Share

Bab 271 Pangling

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 10:19:53

“Kalian bisa berpisah lagi kalau kamu mengakui anak Mila,” cetus Bu Sinta dengan kesal.

Raka diam saja. Hati kecilnya berbisik, apakah dia bisa melakukan itu semua? Membuang darah dagingnya sendiri? Sementara bayi itu tidak salah sama sekali.

“Bu, bayi itu tidak bersalah. Apa perlu aku melakukan kejahatan seperti itu?”

“Kamu itu terlalu pakai perasaan. Kalau memang tidak tega, tinggal kasih nafkah saja setiap bulannya untuk anak itu. Tapi, itu pun kalau memang dia anak kandungmu. Intinya, jangan dibuat pusing dengan hal yang belum pasti.”

Bu Sinta gampang sekali mengatakan itu, karena hanya bisa merintah. Sementara yang menjalankan adalah Raka. Pria itu lagi-lagi tak bisa mengatakan apa-apa.

Sementara itu, Adiba sudah bersiap dengan Maura. Sebenarnya gadis itu merasa malas sekali jika berurusan dengan Adiba. Sebab, pasti ada saja masalah yang timbul.

Sementara Lusi mengamati Maura yang tampak gusar. Sejak Adiba memperlihatkan bukti tentang Maura, wanita itu jadi merasa harus waspada.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 272 Saling Menyimpan Niat Buruk

    “Ngapain di situ saja? Ayo, masuk!” seru Adiba saat dia hendak masuk ke restoran, tapi Maura hanya diam di tempat.Maura berdecak keras. Dari pada melihat Adiba, lebih baik dia tunggu saja di mobil. Begitu pikir sang gadis. Namun, tampaknya Adiba tidak mau.“Mbak aja. Aku kan udah dipecat, malu kalau ke dalam. Dikira nanti ngarep balik lagi.”“Bukannya memang ngarep balik lagi, kan?” celetuk Adiba, membuat Maura mendengkus kesal.“Sudahlah, kamu datang buat nemenim makan. Kalau ada yang tanya kenapa ke sini, jawab saja jadi pelanggan, bukan pelayan.”Adiba tidak mau menerima alasan apa pun, langsung menarik tangan Maura untuk ikut dengan gadis itu.Saat sampai di dalam, mereka berdua disambut oleh Arya yang kebetulan ada di dekat pintu. Pria itu sontak terdiam, lebih tepatnya terpana dengan penampilan Adiba.Mungkin saja pria itu sama sekali tidak mengenali Adiba yang dimaksud oleh Maura tempo hari.“Silakan masuk,” ucap Arya, sedikit gugup.Pria itu sempat melirik sekilas pada Maura,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 273 Seperti Dulu

    “Kartu namaku.”Adiba merasa puas, ternyata membuat pria ini terpesona semudah ini? Mana yang katanya tidak tertarik dengan wanita manapun? Tetapi, buktinya? Arya hanya perlu seorang gadis yang berbeda dari kebanyakan wanita pada umumnya.Gadis itu menaikkan sebelah alis, seolah bertanya apa maksud dari pria itu memberikan kartu namanya.“Nanti kalau mau makan menu yang ada di sini, tinggal hubungi aku saja.”Adiba tersenyum kecil. “Kupikir tidak ada layanan seperti ini.”“Hanya untuk pelanggan spesial.”Arya sama sekali tidak memberikan senyumannya. Tetapi, sorot mata dan raut wajahnya tampak sekali sedang berusaha menarik perhatian Adiba.“Aku tidak tahu soal itu. Tapi, terima kasih atas layanan spesial ini.”Setelah itu, Adiba dan Maura pun pergi dari sana. Arya hanya bisa melihat kepergian keduanya dengan perasaan campur aduk.Selama di perjalanan, Adiba diam. Sesekali menyeringai aneh. Gadis itu sudah banyak menyusun rencana, yang pasti selanjutnya dia akan membuat sebuah kejadia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 274 Reaksi Air Ajian

    Sesampainya di timezone, Alia begitu antusias. Dia menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya. Sesekali, Lusi dan Raka bermain bersama anaknya secara bergantian.Saat ini Lusi yang sedang bermain dengan Alia, sementara Raka menunggu dari kejauhan. Kala itu, Raka langsung terpikirkan tentang rencananya. Ini peluang yang sangat bagus.Sang pria melihat botol minuman di tas Lusi. Pria itu bergegas membuang isinya, lalu mengganti dengan air ajian dari dukun. Mungkin terlihat licik, tapi dari awal memang cara ini sudah salah. Jadi, sekalian saja melakukannya dengan jalan yang salah juga.Selang 15 menit kemudian, Lusi dan Alia pun menyudahi permainannya. Alia hendak meminum air di botol milik Lusi, tapi langsung dicegah.“Ini punya Ibu, Alia minum yang baru saja, ya?”Pria itu mengeluarkan botol minum miliknya yang masih tersegel rapi. Sementara itu Raka menyerahkan botol milik Lusi.Wanita itu sama sekali tidak curiga dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang pria. Meminum air itu hingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 275 Lusi Berubah Drastis

    Raka berpindah tempat, duduk di samping Lusi. Dia akan memberikan dokrin kepada Lusi, agar wanita itu mau mengikuti semua perintahnya.“Kalau begitu, kita rujuk saja, ya?”Lusi menoleh kepada Raka. Lagi-lagi tatapan wanita itu tampak tak karuan, lebih terlihat kosong.“Rujuk?”“Iya, rujuk. Kita bersama lagi, seperti dulu. Aku, kamu dan Alia. Mau kan?”Lusi tampak bingung. Raka berusaha mendesak Lusi untuk segera menjawab. Tetapi, didahului dengan suara dering ponsel Lusi.Wanita itu tampak kaget, sementara Raka dan Bu Sinta yang melihatnya hanya berdecak keras.Tertera nama Adiba di sana. Wanita itu langsung menolaknya. Raka kalah cepat, harusnya sang pria melarang. Bisa-bisa berabe kalau sampai Adiba tahu di mana mereka.“Halo, Lus. Kamu di mana?”“Aku—“Raka langsung meraih ponsel Lusi dan mematikan sambungan telepon. Sang wanita sempat kaget dengan pergerakan Raka, tapi Lusi sama sekali tak protes.Bu Sinta berdecak kagum. Kalau sebelumnya, wanita itu pasti akan menolak dan menganc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 276 Kencan?

    Sementara itu di tempat Mila, dia tampak tak tenang. Menunggu hari esok, keputusan apakah dia masih bisa mempertahankan Raka atau tidak. Sang wanita mengelus perutnya dengan lembut, berusahan berkomunikasi dengan anaknya agar besok bisa bekerja sama, menyemogakan agar mereka bisa kembali bersama dengan Raka.Untunglah, usaha butik dari hasil dia ‘bekerja’ di tempat lahirnya beberapa minggu yang lalu membuahkan hasil. Banyak peminat dari produk-produk di butik Mila. Wanita itu juga memasarkannya lewat on line, makanya lebih cepat terkenal. Tentu tanpa wajahnya.Mana mungkin Mila memasang wajahnya yang sempat viral karena kasus perselingkuhan. Wanita itu memakai pegawai yang live dan admin untuk mengelola toko onlinenya. Tentu saja di bawah pengawasannya.Untuk ekonomi, Mila memang membaik. Tetapi untuk percintaan, tampaknya Mila harus lebih ekstra usaha keras.“Nak, kita berdoa, ya. Semoga kamu adalah anak kandung dari Ayah Raka. Dengan begitu, kita bisa bersama lagi.”Di rumah Bu Sint

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 277 Kecemburuan Devan

    Alia begitu bahagia saat tahu kalau dia akan diantarkan sekolah oleh Ayah dan ibunya, sama seperti dulu sebelum orang tuanya berpisah. Raka juga merasa kalau kebahagiaa akan segera menghampiri sebab perubahan Lusi memang sangat drastis.Awalnya dia dan Lusi akan berangkat jam 9 pagi, sesuai dengan kesepakatan awal. Tetapi, entah kenapa Bu Sinta tiba-tiba saja menyuruh Raka berangkat lebih awal meninggalkan rumah. Mengajak Lusi sarapan di luar sebelum pertemuan mereka dengan Mila.Raka tidak mau ambil pusing itu, yang penting semua rencana ibunya demi kebaikan dirinya.Di sela-sela sarapan mereka di sebuah restoran, Raka mulai berbicara dendan Lusi. Sang pria akan memberikan dokrin dan sebuah sugesti yang akan dipatuhi oleh Lusi.“Lus, aku sengaja mau ajak kamu keluar untuk bertemu Mila.”Tubuh Lusi menegang mendengarnya. Tetapi, wajahnya terlihat bingung dan khawatir. Tampaknya ajian yang masuk ke tubuh Lusi membuat wanita itu melupakan kisah tentang Mila.“Kenapa, Mas? Kamu memilih d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 278 Jadi Mata-mata

    “Kenapa kamu tidak bilang kepadaku?!” tanya Devan, malah ikutan kesal pada Maura.Gadis itu mendelik, greget juga. Harusnya sang pria tahu kalau dirinya masih kesal perihal pemecatannya di restoran milik sang pria.“Buat apa? Mas Devan saja sudah memecatku, jadi untuk apa aku memberi informasi itu.”Devan menoleh dengan wajah tak percaya. Sang pria sampai tak bisa berkata-kata. Di saat seperti ini Maura malah membicarakan perihal pekerjaan.Padalah bagi sang gadis itu bukan hanya sekedar pekerjaan belaka, tapi sebuah usaha untuk mendekati pria yang disukainya.“Kalau masalah itu, kita bahas nanti. Sekarang, fokus ngurusi mereka dulu. Oke?”Maura hanya diam saja dan melihat ke depan. Sesekali melirik ke samping. Walaupun dalam keadaan seperti ini, tapi Maura sudah sangat senang.Kapan lagi bisa semobil dengan Devan? Berdua pula. Hatinya benar-benar merasa bahagia, berharap momen seperti ini terus terulang.Sementara itu selama dalam perjalanan, Raka terus mengobrol dengan Lusi. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 279 Hasil Tes DNA

    Mila membulatkan mata saat membaca isi surat tes DNA tersebut. Tangannya bergetar dengan mata berkaca-kaca. Melihat reaksi Mila, jantung Raka kembali berdetak dengan sangat kencang. Ada ketakutan yang begitu kentara di wajah sang pria.Sementara Lusi yang melihat itu kebingungan. Di sisi lain, Devan dan Maura menunggu dengan gelisah. Keduanya punya harapan berbeda. Sang pria mau Mila itu mengandung anak Raka. Dengan begitu Lusi tidak bisa kembali kepada Raka.Sementara, Maura berharap Mila tidak mengandung anak Raka. Agar Lusi dan Raka kembali bersama. Dengan begitu, Devan tidak akan bisa mendekati wanita itu lagi.“Apa hasilnya?” tanya Raka, karena sedari tadi Mila masih saja diam.Melihat wanita itu tidak juga bergerak, Raka dengan cepat merebut kertas itu. Mila sempat kaget dan tersadarkan. Sang wanita berusaha untuk meraih kertas itu lagi, tapi dihalangi oleh Raka.“Sinikan kertasnya, Mas!” seru Mila, berusaha menghalangi Raka agar tidak membaca isinya.Lusi hanya mundur beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status