Vote yuuk :)
Dina terduduk di ruang kerjanya, menggigit bibirnya dengan gelisah. Pemberitahuan dari direktur pengembangan bisnisnya masih terpampang di layar komputernya, mengingatkannya akan situasi yang semakin rumit. Perusahaan Nadya tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja sama yang selama ini dianggapnya potensial dan menguntungkan. “Apa ini masuk akal?” gumamnya bingung. Namun, pukulan berikutnya datang dengan kekuatan yang lebih mengguncang. Tuan Adyatama, sang investor utama yang selama ini memberikan dukungan finansial kepada Harmonia Dreams, tiba-tiba menarik seluruh dana investasinya. Dina merasa seolah-olah lantai di bawah kakinya tiba-tiba retak dan keberhasilan perusahaannya terancam terjatuh ke jurang kehancuran. “Apa-apaan ini?” Dina merasakan darahnya mengalir dengan cepat, dan detak jantungnya berdentang dalam kegelisahan. Dia mencoba merenung, mencari tahu apa yang telah terjadi, apa yang telah membuat segalanya berubah dengan cepat dan tak terduga. Dina menging
Dina sibuk mempersiapkan proposal bisnis untuk William sambil mengomel kesal. Dia uring-uringan karena tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya. Setiap pria yang pernah dekat dengannya tidak pernah begitu berhati-hati dan perhitungan saat dia meminta bantuan investasi untuk Harmonia Dreams. Tetapi William berbeda. Pria itu terlalu mengutamakan profesionalismenya. "Kenapa semua ini harus begitu rumit?" gerutu Dina dalam hati. "Seharusnya, seorang pria yang tertarik padaku akan bersedia memberikan dukungan finansial tanpa banyak pertimbangan." Dia melihat kembali proposal bisnisnya, memastikan setiap detail terpenuhi dan berusaha menciptakan argumen yang meyakinkan untuk menarik minat William. Namun, di balik kekesalannya, dia juga menyadari sikap profesional William adalah kualitas yang tak boleh diabaikan. "Dia benar-benar tahu bagaimana menjaga keuangan dengan baik," pikir Dina sambil menghela napas. "Mungkin itulah sebabnya dia sukses dan kaya. Aku harus menghargai
Hartono dan Sam akhirnya berjumpa setelah lama tidak bersua. Mereka bertemu di rumah Hartono yang luas dan asri. Tatapan Hartono langsung terpaku pada anaknya yang tumbuh dewasa dan berkharisma. Sam yang terakhir dilihatnya lewat monitor sebagai John Wick, ketika terjebak dalam serangan tim pembunuh bayarannya yang mematikan dan mengepungnya di pulau pribadi Adam Ashford. Hartono lega melihat Sam kini kembali, berdiri di hadapannya dengan senyum lebar. Sehat dan selamat! "Ayah!" seru Sam saat memeluk Hartono dengan erat. Ada riak kerinduan dalam suaranya yang bergelombang. Hartono merasa hangat di dalam dadanya, senang bisa melihat putranya setelah begitu lama. "Hai, Nak," kata Hartono dengan suara serak karena terharu. "Apa kabarmu?" "Aku baik-baik saja, Yah. Aku merindukanmu," jawab Sam dengan tulus. Hartono tersenyum dan mengusap lembut kepala anaknya. Di dalam hatinya, ia merasa beruntung dapat kembali melihat Sam. Meskipun dia sudah tahu bahwa Sam adalah John Wick, si pembun
Bimo dan Atika akhirnya bertemu setelah sekian lama terpisah sejak kepergian Bimo ke Kanada. Di kafe milik Atika yang dipenuhi dengan aroma kopi yang harum, suasana penuh keceriaan dan haru tercipta saat mereka saling berpelukan erat.“Bim, elu tambah ganteng aja! Hampir pangling gue.”Bimo tertawa sambil memandang Atika dengan mata penuh rindu, merasakan kehangatan kakak perempuannya yang telah lama membuatnya kangen. Tangis bahagia tak bisa ia tahan dan jatuh di bahu Atika. Atika dengan penuh kasih sayang mengelus lembut rambut Bimo, memberikan dukungan yang ia butuhkan. Atika juga menangis terharu.“Wah! Elu tambah keren aja pakai setelan jas dan dasi macam gini, Bim. Udah kayak orang bener aja lu sekarang!” goda Atika sambil meninju pelan lengan adiknya yang makin terasa keras. “Gila, kencang banget lengan elu, Bim?”“Ya iyalah! Gue udah kayak anak kost di sana, kak Dimas sebelas-duabelas kayak elu, kagak kasih pembokat. Padahal rumahnya segede gaban! Otot dan badan gue dipaksa ke
Jelita sedang memanggang cinnamon roll ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dia buru-buru mencuci tangan. Dia mengintip lewat lubang pengintai di pintunya dan terkejut melihat sosok Dina dan William ada di luar sana. “Hah? Ngapain mereka ke sini?” gumamnya bingung.Dina menekan bel lagi. Jelita menggigit bibir, mengepalkan tangan, lalu menghela napas sebelum membukanya.“Halo, Ta?” Dina menyapanya dengan ramah.Dina seperti ingin memeluk Jelita, namun Jelita buru-buru mengangkat tangannya ke atas sambil berkata, “A-aku sedang kotor. Lihatlah. Soalnya aku sedang bikin roti. Eh, silakan … mari masuk.” Dina dan William mengikuti langkah Jelita. “Wow, wangi sekali. Aroma kayu manisnya benar-benar menggoda.” Dina berkata sambil mengendusi udara.“Ah, iya. Itu. Aku sedang memanggang cinnamon roll.”Dina dan William mengambil tempat duduk di sebuah sofa panjang. Sedangkan Jelita duduk di sofa tunggal di depan mereka yang terpisahkan sebuah meja.“Mau minum apa?” tanya Jelita.“Kopi.”
Dina tersenyum kepada Jelita. “Ta, maaf kalau kami datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”“Ada apa ya, Kak?”“Perusahaanku sedang membuka lowongan buat staf keuangan. Bergabunglah dengan kami. Kujamin kau bisa langsung diterima tanpa perlu repot-repot ikut seleksi ketat dengan HRD.”Jelita terkejut. “Wah. Aku jadi tak enak. Padahal aku fresh graduate. Apa Kakak tak merasa sayang bisa melewatkan potensi pelamar lain yang lebih berpengalaman dariku?”Dina menatap Jelita dengan penuh keyakinan. “William orang yang tak pernah salah menilai orang, dan dia menganggapmu tepat untuk posisi ini. Perusahaan kami membutuhkan seseorang yang teliti dan berkualitas sepertimu.”Jelita sedikit bimbang, karena dia juga sedang dalam proses seleksi di perusahaan lain.Dina berkata penuh bujukan, “Aku percaya pada potensimu, Jelita. Jarang-jarang loh ada owner yang meminta langsung seseorang agar mau jadi stafnya seperti ini tuh. Ini kejadian langka, tahu? Ayolah
Dalam kenyamanan ruangan apartemen, Bimo dan Jelita menyadari kebersamaan mereka akan segera berakhir karena Bimo akan kembali ke Kanada. Jelita menggenggam tangan Bimo dengan erat, mencoba menguatkan hatinya. "Bim, betulan kan … kamu nggak pernah main sama cewek-cewek bule yang katamu montok dan nenennya lebih gede dari cewek-cewek koleksimu dulu?” Bimo terbahak-bahak, tak mengira Jelita masih saja mengingat celetukannya yang ngasal saja waktu itu, meskipun benar di sana banyak cewek yang seksi dan asoy, tapi Bimo tak peduli. Bahkan bisa dibilang Bimo hampir tak pernah lagi menyinggahi tempat-tempat hiburan malam di sana. Bimo sudah sadar sekarang bagaimana capeknya mencari uang, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk menyinggahi tempat-tempat hiburan semacam itu lumayan besar, lebih baik ditabung untuk biaya rumah tangganya dengan Jelita kelak. “Satu-satunya perempuan yang memenuhi seleraku itu kamu, darling. Nggak percaya banget, ih? Iya, aku dulu emang brengsek, tapi kan itu d
Di salah satu restoran di bandara, Jelita duduk di depan orang tua Bimo, terpisahkan oleh sebuah meja yang menyajikan makanan beraroma menggoda. Tatapan tajam dan merendahkan Tuan Hari dan Nyonya Puspa menusuk hatinya, memunculkan perasaan cemas di dalam dirinya, membuat lidah Jelita seperti mati rasa ketika menyantap hidangan di depannya. Atika duduk di samping Jelita, menikmati hidangannya dengan bersemangat, tak menyadari ketegangan Jelita. Sejak tadi dia asyik berceloteh tentang kegiatannya yang semakin padat. “Maaf, aku tidak bisa lama-lama bergabung dengan kalian. Setelah ini, aku akan langsung berangkat ke Surabaya untuk acara seminar. Aku pembicara utamanya, jadi aku tidak boleh absen. Maaf kalau aku tidak bisa mendampingi Ayah dan Ibu selama di Jakarta,” katanya dengan senyum minta dimengerti. Nyonya Puspa menatap bangga kepada puterinya. “Iya, kami mengerti, Sayang. Pergilah dan sukses selalu untukmu.” “Jaga kesehatanmu, Atika.” Tuan Hari menatap sayang kepada puteri semat
Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer
Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h
Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado
Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d