Home / Romansa / Pembantu Kesayangan Tuan Muda / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pembantu Kesayangan Tuan Muda: Chapter 131 - Chapter 140

284 Chapters

131. Sisa Cinta yang Terluka

“Astaga! Ma-maaf!” Jelita memalingkan mukanya yang merah padam digempur jengah. Demi apa! Dia melihat pemandangan tak senonoh sepagi ini. Jantungnya berdegup kencang dan lututnya gemetar. “A-aku cu-cuma … mau ambil … dompet, iya … cuma itu.” Jelita menjelaskan dengan terbata-bata seiring deru napasnya yang tersendat di tenggorokan. Jelita menunduk, menjaga matanya dari pemandangan yang tak enak buat dilihat. Tubuh bagian atas Dina sama sekali tak tertutup kain, demikian pula William. Jelita menatap lantai dan cepat-cepat menggerakkan kakinya yang gemetaran menuju tangga. ‘Duh, kenapa tangganya harus ada di dekat meja sialan itu sih!’ gerutunya. “Permisi!” Jelita menaiki anak tangga dua-dua sekaligus karena ingin kabur tak tahan jengah. Dia sampai tersandung setibanya di undakan tangga terakhir. “Awh!” pekiknya saat tersungkur, dia meringis mengusapi dengkulnya yang sakit membentur lantai. “Lita? Kamu jatuh?” tegur William dari bawah. “Nggak!” sahut Jelita sambil cepat-cepat ber
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

132. Dia Tak Datang dan Dia yang Datang

Pada hari yang ditunggu-tunggu, sinar mentari bersinar terang bagai menyambut wisuda Jelita. Dalam balutan toga wisudanya yang elegan, Jelita melangkah menuju panggung dengan penuh percaya diri ketika namanya dipanggil. Gelar sarjana dengan predikat cum laude menjadi tonggak keberhasilannya. Prestasi gemilang yang menggambarkan dedikasi dan ketekunan tanpa henti. Hatinya dipenuhi sukacita saat dia mendengar tepuk tangan meriah dari para hadirin yang kagum melihat prestasinya. Setelah ritual wisuda berakhir, suasana berubah menjadi riuh rendah di antara para tamu yang hadir. Bersama teman-teman seperjuangan, Jelita berpose di depan kamera yang siap menangkap momen bersejarah ini. Kebahagiaan Jelita terpancar jelas, memenuhi setiap pori-pori tubuhnya. Namun, kekosongan terasa menghampiri saat Jelita tak jua menemukan sosok William. Jelita mencari-carinya di antara kerumunan. Dia berusaha menelepon William, namun teleponnya hanya berdering panjang tanpa sahutan. Jelita menunggu, menole
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

133. Disabotase

Dina menyusul William yang sedang berada di Singapura untuk urusan bisnis. Rencananya William akan langsung kembali ke Jakarta sore ini, tapi Dina ingin mengajak William terbang bersamanya ke Paris untuk menghadiri sebuah acara yang sangat penting baginya. Mereka sedang berada di dalam kamar hotel tempat William menginap. Saat William pergi ke kamar mandi, Dina duduk di tepi tempat tidur dan tidak sengaja melihat ponsel William bergetar, menandakan adanya pesan masuk. Rasa penasaran menyelimuti Dina, dan tanpa sengaja dia membuka pesan tersebut. Dari Jelita.Dina terkejut melihat isi pesan itu. Jelita memberitahu bahwa dia menitipkan surat undangan wisudanya lewat resepsionis di gedung perusahaan William. Tidak hanya itu, foto surat undangan itu juga dilampirkan dalam pesan tersebut. Dina tercekat, tanggal wisuda Jelita bertepatan dengan acaranya di Paris.Dina mendadak cemas dan khawatir. William terlihat sangat menyayangi adiknya itu, bisa jadi William akan lebih memprioritaskan a
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

134. Dendam Tersembunyi

Dina menggenggam tangan William erat-erat, ingin menunjukkan kepada Nadya bahwa mereka sedang bersama, sebagai kekasih. Dia pura-pura tak tahu perasaan Nadya sebenarnya yang jelas-jelas terlihat terpukul melihat kebersamaannya dengan William.“Nad, kenalkan ini William.”“Kami sudah saling kenal kok, kami juga teman dekat. Makanya aku mengundang dia di acara gala dinner waktu itu.” Nadya menyahut dengan suaranya yang gemetar.Dina tertawa, menunjukkan kebahagiaannya secara terang-terangan. “Ah iya, berkat acara itu kami akhirnya bertemu lagi. Acara itu membawa keajaiban bagi kami, Nad. Kami dulu satu kampus. Setelah bertahun-tahun tak bertemu kami berjumpa lagi di acaramu itu. Dia malah menjadi pacarku sekarang.” Hati Nadya panas, sakit sekali. Ia sama sekali tidak menyangka hubungan mereka berdua telah berkembang sedemikian cepat sampai ke tahap pacaran. Perasaan cemburu dan marah semakin menggebu di dalam diri Nadya. Ia merasa seperti dunianya hancur, seolah-olah semuanya direncana
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

135. Cambuk Semangat

Pada akhirnya Jelita mengizinkan Bimo tinggal di apartemennya, tentunya setelah Bimo melakukan negosiasi yang ulet dengan Jelita. “Oke. Aku tidak akan tidur di ranjangmu tanpa izin, tidak akan mengintipmu mandi dan berganti pakaian, tidak akan menggerayangi dadamu … kecuali kau mengizinkan, terus apa lagi?” Bimo mengedipkan sebelah matanya. Jelita memutar bola mata ketika Bimo mengucapkan janji-janjinya itu dalam negosiasi alot mereka. “Ah, ya. Aku akan memberimu uang sewa harian setara dengan biaya sewa hotel tempatku menginap saat ini. Dibayar di muka.” Jelita seketika terdiam dan tampak berpikir keras. “Berapa harga menginap semalam di sana?” “Kisaran tiga juta per malam.” “Tiga juta?” Jelita terkesiap dan berkedip-kedip. “Yeah.” Bimo mengangguk-angguk sombong. Meskipun sebenarnya kamar di apartemen Jelita jauh lebih sempit dari kamarnya di hotel, tetapi Bimo tak menjadikan itu masalah. Tak penting tentang sempitnya kamar dan minimnya fasilitas yang dia terima jika pindah da
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

136. Sasaran Kemarahan

William duduk sendirian di meja pojok coffee shop, menyaksikan suasana yang riuh di sekelilingnya. Bau harum kopi dan desiran percakapan mengisi ruangan, menciptakan aura yang khas dari sebuah coffee shop. Mata William tiba-tiba terpaku pada layar televisi datar yang tergantung di salah satu dinding yang sedang menayangkan acara gosip selebriti. Di sana, berita tentang wisuda seorang artis muncul di layar. Dia mengerutkan kening saat menyadari bahwa kampus artis tersebut sama dengan kampus Jelita. William menyimak acara itu, bukan karena tertarik pada kehidupan si artis, melainkan ingin tahu kapan tepatnya hari wisuda itu terjadi. “Ternyata sudah seminggu yang lalu?” gumamnya bingung. Kilatan kesedihan langsung menyapu wajahnya. Jelita ternyata tak mengundangnya ke acara wisuda itu. Pria itu memejamkan matanya, mencoba merenung dalam-dalam. Pikirannya dipenuhi pertanyaan yang menggantung di udara. Mengapa Jelita tidak mengundangnya? Apakah gadis itu sangat marah melihat dirinya berm
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

137. Terpojok

Dina terduduk di ruang kerjanya, menggigit bibirnya dengan gelisah. Pemberitahuan dari direktur pengembangan bisnisnya masih terpampang di layar komputernya, mengingatkannya akan situasi yang semakin rumit. Perusahaan Nadya tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja sama yang selama ini dianggapnya potensial dan menguntungkan. “Apa ini masuk akal?” gumamnya bingung. Namun, pukulan berikutnya datang dengan kekuatan yang lebih mengguncang. Tuan Adyatama, sang investor utama yang selama ini memberikan dukungan finansial kepada Harmonia Dreams, tiba-tiba menarik seluruh dana investasinya. Dina merasa seolah-olah lantai di bawah kakinya tiba-tiba retak dan keberhasilan perusahaannya terancam terjatuh ke jurang kehancuran. “Apa-apaan ini?” Dina merasakan darahnya mengalir dengan cepat, dan detak jantungnya berdentang dalam kegelisahan. Dia mencoba merenung, mencari tahu apa yang telah terjadi, apa yang telah membuat segalanya berubah dengan cepat dan tak terduga. Dina menging
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

138. Proposal Bisnis

Dina sibuk mempersiapkan proposal bisnis untuk William sambil mengomel kesal. Dia uring-uringan karena tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya. Setiap pria yang pernah dekat dengannya tidak pernah begitu berhati-hati dan perhitungan saat dia meminta bantuan investasi untuk Harmonia Dreams. Tetapi William berbeda. Pria itu terlalu mengutamakan profesionalismenya. "Kenapa semua ini harus begitu rumit?" gerutu Dina dalam hati. "Seharusnya, seorang pria yang tertarik padaku akan bersedia memberikan dukungan finansial tanpa banyak pertimbangan." Dia melihat kembali proposal bisnisnya, memastikan setiap detail terpenuhi dan berusaha menciptakan argumen yang meyakinkan untuk menarik minat William. Namun, di balik kekesalannya, dia juga menyadari sikap profesional William adalah kualitas yang tak boleh diabaikan. "Dia benar-benar tahu bagaimana menjaga keuangan dengan baik," pikir Dina sambil menghela napas. "Mungkin itulah sebabnya dia sukses dan kaya. Aku harus menghargai
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

139. Semesta Bekerja

Hartono dan Sam akhirnya berjumpa setelah lama tidak bersua. Mereka bertemu di rumah Hartono yang luas dan asri. Tatapan Hartono langsung terpaku pada anaknya yang tumbuh dewasa dan berkharisma. Sam yang terakhir dilihatnya lewat monitor sebagai John Wick, ketika terjebak dalam serangan tim pembunuh bayarannya yang mematikan dan mengepungnya di pulau pribadi Adam Ashford. Hartono lega melihat Sam kini kembali, berdiri di hadapannya dengan senyum lebar. Sehat dan selamat! "Ayah!" seru Sam saat memeluk Hartono dengan erat. Ada riak kerinduan dalam suaranya yang bergelombang. Hartono merasa hangat di dalam dadanya, senang bisa melihat putranya setelah begitu lama. "Hai, Nak," kata Hartono dengan suara serak karena terharu. "Apa kabarmu?" "Aku baik-baik saja, Yah. Aku merindukanmu," jawab Sam dengan tulus. Hartono tersenyum dan mengusap lembut kepala anaknya. Di dalam hatinya, ia merasa beruntung dapat kembali melihat Sam. Meskipun dia sudah tahu bahwa Sam adalah John Wick, si pembun
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

140. Cinta Rahasia

Bimo dan Atika akhirnya bertemu setelah sekian lama terpisah sejak kepergian Bimo ke Kanada. Di kafe milik Atika yang dipenuhi dengan aroma kopi yang harum, suasana penuh keceriaan dan haru tercipta saat mereka saling berpelukan erat.“Bim, elu tambah ganteng aja! Hampir pangling gue.”Bimo tertawa sambil memandang Atika dengan mata penuh rindu, merasakan kehangatan kakak perempuannya yang telah lama membuatnya kangen. Tangis bahagia tak bisa ia tahan dan jatuh di bahu Atika. Atika dengan penuh kasih sayang mengelus lembut rambut Bimo, memberikan dukungan yang ia butuhkan. Atika juga menangis terharu.“Wah! Elu tambah keren aja pakai setelan jas dan dasi macam gini, Bim. Udah kayak orang bener aja lu sekarang!” goda Atika sambil meninju pelan lengan adiknya yang makin terasa keras. “Gila, kencang banget lengan elu, Bim?”“Ya iyalah! Gue udah kayak anak kost di sana, kak Dimas sebelas-duabelas kayak elu, kagak kasih pembokat. Padahal rumahnya segede gaban! Otot dan badan gue dipaksa ke
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status