All Chapters of Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Chapter 511 - Chapter 520

569 Chapters

Bab 511 Mila Mulai Lelah

Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 512 Masih Bimbang

"Bukan masalah itunya, Adiba. Mau perusahaan hebat atau tidak, bukan. Bukan itu yang lebih utamanya. Aku sudah punya usaha sendiri, hanya ingin mengisi waktu luang bukan menyibukkan diri dan tidak ada waktu untuk anakku," ujar Lusi menjelaskan. Dia tidak mau terlalu larut dalam dunia sendiri. Sementara ada anak yang harus diurus olehnya. "Ya, kalau gitu di rumah saja," ucap Adiba, akhirnya memberikan solusi. "Tetapi akan bosan kalau aku di sini terus. Kamu tahu kan, setiap hari aku biasanya itu punya kegiatan. Kalau misalkan hanya berdiam diri juga waktuku terbuang percuma.""Ya sudah, kalau begitu terima saja tawarannya," ujar Adiba lagi, lama-lama kesel sendiri dengan kelakuan sahabatnya ini. "Tapi, bagaimana dengan Alia?" Adiba berdecak sembari duduk di samping temannya itu. "Percaya deh sama aku, Alia juga pasti senang kalau kamu punya kegiatan. Yang penting kan kamu pasti punya waktu sama Alia, ditambah lagi sekarang ada ibuku. Bisa saja Alia main sama Ibu. Anggap dia main
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 513 Izin dari Alia

Suara ketukan pintu di kamar Alia membuat gadis itu menoleh, ternyata Lusi sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman merekah. "Ibu boleh masuk?" tanya Lusi yang langsung diangguki oleh gadis kecil itu. Sang wanita ingin bercerita, meminta izin kepada anaknya untuk bekerja. Bagaimanapun saat ini yang tersisa hanyalah Alia. Satu-satunya keluarga yang bisa diandalkan dan alasan Lusi bisa bersemangat sampai hari ini."Apakah Ibu mengganggu kamu?" Alias tersenyum sembari menggelengkan kepala. "Enggak kok, Bu. Aku baru selesai mengerjakan PR." Lusi tersenyum sembari mengurus kepala anak itu. "Bagaimana sekolahnya? Apa sudah punya teman?""Iya, aku udah punya teman. Mereka pada baik kok, Bu." "Syukurlah kalau begitu. Tidak ada yang bertanya tentang Ibu atau Ayah?" Seketika Alia terdiam. Dia tidak memperlihatkan kesedihan atau kesenangan. "Enggak ada teman-teman Alia juga nggak pernah nanyain Ayah kerja di mana, Ibu kerja. Mereka semua baik," ungkap Alia, membuat Lusi menghela na
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 514 Takut Menyita Waktu

Pagi-pagi sekali Lusi sudah bersiap dengan pakaian rapi. Tampak sekali seperti akan menghadiri suatu acara. Adiba yang melihatnya pun keheranan. "Kamu mau ke mana?" tanya Adiba sambil menenteng cangkir berisi teh hangat dan duduk di depan Lusi yang ada di ruang makan.Belum juga menjawab, datanglah Alia dengan seragam sekolah. Lusi menyapa Alia dulu sebelum menjawab Adiba dan memilih untuk berbicara dengan Alia dulu. Wanita itu menyiapkan makanan untuk anak tercinta. "Sarapan, ya, Sayang."Alia tersenyum mendengar itu. Hanya ada mereka bertiga di sana. Bu Melati sedang di luar, menyapu halaman. Dia akan makan setelah ketiga wanita berbeda usia itu sarapan, karena menurutnya akan lebih tenang jika pekerjaan rumah selesai dan beres."Jadi, kamu mau kerja di tempat Pak David?" tanya Adiba lagi, yang membuat Lusi terdiam. Seperti sedang berpikir sejenak. "Mungkin di tempat lain aja kali, ya?" "Kok gitu? Kalau aku jadi kamu, pasti aku terima kerjaannya." "Masalahnya bisa itu pasti m
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 515 Penyamaran

Pria itu ternyata David. Dia melihat sosok Lusi yang begitu cantik dengan pakaian resmi. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Ingin sekali pria itu mengenalkan diri sebagai David. Tetapi sayangnya pasti akan terlalu frontal dan mungkin membuat wanita itu ilfeel kepadanya. Jadi, David pun tiba-tiba saja berpikir untuk mengganti namanya sementara waktu, sampai dia bisa benar-benar mendekati dan mendapatkan hati Lusi. "Perkenalkan nama saya Damian. Saya tetangga baru di sebelah sana," ucap David sembari menunjuk rumah di pinggir Bu melati.Alia, Lusi, dan Adiba menoleh. Sementara Bu Melati mengangguk-anggukan kepala. "Oh, jadi ini yang mengontrak rumah sebelah?" tanya Bu Melati, memastikan.Memang rumah sebelah Bu Melati sudah lama kosong. Bahkan pemiliknya sama sekali tidak mengurus rumah itu dan hampir terlihat seperti bangunan terbengkalai, tetapi Bu Melati tidak menyangka kalau ada penyewa di sana. Bahkan tersebar gosip kalau ada hantu di sana, tetapi Bu Melati memilih untuk
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 516 Penyamaran (2)

Lusi pamit kepada Bu Melati, sementara David terus memandangi wanita itu sampai Lusi menjauh dari rumah. Bu Melati yang melihat David pun keheranan. Dia lalu menggelengkan kepala. Ya, memang benar Lusi sangat cantik, bahkan banyak pria yang mengantri untuk menjadi suaminya. Tetapi sayangnya Raka malam menyia-nyiakan emas permata demi sebuah batu di jalanan. "Mas? Mas?" ucap Bu Melati, membuat David langsung terkesiap."Iya, Bu?""Mau mampir dulu?" "Nggak usah, Bu. Ini hadiahnya," timpal David, setelah itu sang pria pergi dari sana. Saat perjalanan hingga ke rumah yang akan ditempati, David langsung menelepon Aldo. Tak butuh waktu lama untuk tangan kanannya menerima panggilan dari sang Bos. "Iya, Pak. Ada apa?" "Apa kamu sengaja membuatku berteman dengan hantu?" "Maksud Bapak apa?" tanya Aldo sembari menggaruk kepala. "Rumah itu kotor dan aku yakin sudah lama tidak ditinggali." "Tapi, rumah di sebelah tempat tinggal Nona Lusi," timpal Aldo. David berdesis, menahan amarah. "Ba
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 517 Mencari Celah

David cukup lama terdiam. Sampai akhirnya dia punya ide. Pria itu pun menelepon Aldo dan menyuruh untuk membuka lowongan bagian customer service, yang memang ada shift-nya. Dia yakin Lusi pasti mau jika posisinya customer service, cukup duduk dan menerima panggilan dari beberapa customer yang ada di hotelnya. Sebab David juga punya hotel yang ada di Bandung. Aldo hanya bisa terperangah dan tak mampu berbuat apa pun, kecuali menuruti keinginan bosnya. Sepertinya David sedang mengalami pubertas kedua. Lagi pula dia tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali mengikuti semua kemauan sang bos. David akan berusaha untuk mendekati Lusi melewati berbagai arah, dari pekerjaan dan lingkungan rumah. Berharap kalau wanita itu mau dekat dengannya dan lama-lama bisa takluk di hadapan David. Siang harinya Lusi sudah sampai bersama Alia. David terus memandangi wanita itu. Katakanlah mengutip. Yang penting dia mendapatkan informasi akurat dan memastikan kalau wanita yang sangat digilai itu baik-baik saja.
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 518 Tantangan Maura

"Jadi, intinya kamu itu tidak punya siapa-siapa selain aku, begitu?" tanya Mila memancing kejujuran Maura.Dia ingin tahu apakah wanita ini bisa mengatakan hal yang setidaknya bisa menjadi titik lemah untuk mengikat. Dengan begitu sang wanita hamil tidak berusaha supaya mengeluarkan uang sebanyak itu. Maura diam saja. Dia menatap Mila dengan wajah datar. Baginya saat ini dirinya tidak punya siapa-siapa. Mila juga bukan harapan untuk dijadikan saudara atau tumpuan terakhir. Dari dulu pun Mila tidak pernah menganggapnya ada dan hanya menjadikan Maura sebagai beban bagi wanita hamil itu. Jadi, menurut Maura untuk apa dia menganggap kalau Mila adalah keluarga yang bisa dijadikan tempat untuk bersandar? "Tidak, aku anggap Kakak itu bukan keluarga yang bisa diandalkan," ucap Maura, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Ekspektasi sebelumnya langsung terhempaskan dengan perkataan anak itu. "Aku pikir dulu dengan menemui Kakak setelah kejadian viral, berharap kalau Kakak mau menjalin hubun
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 519 Terus Menghindar

Mila menatap adiknya dengan sinis. Dia benar-benar muak dengan semua yang dilakukan oleh Maura. Anak itu selalu saja menantang dan memojokkannya. "Baiklah kalau begitu. Lihat saja, aku akan pastikan kamu keluar dari sini sebelum minggu depan," ujar Mila, memilih untuk pergi ke kamarnya. Sementara Maura hanya bisa terdiam sembari memandangi kepada sang Kakak. Dia akan pastikan kalau dirinya keluar dari tempat ini sembari membawa uang 200 juta. Sekarang bagi Maura tidak masalah putus hubungan darah, yang penting dirinya bisa hidup dengan makmur di kota besar seperti ini. Tidak mau lagi dimanfaatkan oleh orang-orang atau dirinya akan menderita. Sementara itu di tempat lain, saat ini Devan sedang membuka kembali restorannya dibantu oleh Amanda. Sebelumnya wanita itu sudah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi karena Devan tiba-tiba saja menginginkan Maura dan ternyata kata orang pintar yang didatangi oleh Amanda kalau Devan itu mendapatkan guna-guna.Awalnya Amanda tidak percaya. Ka
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 520 Ternyata Devan Sudah Tahu

"Kenapa kamu berpikiran seperti itu?"Devan bukannya menjawab pertanyaan Amanda, malah balik bertanya. Membuat wanita itu menautkan kedua alisnya. "Kok kamu malah nanya, sih, Mas? Harusnya menjawab semua pertanyaanku tadi," ucap Amanda, heran dengan apa yang dilakukan oleh Devan barusan. Pria itu menganggukkan kepala sembari mengelus tangan kanannya yang berada di meja. "Oke, kalau begitu duduk saja. Aku akan menjelaskan semuanya," ucap Devan, tiba-tiba membuat Amanda kembali menautkan kedua alis. Wanita itu pun tetap duduk di depan pria itu dengan rasa penasaran yang tinggi. "Kamu ingin tahu kenapa aku menolak semua makanan dan minuman yang kamu berikan?" tanya Devan, membuat Amanda menganggukkan kepala dengan mata waspada. "Karena aku tahu apa yang kamu kerjakan," cetus pria itu, membuat Amanda tadi yang terlihat penasaran, wajahnya tiba-tiba saja pucat. Menandakan kalau dirinya sudah tahu apa yang dimaksud oleh pria itu. "Kenapa kamu diam saja? Tidak mau menjelaskan atau kam
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1
...
5051525354
...
57
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status