Semua Bab Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Bab 71 - Bab 80

161 Bab

45a. Merelakan

"Aku memiliki banyak kesalahan fatal, kan? Bahkan sebelum kita menikah." Ada ironi dalam suara Anne. Juga rasa iri. Saat Luciano menuduhnya menggugurkan kandungannya dengan sengaja, bukanya membuangnya, Luciano malah semakin gencar hendak membuatnya hamil agar ia tak punya alasan untuk melarikan diri. "Tetapi tak satu pun kesalahan itu membuatku harus lenyap dari pandanganmu. Apalagi dari hidupmu."Luciano terkekeh pelan."Apa yang membuatmu tetap bersikukuh memastikanku tetap di sisimu? Seberapa pun besarnya aku tak menginginkannya."Luciano tak langsung menjawab, "Karena aku tahu kau tak menginginkan posisi ini, kan? Itu hukuman istimewa untukmu." Jawaban pria itupenuh dengan kepuasan.Anne tak mengatakan apa pun. Ya, tepat seperti itulah yang dilakukan Luciano padanya.Cukup lama keduanya hanya saling mengunci pandangan. Anne memutus lebih dulu. "Lalu apa yang terburuk yang mungkin akan kau lakukan padaku jika aku menjadi terlalu bebal dan memuakkan?"Perlahan seringai tersungging d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya

46b. Merelakan

Seringai terungging di ujung bibir Reene. "Aku memiliki petunjuk yang sangat kuat."Faraz mencermati lebih dalam eskpresi Reene. Mencari kebohongan yang tak ditemukannya di sana. "Kau tahu terlalu banyak, Reene. Luciano tak akan menyukainya.""Kau yang tak becus menjaga rahasia ini, Faraz. Kau pikir dia akan lebih tak menyukaiku atau kau?"Faraz terdiam sejenak. "Aku bahkan tak menemukan petunjuk yang berarti. Kau pikir aku akan memercayaimu?" dengusnya. "Percayalah, Reene. Aku lebih memercayai kelicikanmu daripada kejujuranmu."Reene tentu saja tak menyerah. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Siapa yang sudah memanipulasi rem mobil Luciano."Kedua mata Faraz melebar, terkejut."Bukan aku yang membiarkan Luciano dan Anne berada dalam celaka. Itu murni sebuah kecelakaan. Aku juga baru menemukannya beberapa hari yang lalu."Faraz menunggu. Sembari memastikan bahwa apa yang diucapkan oleh Reene adalah kejujuran."Mobilku terparkir tepat di mobil Luciano, ingat?"Kali ini Faraz ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya

47a. Merelakan

Anne pulang ke rumah sebelum makan siang siap di meja makan. Hari ini hari Sabtu dan Luciano mengatakan ingin makan siang dengannya di rumah. Dan sepertinya pria itu pun sudah dalam perjalanan pulang. Lewat sopir, Luciano menanyakan posisi mereka.Ia baru saja mengganti pakaian ketika mendengar langkah dari balik partisi dan tak lama tubuh tinggi besar Luciano muncul. Wajah kusut pria itu seketika membentuk senyuk untuk sang istri. Melepaskan jas dan dasi dalam perjalanannya menghampiri Anne. Mendapatkan lumatan di bibir sebagai sambutan.Anne mengurai pelukan Luciano sebelum lumatan tersebut berubah menjadi interaksi yang lebih intim. "Aku ingin turun untuk menyiapkan meja makan," dalihnya sembari menggeliatkan tubuh terbebas dari lilitan lengan Luciano.Luciano melepaskan, dengan senyum kepuasan dan berjalan ke kamar mandi. Tetapi ia belum benar-benar masuk ke kamar mandi ketika Anne memanggil namanya."Luciano?" Luciano memutar kepalanya, menghadap Anne tanpa membalik tubuh. "Ya?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-03
Baca selengkapnya

47b. Rahasia Ibra

Sepanjang ketiganya melahap makanan, Annelah yang lebih banyak diam. Faraz mengoceh meski Luciano sudah memperingatkan untuk tidak berisi dan Luciano lebih sering memperingatkannya untuk menghabiskan setiap sesuap nasinya dengan baik.Mual muntahnya terkadang kambuh, jadi saat gejala itu tidak timbul, Anne menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Gelas susu ibu hamilnya pun tandas, yang membuat Luciano tersenyum dengan puas. Setelah makan siang selesai, ketiganya bersama-sama masuk ke dalam rumah."Tunggu." Anne menghampiri seorang pelayan yang hendak menaiki tangga. Dengan membawa sebuah jaket yang dibungkus plastik. "Apa baru datang?""Ya, Nyonya. Saya baru saja mengambilnya dari laundry."Anne mengangguk dan mengambil jaket hitam tersebut. "Aku akan membawanya. Terima kasih."Pelayan tersebut mengangguk dan berpamit undur diri.Di belakang Anne, Faraz tampak membeku melihat jaket yang dipegang oleh Anne. Matanya menyipit, tatapannya menajam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-03
Baca selengkapnya

48a. Mad Dog Pinky

"Apa yang akan kalian lakukan pada Ibra?" Anne nyaris berteriak meski masih tercekat dengan pembahasan antara Faraz dan Luciano. "Sebenarnya apa hubungan kalian dengan Ibra?"Langkah Luciano terhenti, menatap wajah Anne yang pucat. "Bukan urusan ...""Urusan Ibra dengan kalian akan menjadi urusanku." Suara Anne terdengar lantang. Tanpa sedikit pun ketakutan. Ia sudah pernah membuat Ibra nyaris kehilangan nyawanya. Tidak untuk kedua kalinya. "Jika kau melukainya, aku pastikan kalian akan menyesal."Luciano medengus. "Kau mengancamku?"Anne merasakan ketakutan mulai menyeruak di dalam dadanya, tetapi ia masih memaksa berani. "Kau sudah hampir membunuhnya hanya karena kecerobohanku, Luciano. Aku tahu kali ini tidak akan menjadi sekedar permainan. Kau pikir aku akan membiarkan kau membunuh sahabatku tanpa melakukan apa pun?""Aku menyesal tak membunuhnya sekalian waktu itu."Napas Anne benar-benar tertahan melihat kesungguhan di wajah Luciano. Pria itu seolah tak butuh mempertimbangkan un
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-03
Baca selengkapnya

48b. Mad Dog Pinky

"Jadi kau benar-benar tak tahu siapa aku?"Kening Ibra berkerut, menatap Luciano dan Anne bergantian. "Ada apa, Anne?""Aku akan mengingatkanmu." Luciano memberikan satu isyarat mata pada Faraz, yang merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya. Anne yakin yang ditunjukkan Faraz adalah rekaman yang sama yang ditunjukkan padanya beberapa saat yang lalu.Semakin Faraz melihat, wajah pria itu semakin memucat. Berjuang keras menampilkan ketenangan, meski bibirnya bergetar hebat. "L-lalu apa hubungannya rekaman itu denganku?"Faraz mendengus. "JK?"Seorang pengawal masuk, membawa jaket yang tadi disimpan Anne di lemari pakaiannya dan memberikannya pada Faraz. "Ini milikmu, kan?"Ibra tampak menelan ludahnya, melirik ke arah Anne yang rautnya diselimuti ketidak berdayaan bercampur sesal. Dan genangan yang mulai memenuhi kelopak mata wanita itu. "Y-ya. Lalu?""Kau tahu apa artinya, Tuan Maharth yang terhormat." Bibir Faraz menipis dengan gemas bercampur kesal."Jaket itu tidak mungkin dibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-03
Baca selengkapnya

49a. Gadis Kecil Anne

Anne memejamkan matanya, menunggu rasa sakit menghantam bagian belakang tubuhnya. Tetapi rasa sakit itu tak pernah datang, pinggangnya ditangkap oleh lengan kekar. Mendarat di lantai dengan mulus, menyusul suara bedebum yang cukup keras.Luciano menggeram, tubuhnya berbaring di lantai dengan lengan di pinggang dan lengan lainnya melingkari dada. Memeluk tubuh Anne erat-erat. Bisa-bisanya wanita ini bersikap dengan begitu ceroboh dan membahayakan anaknya yang berada dalam kandungan wanita itu.Kedua mata Anne terbuka dengan perlahan. Menatap langit-langit ruangan dengan napas yang terengah penuh kelegaan. Meski ia tahu tubuh di bawahnya menguarkan amarah yang begitu besar. Untuknya."Benar-benar kau, Anne," geram Luciano. Membawa wanita itu bangkit berdiri dengan mencengkeram lengan bagian atasnya. Menyeretnya menuju sofa dan mendorong terduduk dengan gerakan yang kasar meski tidak cukup untuk menyakiti wanita itu.Anne menatap Ibra yang masih terlihat syok, kedua matanya menyorotkan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-04
Baca selengkapnya

49b. Gadis Kecil Anne

"Kau sungguh tak tahu siapa yang menculik ketiga anak buahku?" Mata Luciano menyipit tajam. Menusuk tepat ke arah Ibra yang duduk di kursi dengan kedua kaki dan tangan yang diikat ke belakang. Rahangnya masih memerah karena perbuatannya. Sialan, setelah semua kekacauan anak ingusan ini untuk mengusiknya, ia hanya bisa memberikan hukuman seringan itu."Aku tak melakukan hal serendah itu," jawab Ibra dengan penuh kesal. "Lagipula aku tak kekurangan perhatian seorang wanita."Luciano mendengus akan kalimat tambahan Ibra. Termasuk perhatian Anne untuk anak ingusan ini."Sebenarnya kau juga berhutang padaku." Ibra mencoba bersikap berani. Yang mendapatkan dengusan mengejek dari Faraz. Pria itu tak peduli dengan reaksi Faraz, malah mengangguk dengan mantap dan penuh keyakinan. "Ya, akulah yang membujuk Anne untuk menerimamu dan pernikahan kalian. Memberinya nasehat untuk merelakan Eshan. Sedikit banyak, aku ikut andil dalam keutuhan rumah tanggamu."Luciano nyaris tak bisa menahan tawa akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-04
Baca selengkapnya

50a. Terpergok

Dokter baru saja berbelok di baik partisi ketika kedua mata Anne bergerak-gerak pelan. Perlahan terbuka dan kesadarannya mulai kembali. Luciano duduk di pinggiran tempat tidur, memijit lembut tangan Anne untuk memberikan sedikit rangsangan agar sepenuhnya sadar.Kepala Anne masih terasa pusing, meski tidak begitu intens. Ingatannya kembali menelaah bagaimana ia bisa berakhir di tempat tidur."Minum," perintah Luciano sembari membantu Anne bangun terduduk. Mendekatkan gelas air putih hangat ke bibir sang istri. "Lebih baik?"Anne tak mengangguk. Ada pertanyaan yang masih mengganjal di dadanya. "Apa benar yang dikatakan oleh Ibra?" Suaranya terdengar begitu lemah."Luciano meletakkan gelas yang masih berisi setengah ke nakas. Bangkit berdiri dan sekali lagi memerintah dengan ketegasan yang sedikit lembut. "Istirahatlah. Dokter menyuruhmu untuk istirahat dan menenangkan pikiranmu."Anne menangkap pergelangan tangan Luciano. "Kenapa penculik itu memiliki tato namaku? Kenapa dia mengincark
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-05
Baca selengkapnya

50b. Terpergok

"Ya.""Ya, aku mendengarnya.""Apa yang dikatakan Luciano padamu? Apa kau baik-baik saja?""Hanya salah satu musuhnya dan Luciano akan mengurusnya. Dia pasti akan mengurusnya, dia juga pasti memiliki banyak musuh, kan? Dan mengenai tato itu, sepertinya hanya untuk mengusik Luciano, kan?"Ibra tak langsung berkomentar. Pria itu jelas tak seyakin Anne. Ia merasa masalah ini tak akan berakhir dengan mudah dan sesederhana itu. Ibra merasa ada yang aneh dengan sang penculik. Seolah ada sesuatu yang mengganggunya."Ibra? Ibra?! Kau masih di sana?"Ibra mengerjap, tersadar dari lamunannya. "Ya. Aku di sini."Anne mendengar langkah dari arah pintu kamar mandi. "Sepertinya aku harus menutup panggilanku. Aku akan menghubungimu lagi.""Oke. Sampai jumpa."Anne menurunkan ponsel dan memutus panggilan tersebut, kemudia melihat Luciano yang melangkah keluar dari kamar mandi. Pria itu menyeberangi ruangan tanpa menoleh ke arahnya. Langsung menghilang di balik partisi.Anne menghela napas. Merasa tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status