All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 91 - Chapter 100

161 Chapters

56b. Kepercayaan

“Ada apa?” Luciano menyentuh pundak Anne, mengamati kesedihan yang tampak jelas di kedua mata wanita itu, bercampur dengan keheranan. Anne tersadar dan menoleh ke samping. “Mama dan papa tidak ada di rumah.” “Benarkah?” Anne mengangguk. “Tapi … aku merasa ada yang aneh.” “Aneh?” Salah satu alis Luciano terangkat, menunjukkan perhatian yang lebih. Anne mengangguk lagi. “Tentang apa itu?” “Mama dan papa sedang ada di resort. Liburan. Atau … semacam itu.” Luciano mendengarkan dengan seksama sembari mengangguk. Mengamati keraguan yang menyelimuti permukaan wajah Anne. Anne jelas memiliki alasan yang bagus untuk merasa seperti itu, meski ia tak bisa mengatakan apa pun. Keadaan Johnny Lucas memang tak cukup baik. Terutama setelah … “Tapi … aku merasa …” Anne tak melanjutkan. Ada kegamangan dalam suaranya. Luciano mengerjap, pikirannya kembali terpusat pada Anne dan mencoba menenangkan sang istri. “Itu hanya perasaanmu saja, Anne. Semuanya pasti baik-baik saja.” Luciano merangkul p
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

57a. Kabar Duka

Rasanya Anne baru saja terlelap ketika merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya dari belakangnya. Senyum melengkung di bibirnya dengan mata yang masih terpejam, merasakan tubuhnya ditarik ke belakang dan di depak semakin dalam. “Kau datang?” gumamnya lirih di antara kantuk yang masih melekat. Merasakan kecupan mendarat di ujung pundaknya dan merambat di cekungan leher. “Hmm. Tidurlah. Aku tak akan mengganggumu,” bisik Luciano. Jam di dinding sudah menunjukkan lewat tengah malam. Sejak datang lima belas menit yang lalu, ia berusaha tak membuat suara sekecil apa pun agar tak membangunkan Anne. Karena tak biasanya wanita itu mendapatkan tidur nyenyak karena kehamilannya. Luciano merasakan napas Anne yang kembali teratur, menandakan wanita itu sudah terlelap lagi. Desahan lirih lolos dari kedua lubang hidungnya teringat kedatangannya ke rumah orang tua Anne. Keadaan Johnny Lucas semakin hari semakin memburuk. Julia melarangnya memberitahu Anne karena Anne sendiri juga beberapa k
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more

57b. Kabar Duka

“Apakah itu sebuah senyuman?” Pertanyaan Ibra mendadak menyela di antara lamunan Anne yang sedang duduk bersantai. Pandangannya mengarah ke halaman belakang dengan langit yang cerah. Siang hari tetapi cuaca terasa begitu menyejukkan. Ataukah …perasaan Anne saja yang terasa secerah ekspresi di wajahnya? Anne mengerjap dan menoleh ke samping. Ibra duduk di kursi sampingnya sembari meraih satu butir anggur di meja dan langsung melahapnya. “Ibra?” “Ya, siapa lagi.” Ibra mengedikkan bahu. Mulutnya bergerak menguyang sembari menyandarkan punggung di sandaran dengan kedua tangan bersilang di belakang kepala. “Kau datang sendirian?” “Bersama Faraz.” “Apa Luciano juga pulang?” tanya Anne sambil menengok ke arah pintu di belakang mereka. Seingatnya tadi pagi Luciano tak mengatakan akan pulang saat makan siang. Anne pun menegakkan punggung hendak bangkit berdiri untuk melihat sang suami. “Dia sedang bicara dengan Faraz di lantai tiga. Sepertinya ada sesuatu yang serius. Faraz menyuruhku pe
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more

58a. Pemakaman

Luciano muncul begitu Ibra memasuki ruang santai dengan Anne yang berada dalam gendongannya. “Ada apa?” Ibra tak menjawab, berbelok hendak mendekati sofa panjang. Tetapi Luciano menahannya dan membawa tubuh Anne dalam gendongannya. Langsung menuju lift ke lantai dua dan membaringkan Anne di tempat tidur. Telapak tangannya bergerak menepuk lembut pipi Anne. Ada air mata yang masih membasahi area sekitar mata wanita itu. “Vino baru saja menghubungiku.” Ibra terduduk lemas di sofa di ujung ranjang. Suara Ibra membuat Luciano menoleh. Bertatapan dengan kepedihan yang menyelimuti kedua mata pria itu. “Anne sudah tahu?” Ibra mengangguk lemah. Ya, seseorang juga pasti sudah memberitahu Luciano. Kedua tangannya membekap wajahnya, menahan kepalanya yang tertunduk dalam. “K-kenapa ini bisa terjadi?” Ia bisa merasakan kedua ujung matanya yang diresapi oleh rasa basah. Luciano mendesah pelan. Semua terjadi begitu mendadak dan tak terduga. “Tak hanya papanya, bagaimana mungkin ini terjadi,
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

58b. Pemakaman

Luciano mendesah pendek. “Lakukan saja apa yang perlu dilakukan Faraz. Itu hanya masalah kecil. Pastikan saja mereka menghilang dari negara ini.” Faraz mengangguk meski tampak tak yakin dengan keputusan Luciano. Kekacauan Anne benar-benar memengaruhi Luciano begitu besar. “Aku akan mulai mengurus perusahaan ayah Anne setelah kami kembali pulang. Sementara kau yang memantau semuanya dari jauh dengan Ibra,” perintah Luciano memungkasi pembicaraan sambil bangkit berdiri. Faraz mengangguk. “Kapan kau akan membawanya kembali pulang?” Luciano menggeleng tak tahu. “Semakin lama dia di sini hanya akan membuatnya tak bisa melupakan kematian kedua orang tuanya, Luciano.” Luciano tahu, tetapi ia masih tak tahu bagaimana cara membujuk Anne untuk kembali pulang ke rumah mereka. Anne benar-benar seperti mayat hidup. Tubuh wanita itu terlihat seperti kehilangan berkilo-kilo berat badannya. Apa yang dikeluarka lebih banyak dari yang berhasil masuk ke mulut. Susah payah ia membujuk untuk memasuk
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

59. Pengkhianatan

“Rasanya tak seenak buatanmu, meski aku melakukannya seperti yang kau ajarkan,” ucap Anne meletakkan piring berisi omelet di hadapan Luciano sebelum duduk di kursinya sendiri. Luciano mengernyit, menatap sejenak omelet buatan Anne dan beralih pada raut wajah sang istri yang terlihat baik-baik saja. Hanya di permukaan. Ia tahu kedua mata Anne masih menyiratkan duka yang mendalam. Tadi pagi ia terperanjat ketika bangun tidur dan tak menemukan Anne di sisinya padahal ia tidak bangun terlambat. Ia pun bergegas mencari keberadaan wanita itu di kamar mandi dan balkon serta kolam renang dengan cemas memikirkan kemungkinan Anne akan bertindak nekat. Tetapi segera merasa lega ketika pelayan mengatakan Anne di dapur, membantu menyiapkan makan pagi. Dante pun bergegas mencuci muka dan turun ke lantai satu, menemukan Anne yang baru saja keluar dari area dapur. Sepertinya memang wanita itu sengaja menyibukkan diri untuk berusaha melupakan kematian kedua tuanya. “Kau tidak suka?” tanya Anne lag
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

60. Pengkhianatan Besar-Besaran

“Jadi … selama ini papa dirawat di rumah?!” Suara tercekat Anne nyaris mencekik lehernya sendiri. Miranda terdiam, wajah kepala pelayan itu membeku, tampak menahan sesuatu yang ingin diucapkannya. “Katakan yang sebenarnya, Miranda!” Suara Anne bercampur antara perintah dan permohonan. “Kalian semua menipuku mentah-mentah.” “Nyonya melarang saya ….” “Sekarang larangan itu tak berguna lagi. Mama dan papa sudah pergi dan aku bahkan tak tahu keadaan papa yang semakin memburuk.” Air mata jatuh ke pipi Anne. Tersedak tangisannya ketika menjerit frustrasi mendengar semua informasi tersebut. “Beliau tak ingin membuat Anda merasa terbebani dengan keadaan beliau, Nona.” “Dengan melarangku menemani papa di saat-saat terakhirnya?” Anne benar-benar menyesal tak menghabiskan waktu lebih banyak dengan papanya. Sekali lagi tubuh Anne terduduk di kursi, kepalanya tertunduk dengan kedua telapak tangan meredam isakannya. Bagaimana mungkin ia tidak mengetahui semua ini? Bagaimana mungkin ia tidak
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

61. Kau Yang Membunuh Mereka?

“Darimana kau mendapatkan benda itu, Anne?” desis Luciano. “Itu bukan pertanyaan yang tepat.” Anne bangkit berdiri dan memutar tubuh ke arah Luciano. Keduanya saling berhadap-hadapan dengan ketegangan yang begitu pekat. Ujung mata Luciano memindai dengan waspada, dan sialan lantai dua adalah area pribadi, yang hanya orang-orang tertentu dengan ijinnyalah yang bisa naik ke atas. “Apa yang kau inginkan?” Anne mendengus geli dengan pertanyaan tersebut. “Kematianku? Tak ada gunanya aku hidup sekarang.” “Kau sedang hamil, Anne. Itu tidak akan menjadi kematianmu sendiri.” Luciano mencoba mengungkit tentang anak dalam kandungan wanita itu. Berharap naluri keibuan Anne lebih jernih ketimbang emosi dan pikiran wanita itu. “Apa kau masih begitu menginginkan anak ini?” Mulut Luciano seketika menutup. Tahu itu bukan hanya sekedar pertanyaan sederhana. Anne tahu dirinya menginginkannya. “Seberapa besar?” Luciano masih terdiam. Anne kemudian mengarahkan pistol di tangannya mengarah pada Lu
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

62. Hampa

Ketenangan yang tidak disukai menyambut kesadaran Luciano. Matanya terbuka dan dengan cepat ingatan terakhir melintasi benaknya. Anne cemburu dan berpikir dialah yang membunuh kedua orang tua wanita itu, kemudian dengan nekat menembaknya dengan pistol yang entah didapatkan darimana. “Kau sudah bangun?” Reene yang duduk menunggu di samping tempat tidur segera teralihkan. Luciano menyingkap selimut dan bangkit terduduk. “Apa yang kau lakukan, Luciano? Lukamu …” “Kau sudah mengeluarkannya, kan?” Reene tak mengangguk. “Tetap saja kau harus berbaring. Kau mengeluarkan banyak darah.” “Dan ada persediaan darah yang cukup untukku.” Luciano mencabut jarum infus yang menempel di punggung tangannya. Rasa sakit yang menusuk ia abaikan. Ia bangkit berdiri, tetapi rasa pusing menghantam kepalanya dengan keras dan membuatnya terhuyung. Reene membantu Luciano kembali duduk di pinggiran tempat tidur. “Di mana Anne?” Reene terdiam, merapatkan mulutnya. Luciano mengangkat wajahnya dan menatap
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

63. Mengambil Kembali

Anne hanya menjawab dengan gelengan untuk setiap pertanyaan yang dokter ajukan ketika memeriksa keadaan wanita itu. Tak ada keluhan apa pun yang dirasakannya dan ia merasa jauh lebih baik setelah dua hari berbaring di ranjang. Tubuhnya terasa pegal karena tak bebas bergerak, tetapi ia tak akan mengeluhkan semua kendala itu karena bagaimana pun naluri keibuannya berbicara lebih banyak. Menyisakan rasa bersalah yang teramat dalam. “Bagaimana kandungannya?” Luciano bertanya pada sang dokter. Anne membuang wajahnya ketika Luciano melepaskan pertanyaan tersebut. Ya, hanya anak ini yang perlu dipedulikan oleh pria itu, kan. Yang bahkan juga tak berani Anne sentuh untuk menghancurkan Luciano. “Detak jantungnya sudah kembali menguat. Untuk lebih detailnya, kami perlu memeriksa nyonya di ruangan dokter.” “Ya, lakukan saja. Pastikan semuanya baik-baik saja,” ucap Luciano dengan tanpa keraguan sedikit pun. “Baik, Tuan.” Dokter Eric mengangguk. “Saya akan mengatur jadwal pemeriksaan siang na
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status