All Chapters of Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Chapter 251 - Chapter 260

478 Chapters

Bab 251 Bebas dan Lega

Lusi menghentikan mobilnya di bahu jalan. Entah di mana, yang pasti dia tidak bisa menahan air matanya lagi. Antara penyesalan dan juga kelegaan bercampur jadi satu. Karena dia sudah bisa melepas Devan dengan alasan jelas. Memang dari awal dia setengah hati menjalani hubungan ini. Hanya terlintas untuk memanfaatkan pria itu dan balas dendam kepada Raka. Tetapi ternyata dia mulai main hati dan merasa sakit saat melihat Devan bersama wanita lain. Padahal harusnya Lusi bersiap untuk menerima semua itu. Lagi pula, pada akhirnya dia akan meninggalkan Devan jika rencananya sudah selesai. Ternyata semua kejadian itu membuatnya bisa mengambil hikmah.Sekarang, Lusi akan kembali ke jalurnya yang seharusnya, tidak melibatkan siapapun. Apalagi seorang pria. Dia tidak mau tertaut hatinya kepada siapapun lagi. Selama rencananya belum berhasil, segala perasaan yang bersarang harus dikendalikan. Mungkin dia bisa memikirkan semua ini dengan matang. Jika orang tuanya masih ada, pasti akan membantun
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Bab 252 Apalagi yang Aku Harapkan?

"Loh, Ibu ngapain di sini?" tanya Raka, suaranya tergagap. Dia benar-benar kaget, berpikir kalau ibunya sudah pergi dari restoran ini. Ternyata Bu Sinta balik lagi. Sebenarnya, wanita itu tiba-tiba saja kebelet saat sudah di luar restoran, jadi dia berpikir untuk menumpang ke kamar mandi terlebih dahulu. Tetapi yang dilihat, anaknya sedang membereskan piring bekas makannya. Apalagi memakai seragam yang sesuai dengan karyawan yang ada di sini."Ibu yang harusnya tanya, kamu lagi ngapain di sini, hah?!" tanya Bu Sinta dengan setengah berteriak, membuat tamu-tamu yang lain mulai menjadikan mereka sebagai tontonan. Arya yang melihat itu pun langsung menghampirinya. Tampaknya dia tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Maaf, ada apa, ya? Kenapa ribut-ribut di restoran kami?" tanya Arya, berusaha untuk menengahi dan berpura-pura secara spontanitas. "Ini loh, Mas. Kenapa anak saya ada di sini? Pakai seragam pula," tanya Bu Sinta menyelidik. Raka tidak bisa berkata-kata. Dia seperti dejavu k
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 253 Markas Baru

Lusi langsung menoleh dengan tatapan yang datar. Maura terkesiap, jantungnya berdetak sangat kencang. Tampaknya dia sudah mengucapkan sesuatu yang fatal, sampai wanita ini bersikap dingin kepadanya.Lusi lalu kembali menatap lurus ke depan. Dia menghela napas panjang sembari memejamkan mata, seolah berusaha untuk melepaskan beban yang begitu menyakitkan. "Maksudmu, aku harus kembali kepada benalu itu?" tanya Lusi. Maura terperangah. Raka disebut benalu oleh Lusi. Dia memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai Lusi menyebutnya benalu. Karena setahunya kakaknya itu berselingkuh dengan Raka sampai akhirnya diviralkan. Tetapi masalah intinya tidak tahu menahu sampai sekarang. "Maksudnya gimana?" Lusi tersenyum miring. Dia menoleh kepada Maura dan bersikap sewajarnya. "Selama ini kan dia numpang hidup kepadaku. Ayahku yang menerimanya sebagai suami. Mas Raka itu hanyalah karyawan biasa. Ya, kebetulan saja aku merasa kagum dengan sikapnya yang dulu. Aku pikir Mas Raka itu pri
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Bab 254 Pertengkaran Maura dan Amanda

"Jadi, gimana keadaan Lusi di rumah?" tanya Arya, setelah Maura dan Raka berkumpul di tempat Amanda. Sebelumnya Maura pikir mereka memang menyewa sebuah tempat yang mewah untuk dijadikan markas, tetapi ternyata ini adalah rumah kontrakan Amanda. Bahkan gadis itu baru tahu kalau Arya menyewa Amanda untuk menghancurkan hubungan kedua orang ini. Padahal, dia pikir Lusi dan Devan mengakhiri hubungan karena permintaan dirinya. Ternyata, memang ada andil Arya. Maura benar-benar tidak terima karena keterlibatan Amanda, tidak diketahui oleh dirinya sendiri. "Kenapa Mas Arya tidak bilang kalau ada orang baru di tim kita?!" tanya Maura, dengan wajah kesal. Arya menoleh kepada gadis itu dan langsung tersenyum kecil. "Memangnya kenapa? Bukankah memang tujuan kita itu untuk memisahkan mereka. Kamu juga senang kan kalau keduanya berpisah?" tanya Arya membuat Maura kesal. Sebenarnya bukan itu poin yang penting, hanya saja dia tidak mau berdebat dan memilih untuk diam. Amanda yang melihat kehadi
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Bab 255 Tekad Maura

Arya menghela napas kasar. Dia, lalu menoleh kepada Raka sembari tatapan sinis."Lihatlah, begini kalau misalkan kamu ikut sertakan anak ingusan sepertinya. Aku sudah bilang kan, apa manfaatnya? Tapi, kamu bilang dia pasti bermanfaat dan memata-matai Lusi di rumah. Kalau dia bekerja bagaimana dia bisa memata-matai Lusi? Apalagi Maura ini masih sekolah, kan? Mana mungkin dia bisa bekerja, hah?!" papar Arya, membuat Raka jadi bingung sendiri.Dia menoleh kepada Maura, berusaha menenangkan gadis itu agar tidak terbawa emosi sebab cuitan dari Amanda. Raka berusaha untuk menenangkan semua orang yang ada di sini. Dia tahu, dialah yang memulai semua ini. Lagi pula kalau misalkan Raka tiba-tiba saja membuang Maura dari grup yang sudah ditentukan mereka, merasa bersalah. Sebab karena Maura dia bisa menjalankan rencana semua ini. "Sudahlah. Kenapa kalian harus mendebatkan semua ini? Biarkan saja kalau misalkan Maura berkata seperti itu. Bukankah kamu tahu sendiri, Arya? Kalau dia juga yang me
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Bab 256 Mulai Terlihat Mencurigakan

Sudah lewat dari Magrib, tapi Maura belum juga pulang. Padahal yang lain. sudah makan malam. Sebenarnya Lusi ingin menunggu Maura terlebih dahulu, tetapi mengingat Adiba dan juga Alia, dia tidak tega kalau misalkan membiarkan mereka menunggu terlalu lama. Terpaksa Lusi pun membiarkan keduanya untuk makan. Sementara dia memilih untuk menunggu Maura. Wanita itu tampak mondar-mandir di depan pintu utama, berharap kalau Maura segera datang. Sebenarnya Lusi sudah menelepon Maura beberapa kali. Tetapi, sayangnya tidak juga diangkat. Adiba yang melihat kegundahan Lusi pun menghampiri temannya itu. "Kenapa, Lus? Kok, kamu kayak lagi bingung seperti itu?" "Diba, Maura belum juga pulang. Padahal, sudah Magrib. Aku sedang berusaha meneleponnya untuk cepat pulang, tapi bagaimana ini?" tanya Lusi. Wajahnya begitu khawatir. Adiba merasa kasihan kepada Lusi, bertambah beban sejak kehadiran Maura. Tetapi mau bagaimana lagi? Dari mereka berdua sama-sama mengalir darah yang sama, jadi pasti Lusi t
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 257 Kebohongan Maura

Adiba tiba-tiba saja tersenyum miring, tampaknya dia tahu apa yang dipikirkan Maura. Tiba-tiba saja gadis itu ke dalam dengan membawa tas Maura, tentu saja si empunya juga kaget. Dia menyusul Adiba. "Mbak, mau diapain?! Ke siniin tas aku!" Maura berusaha untuk menyusul Adiba, tampaknya penutup hari ini akan diisi dengan pertengkaran atau debatan lagi. Sampai akhirnya tiba-tiba saja Adiba sudah ada di depan Lusi, yang kebetulan sedang duduk bersama Alia. Mereka kaget mendengar ribut-ribut dari arah depan."Ada apa, sih?" tanya Lusi. "Nih, lihat itu isi tas Maura." Lusi langsung menerima tas gadis itu, membuat Maura langsung terkesiap. Wajahnya pucat pasi dengan jantung yang berdetak sangat cepat. Ini benar-benar sebuah hari yang tak disangka. Sudah bertemu dengan Amanda, sekarang dia harus berhadapan dengan Lusi sebab kebohongannya sendiri. Lusi pun melihat isi tas itu, yang ternyata baju dengan barcode. Itu artinya baru saja dibeli."Apa ini, Maura?" tanya Lusi dengan wajah seriu
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Bab 258 Berusaha Menemui Raka

"Tidak ada, Mbak. Kenapa Mbak bertanya seperti itu? Tatapannya kayak menyelidik. Aku benar-benar ingin kerja paruh waktu agar mandiri," papar Maura dengan wajah ketus, tapi terlihat serius. Lusi yang melihatnya pun tampak diam sejenak, sepertinya sedang memikirkan apa yang harus dia lakukan, mendengar permintaan dari adiknya ini. Sampai tak lama kemudian, akhirnya wanita itu memberikan keputusannya yang membuat Adiba geleng-geleng kepala. "Ya, sudah kalau begitu. Tapi hanya Sabtu Minggu, ya? Hari sekolah, kamu harus tetap sekolah dengan baik dan aku tidak mau sampai mendengar kalau nilaimu turun gara-gara kerja paruh waktu ini. Mengerti?" Maura tersenyum senang. "Tentu saja, Mbak. Aku akan mempertahankan nilai-nilaiku yang baik dan tidak akan pernah mengecewakan Mbak Lusi," ucap Maura. Gadis itu pun bereuforia dan meninggalkan Adiba yang terperangah kaget. Setelah gadis itu menghilang, sekarang Adiba mengajukan protes. "Kamu yakin memberikan izin kepadanya?" "Ya, lagian untuk ap
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Bab 259 Akhirnya Raka Tahu

"Untuk apa kamu mau berbicara dengan anak saya? Anak saya mau berangkat kerja!" seru Bu Sinta, berusaha untuk mencegah pembicaraan yang terjadi antara anaknya dan Mila. "Jangan gitu, dong, Bu. Aku kan belum pernah bicara dengan Mas Raka. Lagi pula sebentar, tidak akan lama," ucap Mila memohon. Raka yang melihat kalau Mila ini memang seperti ingin membicarakan sesuatu yang penting, akhirnya memilih untuk membiarkan sang wanita berbicara dengannya."Loh, kok kamu kayak gitu, sih? Nanti kamu terlambat kerja bagaimana?" ucap Bu Sinta berusaha untuk mencegah anaknya."Nggak apa-apa, Bu. Ya, ini masih ada satu jam lagi sampai jam masuk kerja. Jadi, biarkan saja aku berbicara dulu dengan Mila." Mila tersenyum, senang saat mendengar kalau Raka mau berbicara dengannya. Berbeda dengan Bu Sinta, ketakutan kalau Mila itu akan membicarakan sesuatu perihal tes DNA. Tetapi dia juga tidak mungkin tiba-tiba saja menyerobot dan mungkin ini akan lebih mencurigakan untuk Raka. Raka dan Mila pun agak
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 260 Terungkap

"Anak itu licik juga. Dia pikir bisa mengelabuiku dengan cara masuk ke gang kecil seperti itu? Awas aja! Akan aku ikuti kamu kemana pun," ujar Adiba.Sang gadis lalu parkir di depan sebuah toko yang kebetulan masih tutup, jadi dia bisa langsung mengikuti Maura. Adiba tidak boleh sampai kehilangan jejak Maura, karena seterusnya gadis itu pasti akan turun di sini. Sebenarnya bisa saja besok dia mencari tahu, tetapi mumpung hari ini libur, dia juga tidak mau menunda-nunda lagi perihal ini semua. Kecurigaannya harus segera dituntaskan, yaitu dengan melihat sendiri apa yang dilakukan oleh adiknya Lusi itu. Dari tadi Maura menoleh ke belakang, takut jika diikuti oleh Adiba. Sang gadis yang berlari kecil pun akhirnya berhenti sejenak, menghela napas berkali-kali. Berusaha untuk tenang. Setelah keluar dari gang kecil itu, dia kembali berjalan di jalan raya yang sebelumnya. Beberapa meter lagi dia pun sampai ke tempat itu. Untunglah Adiba mengikuti Maura dengan jalan cepat dan melihat kalau
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
48
DMCA.com Protection Status