaingan untuk masuk ke universitas terkemuka di Kanada ini sangatlah ketat. HEC Montreal memiliki reputasi yang sangat baik dan persyaratan masuk yang tinggi. Pelamar harus memiliki catatan akademik yang sangat kuat, nilai TOEFL atau IELTS yang tinggi, serta pengalaman ekstrakurikuler dan kepemimpinan yang menonjol. Laura tersenyum lembut seraya menatap jauh ke dalam mata Bimo yang juga sedang menatapnya, "Mungkin ini takdir kita untuk bertemu lagi, Om.” “Hayaaah!” Bimo geleng-geleng kepala sambil terbahak-bahak. Lalu dia menepuk-nepuk lembut pipi gadis itu. “Kau dulu bocah SMP yang manja, La
Dina memasuki klinik ‘Eternal Beauty’ milik Fara dengan langkah anggun. Resepsionis menyambut Dina dengan senyuman hangat. Suasana di dalam klinik begitu elegan dan mewah, dengan lampu-lampu kristal yang berkilauan dan aroma wewangian yang menenangkan. Musik instrumental yang lembut mengalun di latar belakang, menciptakan atmosfer yang romantis. Setiap sudut ruangan dipenuhi dengan produk-produk perawatan kecantikan terbaik. Di sudut ruangan, sekelompok perempuan berbincang dengan riang. Mereka mengenakan gaun-gaun yang elegan dan berkilauan dengan perhiasan mewah, memancarkan pesona dan keanggunan, mereka adalah pelanggan setia klinik ‘Eternal Beauty.’“Mari silakan, Bu.” Penerima tamu mengajak Dina menuju ruang penerimaan khusus untuk pelanggan VIP. Di sana, terdapat sofa mewah yang dilapisi dengan kain sutra berwarna lembut, serta meja kecil yang dipenuhi dengan buah-buahan segar dan minuman yang disajikan dengan indah. Penerima tamu itu memberikan secangkir teh herbal kepada Din
Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer
Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h
Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado
Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d