All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 101 - Chapter 110

161 Chapters

64. Lionel Enzio

Luciano terkejut ketika sampai di ruang perawatan Anne, ia menemukan kesunyian yang menyambutnya. Bergegas ia ke kamar mandi dan masih belum menemukan sang istri, Luciano melangkah keluar. “Apakah istriku belum kembali?” tanyanya dengan suara membentak. Kedua pengawal yang berjaga menggeleng. Firasat buruk segera menyergap dada Luciano. Ia yakin melihat lift berhenti di lantai ini sebelum ia menyusul naik. Memberi waktu dan ruang bagi istrinya untuk sedikit bernapas melihat betapa kesulitannya wanita itu bernapas. “Temukan sekarang juga!” perintahnya kemudian berlari melintasi lorong menuju lift. Berhenti di setiap lantai dengan panik mencari sang istri. Setelah pencarian selama setengah jam bersama seluruh anak buah yang ia kerahkan dan tak membuahkan hasil, Luciano berdiri di ruang keamanan rumah sakit untuk memeriksa CCTV. Sebelum lift terbuka di lantai yang dipencet oleg Anne, rupanya lift sempat berhenti tiga lantai di atas, tetapi CCTV tertutup balon karena memang area peraw
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

65a. Menyemai Harapan

“Eshan?” Luciano dan Faraz serempak menoleh ke arah Ibra dan mengucapkan nama itu bersamaan. Keduanya tampak tercengang. Tak percaya sekaligus meragukan nama yang disebutkan oleh Ibra. Eshan Sebastian adalah anak tunggal pasangan Sebastian. Mereka hidup di lingkungan yang sama sejak bertahun-tahun. Dan bahkan papa Eshan adalah salah satu dewan direksi di rumah sakit Luciano. “Bagaimana mungkin?” Faraz menyangsikan Ibra. Menyesal mengatakan pada Luciano bahwa Ibra akan memberinya informasi yang penting. Dan ia sudah bersiap untuk menerima amukan Luciano, ketika tiba-tiba Luciano malah bertanya untuk menegaskan. “Kau yakin?” “Ya, aku yakin.” Ibra menunjuk pergelangan tangan Eshan yang membuka kap mobil, dalam beberapa detik, ia mengenali jam tangan tersebut karena modelnya yang unik. Dan itu adalah jam tangan edisi terbatas dan hanya ada tiga di negara ini. Jika saja bukan karena Anne, tak mungkin ia melewatkan kesempatan memiliki barang langka tersebut. “Itu adalah hadiah jam tanga
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

65b. Menyemai Harapan

Ia tak ingin percaya bahwa Luciano mengkhianatinya. Ia tak ingin percaya bahwa Luciano telah membunuh kedua orang tuanya. “Dia sudah mengkhianatimu, Anne. Diam-diam menemui Esther di belakangmu. Apalagi yang ingin kau pertahanan dalam pernikahan kalian?” Eshan terdiam sejenak, menatap wajah Anne yang masih dikentali oleh penolakan. Kening Anne mengernyit. Bagaimana Eshan mengetahui hubungan Esther dan Luciano di belakangnya. Tetapi … bukankah Luciano mengatakan kalau semua foto itu palsu? Kepala Anne berdenyut, siapa yang harus dipercayanya. “A-apakah kau yang mengirim foto itu ke rumah orang tuaku?” Eshan tak menjawab, tetapi keterdiaman sebagai jawaban ya. “Kenapa kau melakukan itu, Eshan?” “Untuk menunjukkan padamu siapa sebenarnya Luciano.” Entah kenapa Anne tak percaya dengan kata-kata Eshan. Selama dua hari dirawat di rumah sakit, kemarahan yang dirasakannya pada Luciano sama sekali tak menghalanginya untuk merasakan ketulusan Luciano. Bahkan ia berharap, dengan sepenuh ha
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

66a. Ingatan Anne

Luciano menghambur ke arah Esther dan langsung menangkap leher wanita itu saat mendorong tubuh mereka ke belakang. Esther mengerang merasakan punggungnya yang menghantam pintu dengan keras. Ia tak diberi kesempatan utnuk mencerna keterkejutannya, karena di saat yang bersamaan lehernya dicekik dengan keras oleh cengkeraman kuat Luciano. “Katakan di mana istriku sekarang.” Esther mencoba mengabaikan rasa sakit yang seolah akan meremukkan tulang lehernya. Jemari tangannya yang lentik mencoba melepaskan cengkeraman tersebut dengan sia-sia. Kemarahan yang berkobar di kedua mata Luciano begitu besar, menyurutkan kepercayaan dirinya bahwa ia akan berhasil memadamkannya. Bahkan ialah yang akan ikut terbakar hidup-hidup. Seluruh bulu kuduknya meremang akan kemarahan begitu besar yang menguar dari tubuh Luciano. “Aku tidak bertanya. Katakan ke mana berengsek itu membawa istriku?” Di antara sisa keberanian yang masiha ada, Esther mencoba menguatkan hati. Mengingat patah hati yang diberikan
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

66b. Ingatan Anne

Kedua tangan Esther mencengkeram tasnya, seberapa pun kerasnya ia mencoba tak menggubris peringatan Faraz, keseriusan pria itu tak bisa ia abaikan begitu saja. Ketakutan mulai merambati dadanya, menyelimuti kedongkolan dan kebenciannya akan semua ketidak adilan ini. “Karena jika sesuatu terjadi dengan Anne dan anak dalam kandungannya. Bisa kupastikan, hidupmu akan hancur, Esther. Bahkan kau tak akan mendapatkan kematianmu dengan mudah meski kau memohon dan meminta ampun di kaki Luciano.” Sekali lagi Esther dibuat kehilangan kata-kata. “Satu-satunya hal yang tersisa darimu hanyalah sebagai salah satu wanita di masa lalu Luciano. Yang bahkan tak akan diingat.” Genggaman tangan Esther semakin mengencang. Matanya memerah saking kuatnya menahan amarah yang tak bisa diluapkannya. “Sejak awal kau sudah kalah, Esther. Jadi hentikan langkahmu sendiri sebelum kau hancur lebih banyak lagi. Kita berdua mengenal Luciano lebih baik dari siapa pun. Bahkan dari Anne.” “Bagaimana jika aku tak ped
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

67a. Kegilaan Lionel

"A-apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Anne semakin dibuat bingung oleh kata-kata Eshan. Ingatan? Ingatan apa yang dimaksud oleh pria itu? Ingatan apa yang harus kembali? Dan apa yang harus diingatnya? Apa yang dikatakan oleh Eshan seolah-olah mereka pernah bertemu sejak lama. Entah pertemuan mana yang tidak bisa diingatnya dengan Eshan. Eshan adalah pria yang pernah dicintainya. Tentu saja ia ingat untuk setiap pertemuan mereka. Pun saat ini meski hatinya tak lagi dimiliki oleh pria itu. "Ya. Sebelum pertemuan pertama kita saat aku membuatmu jatuh cinta, kita pernah bertemu, Anne." Anne mencoba mengingat pertemuan pertama mereka di pesta perayaan perusahaan papanya. Sebelum itu? "Sayangnya aku memberimu kenangan yang buruk.” Anne tak mengingat apa pun. Kenangan buruk? "Meski begitu, aku tak akan menyesalinya. Aku tak pernah menyesali apapun tentangmu." "Aku sungguh-sungguh tak tahu dengan apa yang kau katakan, Eshan." Anne menggeleng tak mengerti. Ia mencoba mencari ingat
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

67b. Kegilaan Lionel

Seluruh ruangan itu tertutup. Terlalu tenang dan abu-abu. Ia terbangun, menurunkan kedua kakinya yang mungil dan pandangannya beredar ke sekeliling ruangan. Tak banyak yang bisa dilihatnya. Hanya sebuah jendela yang tertutup rapat. Begitu rapat hingga sulit menentukan saat ini siang atau malam hari. Ia menatap kakinya yang masih terbungkus sepatu. Sepatu berwarna merah mudah dengan gambar kuda poni dengan surainya yang berwarna pelangi. Kedua kakinya yang cukup pendek hampir menyentuh lantai ketika tiba-tiba suara langkah dari balik pintu terdengar. Suara kunci dan besi yang saling beradu, kemudian pintu yang didorong terbuka. Ia menunggu, menunggu dengan waspada. Ketika sosok asing dengan senyum terlalu lebar itu menampakkan wajahnya. "Hai gadis kecil." Suaranya begitu lembut, tetapi mampu membuat Anne ketakutan. Ketakutan yang begitu besar. Anne terbangun dengan keras, melompat terduduk dengan napas yang tersengal dan keringat yang membanjiri wajahnya. Mimpi itu lagi, isaknya
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

68a. Hanya Kita Berdua

“Dia adikmu, apakah setidaknya kau tidak tahu ke mana dia akan pergi membawa Anne?” Pertanyaan Ibra terkesan mendesaknya untuk kembali membuka luka lama yang sudah membusuk di masa lalunya. “Kenapa dia mengincar Anne?” cecar Ibra lagi dengan tak sabaran. “Karena permusuhan di antara kalian? Katakan sesuatu, Luciano.” Luciano menggeleng. “Dia menyukai Anne. Amat sangat dan hanya ingin memiliki Anne untuk dirinya sendiri.” “Menyukai kau bilang?” Mulut Ibra membulat tak percaya. “Dia menguntit Anne.” “Sampai aku tahu rasa sukanya adalah sebuah kegilaan.” Dan mengalirlah kisahnya tentang penculikan Anne dan Esther. Yang membuat Ibra semakin tercengang menerima semua informasi yang ternyata lebih dalam dari yang ia pikirkan. Bukan lagi tentang Camorra atau hanya sekedar permusuhan adik dan kakak. Tetapi kegilaan Lionel yang bahkan begitu terobsesi pada Anne sejak kecil. “Jadi ada alasan kau mengincar Anne selama ini? Semua bukan semata-mata karena kau menginginkan Anne.” Luciano men
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

68b. Hanya Kita Berdua

Jawaban Anne membuat raut wajah Eshan semakin mengeras. Kedua matanya berkilat oleh amarah, tangannya menyambar rahang Anne dan mencengkeramnya dalam satu gerakan yang cepat dan kuat. Membungkuk di atas tubuh Anne. Anne tak sempat menghindar ketika wajahnya ditangkap oleh Eshan. Wajah pria itu bergerak mendekat dan berhenti tepat di depan wajahnya. Dengan ekspresi yang begitu gelap dan kedua mata yang menyorotkan kengerian. Jantung Anne berdebar dengan keras, berusaha meronta tetapi hanya memberinya ketidak berdayaan. Wajah Eshan semakin mendekat, lebih dekat dan berhenti hanya untuk menyisakan jarak yang begitu dekat. Napas pria itu yang bergemuruh menerpa wajahnya, membuatnya menahan napas. “Kau milikku, Anne. Hanya milikku. Apa kau mengerti, gadis kecil,” bisik Eshan dengan bibir yang nyaris tak bergerak. “Aku tak bisa hidup tanpamu. Aku lebih membutuhkanmu ketimbang bernapas. Aku tak bisa hidup tanpamu. Kaulah yang membuatku bertahan menghadapi semua deritaku. Kaulah alasanku ke
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

69a. Rumah Impian

“Kau bilang menemukan sesuatu?” cecar Luciano begitu duduk di kursinya. Faraz dan kepala pengawal juga beberapa anak buahnya sudah berdiri menunggu di depan meja. “Apa kau menemukan sinyal posisinya?” Faraz mengangguk. Meletakkan mac di hadapan Luciano dan menunjuk titik merah yang sudah ditandai di peta. “Sudah melewati luar kota. Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk mengecek lokasinya secara langsung. Kita akan mendapatkan kabar dalam sepuluh menit.” Mata Luciano menyipit ketika mengamati lokasi tersebut dengan seksama. “Bukankah ini …” Faraz mengangguk. “Arah salah satu vilamu di pegunungan. Tapi hanya beberapa saat, sinyalnya kembali menghilang. Berada di luar radius kembali.” “Itu vila keluarga. Lionel tak mungkin ke sana.” Luciano yakin itu. Jika semudah itu ditemukan, Lionel tak mungkin bermain-main dengannya serumit ini. “Aku akan ke sana untuk memeriksa sesuatu, pasti ada alasan kenapa sinyalnya tertangkap di sana.” Luciano meletakkan mac di tangannya kembali ke meja.
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status