"Kenapa? Apa aku tidak bisa seperti Raka dan tidak menguasai bidang itu?" tanya Devan, tiba-tiba saja membuat Lusi benar-benar kaget mendengarnya. Biasanya pria ini begitu tenang menghadapi sesuatu, tetapi baru kali ini dia melihat Devan benar-benar marah seperti sekarang. "Bukan, Mas. Bukan maksudku seperti itu. Cuma, kamu kan di bidang restoran. Sementara aku di penerbitan, jadi menurutku itu beda sekali.""Beda? Apanya yang beda? Lalu, coba kamu cek laporan keuangan buatanku. Benar, kan?" "Iya, aku paham. Laporan keuangannya memang benar, tapi masalahnya untuk hal-hal lain semacam klien dan perihal apa pun yang berkaitan dengan penerbitan juga percetakan itu beda sekali dengan restoran, Mas."Devan diam. Dia menatap Lusi dengan tatapan menyelidik. Ini membuat jantung wanita itu berdetak dengan sangat kencang. Takut, jika pria itu berpikir macam-macam kepadanya. Padahal, niatnya bukan seperti itu. Dia memang sebelumnya berpikir untuk memperkerjakan Raka. Hanya saja karena Devan
Last Updated : 2024-05-05 Read more