“Ngapain di situ saja? Ayo, masuk!” seru Adiba saat dia hendak masuk ke restoran, tapi Maura hanya diam di tempat.Maura berdecak keras. Dari pada melihat Adiba, lebih baik dia tunggu saja di mobil. Begitu pikir sang gadis. Namun, tampaknya Adiba tidak mau.“Mbak aja. Aku kan udah dipecat, malu kalau ke dalam. Dikira nanti ngarep balik lagi.”“Bukannya memang ngarep balik lagi, kan?” celetuk Adiba, membuat Maura mendengkus kesal.“Sudahlah, kamu datang buat nemenim makan. Kalau ada yang tanya kenapa ke sini, jawab saja jadi pelanggan, bukan pelayan.”Adiba tidak mau menerima alasan apa pun, langsung menarik tangan Maura untuk ikut dengan gadis itu.Saat sampai di dalam, mereka berdua disambut oleh Arya yang kebetulan ada di dekat pintu. Pria itu sontak terdiam, lebih tepatnya terpana dengan penampilan Adiba.Mungkin saja pria itu sama sekali tidak mengenali Adiba yang dimaksud oleh Maura tempo hari.“Silakan masuk,” ucap Arya, sedikit gugup.Pria itu sempat melirik sekilas pada Maura,
Terakhir Diperbarui : 2024-07-06 Baca selengkapnya