Pov VinaAku menghindari mas Valdi yang mencoba-coba untuk menyentuhku. Ilfeel saja rasanya sama pria ini. Pengangguran, kagak kasih duit, tapi mau minta di layani. Big no! “Kamu kenapa nolak terus, Sayang? Dosa lho kalo nolak suami,”Ucapannya membuat aku tertawa saja. Omong kosong saha bicara soal dosa.“Tubuhku gak gratis, Valdi! Biarin kamu statusnya suami aku, kalo gak kasih duit, nggak ada jatah!” Tegasku. Gerah benar aku dibuatnya. “Sayang, Mas minta maaf belum bisa kasih kamu uang lebih,” ujarnya.“Jangankan uang lebih, Mas. Uang cukup aja nggak,” imbuhku.Valdi menatap ke arah langit-langit seperti melamun.“Mas mau rumah tangga kita langgeng, Vin. Mas mau kamu jadi istri yang penurut dan ibu baik buat anak kita nanti,” ujarnya serius.“Enak aja ngarep aku jadi istri yang nurut sama kamu. Kalo masih kere tolong jangan ngarep terlalu jauh, Mas!”Jujur lama-lama aku muak sama pria ini. Lagi pula sepertinya tidak ada lagi yang bisa aku harapkan dari dia, mobil kreditan, masih
Read more