Home / Romansa / Bukan Pernikahan Impian / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bukan Pernikahan Impian: Chapter 11 - Chapter 20

69 Chapters

Jebakan 2

Dion membisu, dia benar-benar tak menyangka jika Savira mengetahui semuanya. Kini rasa takut bersemayam di hati lelaki itu. "Kenapa diam? Jadi benar semua hanya kebohonganmu saja, kan?""Tidak... Lihat ini!" Dion menyerahkan ponsel dengan gambar amplop bertuliskan nama Savira di sana. Sebelum ke rumah sakit Dion sempat menulis amplop dengan nama Savira .Kemudian ia foto benda itu. Putra Purnawan itu yakin kejadian ini akan terjadi. Mengingat Savira menolak lamaran dan bujuk rayunya. Ya, wanita itu sama sekali tak menyukai Dion. Melihat foto yang Dion berikan membuat Savira bimbang. Satu sisi hatinya mempercayai perkataan calon anak tirinya itu. Namun sisi lain meragukan keaslian amplop itu. "Kamu masih tak percaya?" Dion melirik Savira yang masih diam membisu. "Akan aku tunjukkan. Tapi tidak sekarang, aku akan menjemputmu. Kita baca surat itu sama-sama. Surat itu masih di rumah, aku takut hilang jika membawa."Dion beranjak dari kursinya lalu melangkah pergi meninggalkan Savira ya
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Dinikahkan

Regina mulai menjalankan rencana yang sudah ia susun rapi. Dengan tergesa-gesa ia berlari menuju gerombolan lelaki yang asyik berbincang di depan rumah Pak RT. Wanita dengan penampilan cetar itu berhenti tepat di depan rumah Kepala Rukun Tetangga. Dadanya naik turun dengan napas tersengal. Sebenarnya jarak rumah Dion dan Pak RT tidaklah jauh. Jarak olahraga membuat wanita itu kelelahan. "Ada apa, Bu Regina?" tanya salah seorang warga yang ada di sana. "Itu... Itu...." Regina menunjuk rumah Dion. "Mas Dion kenapa?" Regina mengatur napas, mulutnya belum mampu menjawab karena kelelahan. "Ada ular?" Regina menggeleng. "Maling?" "Lalu apa, Bu?" ucap mereka kesal. "Itu ... Dion di dalam kamar dengan seorang wanita. Aku takut mereka berzina. Tolong buka pintu kamarnya." Regina pura-pura panik, walau di dalam hati tertawa tanpa henti. "Jangan bercanda deh, Bu. Anak sendiri kok dilaporin!" Perkataan salah seorang warga membuat niat untuk menggrebek rumah Dion menurun. "Jangan sampa
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Dinikahkan 2

Kedipan mata Regina membuat lelaki tersadar jika ia tengah bersandiwara, dan Savira adalah kekasihnya. Lelaki yang sudah mengenakan pakaian lengkap itu berjalan mendekati ranjang. Dengan sedikit kasar ia menggoyangkan tubuh Savira. "Bangun, Ra! Bangun!" Dion menepuk-nepuk pipi Savira. Sentuhan kasar dan teriakan membuat Savira terbangun. Matanya yang masih lengket ia paksa agar terbuka lebar. Wanita itu melotot melihat segerombol lelaki berada di hadapannya. "Pergi kalian, kenapa ada di kamarku!" teriak Savira lantang. Dia tak sadar jika berada di dalam kamar Dion. Dengan kesal Savira bersiap untuk beranjak dari ranjang. Namun dengan cepat Dion mendorong tubuhnya. Seketika Savira menarik tangan Dion,hingga lelaki itu jatuh tepat di atas tubuhnya. "Ya Allah, pemandangan haram!" celetuk lelaki berkaos hitam. "Kamu! Menyingkir dari tubuhku!" Savira mendorong tubuh kekar lelaki yang masih menindih tubuhnya. "Yakin kamu mau berdiri dengan penampilan seperti itu?" Dion menatap penuh
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Pernikahan

Setelah penggerebekan yang dilakukan lima orang lelaki dan Regina. Kini kediaman Dion diselimuti ketegangan. Mereka tengah duduk di ruang keluarga, menunggu Nurdin dan penghulu yang belum juga datang. Ruang keluarga memang didesain luas, ada televisi empat puluh inch yang berada di hadapan mereka. Sebuah rak buku yang terletak di pojok ruangan. Sofa panjang yang bisa di duduki sepuluh orang dewasa. Belum lagi pernak pernik yang ditata indah hingga menimbulkan rasa nyaman bagi orang yang berada di sana. Namun semua itu tidak berlaku untuk mantan kekasih Purnawan. Savira duduk tak tenang, berkali-kali ia mengubah posisi tubuhnya. Keringat dingin mulai membanjiri sekujur tubuh wanita itu. Dia panik, tak tahu harus berbuat apa? Ingin kabur tapi setiap pergerakannya selalu diawasi Pak RT dan warga sekitar. "Ya Allah, bagaimana caranya aku bisa melarikan diri?""Duduklah dengan tenang, Sayang." Dion beranjak dari sofa lalu melangkah mendekati Savira. Wanita itu hanya bisa diam dengan so
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Pernikahan 2

Badrun membalikkan badan,belum sempat ia memutar motor sebuah motor matik berwarna merah berhenti tepat di sampingnya. Seorang lelaki turun sambil membawa tas. “Maaf,benar ini kediaman Pak Purnawan?” tanya penghulu itu pada satpam yang masih berada di luar gerbang.“Bapak pasti penghulu,kan?” tebak satpam itu.Seperti Nurdin,penghulu itu segera masuk. Kini tinggal Badrun yang di luar dengan tanda tanya yang semakin memuncak.“Savira ... Nak Dion?” ucap Nurdin kaget. Lelaki itu tidak menyangka jika rumah mewah itu milik Dion, lelaki yang diharapkan bisa menjadi menantunya. “Savira tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan,Pak. Savira tidak mau menikah dengan dia!” Savira meminta perlindungan pada Nurdin tapi ayahnya justru diam, seolah acuh dengan perkataannya. Buru-buru Dion mengedipkan mata. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Nurdin mengangguk, membalas isyarat yang Dion berikan. "Kamu sudah berbuat zina! Memalukan! Bapak tidak pernah mangajarkan kamu menjadi wanita murahan."Perkataan
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Neraka Untuk Savira

"Kenapa kamu masih berdiri di situ!" Dion menatap tajam ke arah Savira. Tatapan yang membuat wanita itu menelan ludah dengan susah payah. Savira masih mematung tapi tatapannya telah berganti, kini ia tengah beradu pandang dengan Dion. Calon anak tiri yang justru menjadi suaminya. "Tuhan,dari semua lelaki di dunia ini, kenapa harus Dion yang menjadi suamiku?" ucap Savira tapi hanya di dalam hati. Skenario Tuhan memang tak bisa diterka atau diduga. Apa yang kita rencanakan belum tentu menjadi kenyataan. Seperti itu yang kini menimpa Savira. Dia harus menikah dengan orang yang sangat ia benci. "Kamu tuli! Ayo masuk!" Dion menarik paksa lengan Savira masuk ke rumah, diikuti Regina di belakangnya. Lelaki itu tak memperdulikan Savira yang diam menahan sakit di tangan. "Selamat datang Savira, calon ibu tiri yang kini menjadi istriku," ucap Dion lalu tersenyum mengejek ke arah Savira. Regina diam, ia menikmati tontonan yang sebentar lagi akan dipertunjukkan oleh Dion, putranya. "Kenapa
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

Mengambil Barang

"Savira.""Pak Hendra."Kedua insan yang berhadapan itu saling terkejut. Terutama Hendra yang melihat Savira ada di rumah Dion. Lelaki itu menelisik pakaian Savira, pikiran buruk tiba-tiba hadir di kepalanya. "Saya pakai celana kolor, Pak," ucap Savira seolah tahu apa yang tengah Hendra pikirkan. "Kenapa bisa ada di sini?"Pertanyaan yang Hendra tahan melesat begitu saja. Bukan hanya penasaran, lelaki yang memakai jas berwarna hitam itu khawatir melihat Savira berada di kandang singa. "Silakan masuk, Pak."Ada keraguan yang menelusup di hati wanita itu. Dia takut salah bicara hingga berakibat fatal. Namun ingatan kembali berputar, bayangan saat Hendra menolongnya hadir lagi. "Apa Pak Hendra mampu membantuku lepas dari Dion untuk kedua kalinya?" Savira bertanya dalam hati. Sesaat mereka diam, ada perasaan canggung yang muncul di hati masing-masing. "Kenapa kamu bisa ada di sini? Maaf sebelumya, kenapa kamu memakai pakaian Tuan Dion?" tanya Hendra sedikit ragu. Hendra tahu betul
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Rencana Dion

"Do-dokter Bram," ucap Savira terbata. Bram melangkah mendekat meski belum dipersilakan masuk oleh pemilik rumah. Rasa penasaran menuntunnya berjalan maju kemudian berhenti di hadapan Savira dan ibunya. "Bukankah kamu sakit, Ra? Tapi kenapa kamu pakai seragam dan membawa ransel begini?" Savira menelan ludah dengan susah payah. Dia kebingungan harus menjawab apa? Tak mungkin ia katakan jika dipaksa menikah setelah digerebek orang. Itu aib yang harus ditutup. Bukan hanya menjaga nama baiknya. Namun juga nama baik rumah sakit dan kedua orang tuanya. Memang berat apa yang harus ditanggung wanita itu. Hidup yang semula damai akan berubah menjadi neraka. Semua karena perbuatan Dion. "Em... Itu, Dok.""Kamu nangis, Ra?" Tangan lelaki itu menyentuh pipih putih Savira, dengan lembut ia hapus jejak air mata yang masih melekat di pipi. Halus dan putih pipi wanita itu bagai magnet yang membuat tangan Bram tak ingin melepasnya. "Ma-maaf, Dokter." Savira mundur hingga pipinya terlepas dari t
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

Syok di pagi Hari

BYUURSavira melonjak kaget, matanya melirik ke kiri dan kanan. Dia seperti orang kebingungan. Sebagian besar pakaiannya telah basah oleh air. "Makannya jangan molor di situ!" ucap Dion lalu tertawa puas. "A-apa yang kamu lakukan?" Savira beranjak. Dia kibaskan tubuhnya hingga air mengenai wajah Dion. "Stop! Airnya mengenai wajahku." Dion mengusap air yang menempel di hidung, mata dan pipinya. Bukan Savira jika menurut dengan perintah Dion. Dia justru semakin gencar mengibaskan pakaiannya ke wajah Dion. Savira mendekat hingga Dion mundur beberapa langkah. Lantai yang licin membuat Savira terhuyung lalu menabrak Dion. Mereka pun terjatuh dengan posisi Savira berada tepat di atas Dion. Sesaat mereka saling beradu pandang. Namun secepatnya Dion mendorong tubuh istrinya. "Aw... Sakit!" Savira sentuh pantat yang terasa panas. "Jangan dekat-dekat denganku lagi!" Savira mencebik, rasa kesal dan benci kian merasuk dalam hatinya. Sejujurnya ia benci berada di sana. Namun keadaan membua
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

Kesialan Dion

"Kenapa Papa mempersulit hidupku? Hidup atau mati tetap merepotkanku," gerutu Dion. Dion mengusap wajah kasar. Kertas yang masih ada di tangan ia remas lalu ia buang sembarangan. Kesal dan marah menyelimuti hatinya. Surat peringatan Hendra membuat hatinya gusar. Bukan karena Hendra berniat merebut Savira. Namun kehilangan aset dan harta yang membuat lelaki itu geram. Putra tunggal Purnawan melangkah gontai menuju lantai bawah, tepatnya menuju gudang yang telah berubah menjadi kamar Savira. Sempat ia melirik ke arah meja makan. Namun kosong, tak ada secuil pun makanan yang bisa mengobati rasa laparnya. "Ternyata dia benar-benar tidak masak,keterlaluan. Wanita seperti itu memang hanya menginginkan harta. Mana mau dia memasak untuk aku."Savira!" panggil Dion seraya menggedor pintu kamar. "Savira!""Savira!"Hingga tiga kali Dion memanggil nama istrinya. Namun wanita itu tak juga menyahut apa lagi membuka pintu. Dion mengepalkan tangan di samping, amarah telah mendominasi hatinya. B
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status