"Aku ...." Savira gugup,bingung harus menjawab apa. Ada rasa ragu yang tiba-tiba bersemayam dalam dirinya. Wanita itu terdiam untuk beberapa saat. Dia remas jemari, berharap rasa gugup itu hilang dengan sendirinya. Namun nyatanya jantung itu kian berdebar kencang. Mencoba mengalihkan pandangan, tapi wajah Dion bak magnet yang menariknya kembali. "Tidurlah, aku tak akan meminta hakku. Karena kamu tahu apa alasanku menikahimu, Savira." Dion membalikkan badan, membelakangi Savira yang diam terpatri. Cepat-cepat Savira membalikkan badan, ia tutup wajahnya dengan sebuah selimut agar tangis yang keluar tak terdengar oleh Dion. Tak bisa dipungkiri sudut hatinya terluka mendengar kalimat yang keluar dari mulut Dion. Namun ia sadar, cinta belum sepenuhnya tumbuh. Savira beranjak, ia ambil selimut. Wanita itu berusaha memejamkan mata setelah merebahkan tubuh di atas sofa. Namun bukannya terlelap bayang Purnawan kembali hadir. "Apa aku sanggup menjalankan amanatmu, Mas," gumamnya lirih.
Last Updated : 2023-05-01 Read more