Semua Bab Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Bab 61 - Bab 70

161 Bab

39b. Kebusukan Reene

"Maka buat itu menjadi mungkin.""Beri aku waktu sedikit lebih banyak.""Kau sudah mendapatkan lebih banyak yang pantas kau dapatkan.""T-tapi ...""Kau tahu aku tak suka satu kata itu," pungkas Luciano dan Faraz segera terbungkam."Bagaimana dengan kecelakaanku.""Ada yang merusak rem. Aku sudah mengecek CCTV halaman parkir keluarga Sebastian. Pelakunya memakai topeng. Tapi ..." Faraz terdiam. Tampak berpikir dan mempertimbangkan. "Kupikir dia adalah salah satu tamu. Pria itu mengenakan kemeja yang rapi. Sepatunya .... sepatunya jelas bukan sepatu biasa.""Rekamannya?""Aku sudah mengirim ke ponselmu."Luciano mengangguk. Ya, ia ingat ada beberapa pesan yang belum dibukanya. Tetapi pandangannya masih melekat pada raut Faraz yang lebih serius dari sebelumnya. "Kenapa?"Faraz tak langsung menjawab. Menatap lebih dalam kedua mata Luciano. "Entah kenapa, aku tiba-tiba memikirkan Lionel."Tubuh Luciano seketika menegang. Keduanya diam dalam keheningan. Tenggelam dalam pikiran masing-masin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-25
Baca selengkapnya

40a. Sebuah Maaf

Langkah Anne seketika berhenti. Luciano berbalik dan memutar pundak Anne sehingga keduanya saling berhadap-hadapan. Kemarahan terlihat jelas di kedua mata Luciano ketika mengulang pertanyaan untuk ketiga kalinya. "Kenapa kau tak mengatakannya padaku?"Anne terdiam. Toh semua itu juga tak merubah apa pun yang sudah terjadi. Keguguran itu sudah terjadi."Kenapa kau tak mengatakannya padaku, Anne?" Ada tekanan yang begitu kuat dalam suara Luciano. Juga lebih keras dan diselimuti kegusaran."Aku tak ingin membuang waktu untuk menjelaskan pada orang yang tak akan mempercayaiku. Sejak awal kau sudah menghakimiku, ingat?"Luciano terbungkam. Menatap wajah Anne yang sama sekali tak terpengaruh dengan kebusukan Reene yang sudah terbongkar. "Kau bekerja sama dengan Anne? Kau tahu makanan itu akan membunuh kandunganmu?"Anne menyentakkan tangan Luciano dari pundaknya dan pandangannya mengeras. Terlihat begitu kesal kemudian berjalan dan duduk di pinggiran tempat tidur. Lagipula semua itu juga bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-26
Baca selengkapnya

40b. Sebuah Maaf

Satu jam kemudian, keduanya duduk di dalam mobil yang akan membawa mereka pulang. Tak ada pembicaraan di sepanjang perjalanan. Begitu duduk di kursi penumpang, rasa kantuk menghampiri Anne dan wanita itu terlelap. Hingga sampai di rumah setengah jam kemudian.Luciano mematikan mesin mobil. Menatap ke samping dengan senyum yang terulas. Wajah Anne terlihat begitu tenang, dan sangat cantik. Tangannya terulur, menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajah Anne ke balik telinga dengan sangat hati-hati agar tak sampai membangunkan sang istri. Ya, setiap malam Anne kesulitan tidur, Membuat wanita itu di siang hari akan mengantuk kapan pun dan di mana pun. Bahkan tak jarang merasa lapar di tengah malam dan turun ke lantai satu untuk makan. Setelah perutnya kenyang, barulah wanita itu bisa tertidur. Yang kemudian kembali dimuntahkan di pagi hari. Luciano tak mengira ternyata kehamilan bisa menjadi serumit ini, tetapi dokter mengatakan gejalan ini akan menghilang setelah memasuki usia kehamil
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-26
Baca selengkapnya

41a. Sang Penculik

Eshan mengangkat wajahnya dari berkas pasien yang ada di mejanya. Keningnya sedikit berkerut dengan kemunculan Esther yang melenggang masuk ruangannya.Sejenak wanita itu mengamati seluruh isi ruang kerjanya, kemudian memutuskan untuk duduk di sofa panjang yang menghadap langsung ke arah Eshan. Dengan kedua kaki dan lengan yang disilangkan, lengkap dengan keangkuhan yang anggun."Sepertinya kau memiliki sebuah keluhan."Senyum Esther mengembang. Dengan sorot yang begitu dalam, ia mulai berbicara. Langsung menyerang pada pokoknya. "Seberapa banyak kemungkinan untuk memisahkan Luciano dan Anne?"Eshan terdiam, menangkap makna yang tersirat dalam tatapan Esther. "Apakah semua rencanamu berakhir gagal?"Esther tak mengangguk, tetapi keterdiamannya sudah jelas sebagai jawaban ya. "Kau masih menginginkan Anne, kan?"Eshan bangkit berdiri, memutari mejanya dan duduk di sofa tunggal yang berseberangan dengan Esther. Tanpa menjawab pertanyaan Esther meski ia tahu dirinya masih dan akan selalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-27
Baca selengkapnya

41b. Sang Penculik

"Aku sudah pernah mengatakan padamu, kan? Kalau ingatanku sudah kembali. Sepenuhnya," lanjut Esther di tengah keheningan yang menyelimuti keduanya cukup lama.Eshan masih terdiam di tempatnya. Eskpresi pria itu begitu tenang dan terkendali meski ia tahu Esther kini memegang satu-satunya rahasia kelamnya. Ketidak tenangan mulai merambati dadanya, tetapi masih bisa ia kendalikan dengan baik."Termasuk pria yang menculikku sepuluh tahun yang lalu."Eshan tetap bergeming. Kedua mata mereka saling bertatapan"Entah ini sebuah kebetulan atau takdir, entah nama itu merujuk hanya pada sebuah nama orang lain atau orang yang sama. Aku tahu kau bukanlah Eshan Sebastian yang asli."Seringai tersamar di ujung bibir Eshan. Semakin Esther bicara, membuat kegelapan di kedua mata pria itu semakin pekat."Wajahmu memang terlihat asing. Tetapi aku bisa merasakan sesuatu yang menakutkan setiap kali berdekatan denganmu. Sekarang aku mengerti alasannya. Kaulah yang menorehkan ingatan terburuk di kepalaku."
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-27
Baca selengkapnya

42a. Tak Seburuk Itu

Anne sedang berdiri di balkon lantai dua ketika melihat ketiga wanita yang keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Ketiganya terlihat jauh lebih dari ketika terakhir kali mereka berpapasan di dalam rumah. Bahkan Luciano tak ingin dirinya tahu tentang siapa ketiga wanita itu. Sudah tentu ada yang tak beres, tetapi Anne berusaha acuh karena bukan urusannya."Apa yang kau lakukan di sana, Anne?" Suara memanggil Luciano mengalihkan perhatian Anne. Wanita itu menoleh dan Luciano sudah berada di belakangnya. Menangkap pinggangnya untuk mendapatkan sebuah ciuman di bibir. Anne ingin merasa risih, tetapi bahkan tubuhnya sudah merasa terbiasa dengan sentuhan-sentuhan yang selalu berusaha Luciano dapatkan darinya. Pria itu seolah tak ingin melewatkan kesempatan sekecil apa pun untuk memuaskan nafsunya begitu melihatnya.Hanya dalam sepersekian detik, ciuman itu tentu saja menjadi lumatan yang dalam. Tetapi kemudian Luciano tiba-tiba menghentikan lumatan tersebut dan mengurai pelukannya. "M
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

42b. Tak Seburuk Itu

Jika memang ingin mengancam seseorang, seharusnya penculik itu menggunakan istri atau anak. Tetapi mengingat kedua orang tua Luciano yang sudah meninggal, dan pria itu juga tidak –belum- memiliki anak. Satu-satunya yang akan menjadi sasaran penculik itu seharusnya dirinya. Meski bulu kuduknya meremang membayangkan dirinya akan menjadi target penculikan, tapi itulah yang biasanya terjadi, kan?Atau mungkin penculik itu tahu hubungannya dan Luciano tidak seperti pada normalnya hubungan pasangan suami istri? Dirinya hanyalah pion. Ah, mendadak Anne teringat Esther. Ya, seperti yang dikatakan oleh Luciano. Pernikahannya dan Luciano hanyalah dalih untuk melindungi Esther. Hati Anne merasakan cubitan yang keras oleh tangan tak kasat mata.Kepala Anne mendadak pusing. Antara kecurigaan dan sikap Luciano yang mendadak berubah lebih bersahabat. Tak ada lagi ketegangan di antara mereka dan bahkan pria itu memberinya kebebasan meski masih mengawasinya secara ketat."Setelah apa yang dilakukannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

43. Kecemburuan

Anne bertanya-tanya tentang sikap Eshan yang mendadak lebih pendiam seperti ini. Apakah Eshan marah karena ia sengaja mengabaikan pesan yang dikirim oleh pria itu? Sepertinya memang hanya itu satu-satunya alasan yang membuat Eshan berhak marah padanya. Ia memang sengaja menghindari pria itu. Karena Luciano.Lift berhenti dan pintunya bergeser terbuka. Eshan kembali menangkap tangan Anne dan membawa wanita itu keluar. Keduanya menaiki tangga darurat dan udara malam berhembus meneroa tubuh keduanya ketika keluar dari pintu atas gedung.Saat itulah Eshan melepaskan pegangannya dan terus melangkah ke pinggiran atap gedung. Menyandarkan tubuhnya di pagar beton. Anne menatap punggung Eshan di antara keremanangan pencahayaan, kemudian memutuskan untuk bergabung bersama pria itu.Udara malam yang dingin menembus gaun malam tanpa lengannya tersebut. Menusuk ke dalam kulitnya tetapi Anne mengabaikannya. Ia berdiri di samping Eshan. Menatap langit malam yang bertabur bintang. Berbanding terbalik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

44. Pelampiasan

Anne melepaskan sabuk pengaman dan menuruti perintah Luciano. Tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk membantah."Tidak adakah yang perlu kau jelaskan padaku?" Luciano segera mencecarnya begitu mobil mulai melaju meninggalkan halaman gedung apartemen Esther.Anne menjilat bibirnya yang kering. "Kami hanya ...""Jangan memberiku jawaban tolol semacam itu lagi, Anne. Aku tahu kalian tak hanya bicara."Anne menatap kemarahan di kedua mata Luciano yang semakin pekat dan menutup kembali mulutnya. Rasanya jawaban apa pun tak akan melegakan kemarahan Luciano."Kau sangat tahu aku membenci pengkhianat, Anne. Jangan kau pikir karena kau istriku dan tengah mengandung anakku, itu membuatmu merasa begitu special dan bisa melakukan apa pun sesuka hatimu. Aku memberimu sedikit kebebasan untuk hal sialan ini. Apa kau mengerti?"Anne masih membungkam. Rasanya ingin berteriak sendiri di depan wajah Luciano tentang sikap pria itu sendiri pada pernikahan mereka. Luciano mengatakan lebih memilih pernik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya

45. Sedikit Bersenang-Senang

"Jangan berpikir terlalu jauh, Anne. Papamu baik-baik saja. Dokter mengatakan perkembangannya sangat baik akhir-akhir ini, kan? Bahkan lusa sudah bisa pulang ke rumah." Ibra menepuk pundak Anne pelan. Keduanya berdiri di lift, yang baru saja berhenti di lantai satu. Pintu bergeser terbuka dan mereka melangkah keluar."Aku merasa firasat buruk akhir-akhir ini membuatku tak bisa tenang," desah Anne pelan. Suaranya diselimuti kegelisahan yang masih melekat sejak mendengar pesan papanya. "Kenapa papa harus menyerahkan perusahaan secepat itu pada Luciano?""Karena Luciano mengurusnya dengan sangat baik."Sekali lagi Anne mendesah dengan berat. "Kenapa pula Luciano harus tertarik pada perusahaan papa? Apakah menurutmu ini salah satu tujuannya memaksa perjodohan ini?""Ck, kau pikir papamu akan memberikan perusahaan semudah itu pada suamimu tanpa sebuah syarat?"Anne menoleh pada Ibra. Matanya menyipit tajam dan penuh tuduhan yang begitu kental. "Kau tahu sesuatu?"Ibra menghela napas, dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status