All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 81 - Chapter 90

161 Chapters

51a. Hukuman Untuk Ibra

Tubuh Anne menegang dan wajahnya yang memerah berubah pucat hanya dalam sepersekian detik. Luciano yang menyadari perubahan tersebut mengikuti arah pandangan Anne. Dengan seringai kepuasan yang tersungging angkuh di ujung bibirnya. Lilitan lengannya di pinggang Anne yang sempat melonggar, kembali mengetat. Menarik tubuh Anne keluar dari lift sembari memberikan satu anggukan singkat pada Eshan. Keduanya berjalan meninggalkan Eshan yang berdiri membeku di depan lift. Gemuruh kecemburuan memenuhi dada Eshan, kedua tangannya terkepal kuat dengan kedua mata yang membara. Menatap punggung keduanya yang menghilang di ujung lorong. “Tidak bisa seperti ini,” desisnya dalam geraman yang dalam. “Anne hanya milikku. Harus menjadi milikku dan hanya akan menjadi milikku,” sumpahnya. *** “Kau masih terpengaruh olehnya?” dengus Luciano menatap ke sisi wajah Anne yang menghindari tatapannya sejak keluar dari dalam lift. Tubuh wanita itu juga masih menegang di dalam lengannya. “M-maafkan aku. Aku
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

51b. Hukuman Untuk Ibra

Napas Anne tertahan mendengar kalimat tersebut. Jantungnya berdegup dengan kencang, beruntung kedua telapak tangannya menahan dada Luciano, sehingga pria itu tidak bisa secara langsung merasakan degupan tersebut. Keduanya saling berpandangan dengan begitu intens selama beberapa saat, yang membuat Anne mendadak gugup dan mendorong tubuh besar Luciano menjauh. “A-aku akan bersiap,” ucapnya sembari menghindari tatapan Luciano. Menyelinap di antara lengan pria itu dan mendahului masuk ke dalam rumah dengan langkah terburu. Anne menyeberangi ruangan dengan cepat. Seolah Luciano mengejarnya. Menaiki anak tangga dengan langkah tidak sabaran dan melesat masuk ke dalam pintu kamar mandi. Menutup pintunya rapat dan bersandar di sana. Salah satu tangannya menggenggam gagang pintu sedangkan telapak tangannya yang lain menempel di dada. Merasakan degupan tersebut masih begitu kencang. Entah karena berjalan dengan terburu ataukah oleh penyebab yang lain. Ciuman Luciano? Tatapan Luciano? Atau … si
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

52a. Perasaan Apa Ini?

Anne benar-benar merasa tersanjung ketika Luciano membawanya makan malam romantis di restoran mewah yang disewa sepenuhnya oleh pria itu. Membuat Anne tak bisa menahan perasaan istimewa yang diberikan Luciano untuknya. Tak hanya itu, pria itu bahkan memberinya sebuket besar bunga mawar yang senada dengan pakaiannya. “Kau suka?” Luciano menunduk dengan kedua tangan di pinggang Anne. Keduanya saling berhadap-hadapan dengan buket bunga dipegang Anne di antara keduanya. Anne mengangguk, mengangkat wajahnya dan menatap wajah Luciano. Yang rasanya semakin hari terlihat semakin tampan. Menciptakan degupan di dada yang semakin tak terkendali. Anne mengerjap dengan gugup akan tatapan Luciano yang semakin intens. Hingga kemudian Luciano memutus kontak mata tersebut dengan jarak yang semakin menipis dan menempelkan bibir keduanya. Kedua kaki Anne selemah jeli. Tetapi berat tubuhnya tertahan oleh kedua tangan Luciano. Ada yang berbeda dengan ciuman kali ini. Ciuman Luciano terasa begitu lembut
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

52b. Perasaan Apa Ini?

Kening Anne berkerut. Ada obsesi yang begitu pekat dalam jawaban tersebut. “Kau terobsesi dengan kecantikanku?” Suara Anne terdengar mengambang. Ragu apakah itu pertanyaan atau pernyataan. Dan ia tak bisa menahan kecewa yang terselip di antara suaranya. “Mungkin ya.” Jawaban Luciano terdengar begitu ambigu. Tetapi kemudian ia menambahkan. “Mungkin juga tidak. Aku bahkan tak peduli jika kau menghancurkan wajahmu hanya untuk melawanku. Aku tak benar-benar peduli. Aku hanya peduli kau tidak terluka. Tidak menyiksa dirimu sendiri karenaku.” Anne terhenyak. Jawaban Luciano tak pernah diduganya, yang menciptakan debaran di dadanya semakin memenuhi dadanya. “Di mataku, kau akan selalu terlihat cantik dan sempurna.” Anne tersenyum. Apakah Luciano mencintainya? “Apakah itu cinta?” Luciano seolah membaca pikirannya dengan tepat. Wajah pria itu miring ke samping dengan kerutan di kening. Seolah ikut memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut. “Kau tahu aku tak benar-benar memahami perasaan
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

53a. Wanita Dan Pria Lain

“Terima kasih, Eshan,” ucap Anne lirih, meski bertanya-tanya dengan kemunculan Eshan di tempat ini. Seolah pria itu memang tengah menunggunya di sini. Tapi … bukan seluruh tempat sudah disewa oleh Luciano untuk dua jam ke depan? Eshan menampilkan senyumnya, kemudian mengeluarkan botol kecil berwarna putih yang berisi cairan bening. “Ini akan membuatmu lebih baik?” Kening Anne berkerut, menatap botol di tangan dan wajah Eshan bergantian. “A-apa itu, Eshan?” Eshan meringis tipis. “Maafkan aku, Anne. Aku terpaksa melakukan ini untuk bicara denganmu.” “Apa maksudmu?” “Aku memasukkan sesuatu di makananmu.” Kedua mata Anne seketika melebar, melangkah mundur dengan kedua tangan memegang perut. “Apa?” Eshan tentu saja menyadari kegelisahan yang dirasakan oleh Anne. Wanita itu terlihat begitu khawatir dengan kehamilannya. Kemudian ia menggeleng dengan cepat. “Itu tidak berbahaya untuk kandunganmu. Hanya sedikit ramuan untuk memicu mual.” Anne benar-benar tak percaya dengan apa yang Es
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

53b. Wanita Dan Pria Lain

Keduanya pun melangkah ke pintu keluar dengan pelukan yang begitu mesra. Dan seolhah baru saja Anne merasa tenang mereka meninggalkan restoran tanpa Luciano tahu tentang kenekatan Eshan, keduanya dikejutkan dengan keberadaan Esther. Wanita itu bersandar di bagian pintu mobil, yang merupakan satu-satunya mobil yang terparkir di depan restoran. Seolah menunggu kemunculan mereka berdua dengan bosan. Anne merasakan pelukan lengan Luciano yang semakin menguat ketika menyadari keberadaan sang mantan. Yang menyambut mereka dengan kedua tangan bersilang dada dan senyum yang tertampil sempurna di wajah cantik wanita itu. Esther bahkan mengenakan gaun malam yang cukup seksi, kerah V yang cukup rendah dan bagian punggung yang tereskpos sempurna. Panjang gaun hampir mencapai mata kaki tetapi memiliki belahan hingga di tengah paha, menampilkan kaki wanita itu yang jenjang. Penampilan Esther bahkan jauh lebih memesona ketimbang dirinya. Yang mendadak menciptakan ketidak percayaan diri di hati Ann
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

54a. Semakin Membaik

54. Semakin MembaikSepanjang sisa perjalanan, Anne sama sekali tak membuka suaranya. Kepalanya bersandar di jok dengan wajah mengarah ke jendela mobil. Kesal, tetapi ia berusaha terlalu keras untuk mengabaikan kecemburuan yang merebak memenuhi dadanya. Ia sama sekali tak berhak meminta penjelasan pada Luciano tentang keriuhan di dadanya yang disebabkan kata-kata Esther.“Kau baik-baik saja?” Sekali lagi Luciano bertanya untuk yang ke lima kalinya setelah lebih dari setengah jam mobil meninggalkan restoran. Luciano pikir karena Anne yang masih tak enak badan sehingga wanita itu tampak lebih diam. Tapi … bukankah Anne memang selalu menjadi pendiam jika tidak ada hal apa pun yang perlu dijadikan alasan untuk menjadi keras kepala.Sejak kecelekaan itu Anne memang mulai bersikap lebih baik padanya. Menjadi begitu penurut tanpa tuntutan darinya. Dan bahkan lebih baik setelah ia melepaskan Ibra dengan hati pemaafnya.Hanya butuh memiliki orang-orang di sekitar wanita itu dan ia akan berhasi
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

54b. Semakin Membaik

Kecepatan mobil perlahan berkurang dan berhenti sejenak ketika pintu gerbang terbuka. Mulai memasuki halaman rumah dan benar-benar berhenti tepat di depan teras. Luciano turun lebih dulu dan membantu Anne. Keduanya langsung pergi ke area dapur. “Duduklah. Kau ingin apa?”Kening Anne berkerut dengan pertanyaan Luciano.“Aku sudah menyuruh koki untuk pulang karena kita makan malam di luar.”“Aku akan membuatnya sendiri.”“Duduklah. Aku yang akan melakukannya.” Luciano membawa Anne duduk di kursi bar. “Katakan saja apa yang kau inginkan?”“Kau bisa masak?” Anne menatap Luciano penuh keraguan.Luciano hanya menyeringai tipis. “Katakan saja.”Anne tampak berpikir, masih dengan tatapan ragunya yang begitu pekat pada Luciano. Tak ingin menyulitkan pria itu lebih banyak, sepertinya … “Telur saja.”Salah satu alis Luciano terangkat. “Kau jelas meragukan kemampuanku, ya?”Anne tak menyangkal tuduhan yang diberikannya pada Luciano. Ya, bagaimana mungkin ia percaya seseorang seperti Luciano tahu
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

55. Sebentar Lagi

Dua bulan kemudian … Hubungan Luciano dan Anne membaik. Anne tak lagi bersikap dingin untuk semua perhatian yang diberikan Luciano sebagai seorang suami dan calon ayah bagi anaknya. Dan meski Anne tak siap di awal kehamilannya yang direncanakan dengan keterpaksaan, perlahan ia mulai menerima janin yang tengah bertumbuh di dalam rahimnya. Ikatan ibu dan anak, dan naluri keibuannya mulai tumbuh seiring berjalannya waktu. Anne baru saja mengurus morning sicknessnya ketika Luciano muncul dari balik pintu. Kepalanya terasa pusing, tapi sepertinya karena rasa lapar yang selalu muncul lebih awal. Pria itu mengamblil tisu dan menyeka sudut bibir Anne. “Kau baik-baik saja?” Anne mengangguk. “Hanya lapar.” “Kita makan dulu sebelum bersiap ke rumah sakit.” Kening Anne berkerut. “Rumah sakit?” “Ya, hari ini jadwalmu kontrol ke rumah sakit, bukan?” Anne mengangguk. Anne bahkan lupa hari ini jadwalnya. Dan memang Lucianolah yang lebih antusias memperhatikan kehamilannya. “Apa kau tidak sibuk
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

56a. Kepercayaan

“Ada apa?” tanya Anne, menatap sisi wajah Luciano yang tampak membeku. Luciano berbalik, menatap punggung Eshan yang berjalan menjauh, menghampiri Esther dan keduanya berhenti di depan lift. Keningnya berkerut dalam, mencoba berpikir lebih dalam. Ia tak begitu peduli apa pun tentang Eshan, tetapi aroma parfum pria itu kali ini tercium berbeda daripada biasanya yang ia tangkap ketika berada di sekeliling Eshan Sebastian. Tentu saja ia sangat menghafal aroma yang beberapa kali pernah menjejak di tubuh Anne. Penciumannya memang begitu tajam. “Ada apa, Luciano?” Anne mengulang pertanyaannya. Sedikit menggoyang pelan lengan Lu ciano yang masih membeku, bahkan ketika Eshan dan Esther sudah menghilang di balik lift. Luciano mengerjap, tersadar dari lamunannya dan menggeleng. “Tidak.” Jawaban tidak Luciano tentu saja malah menciptakan kerutan di kening Anne. Luciano menatap wajah bengong Anne dan mendesah pendek. “Tidak ada. Ayo,” jawabnya lagi sembari menarik Anne dan melanjutkan langk
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status