Teriris? Terus-menerus? Apa maksudnya? Omong kosong apa ini, aku bahkan mengesampingkan segalanya demi Gendis, aku bisa melakukan apapun untuknya, mengajar, menjadi Nara sumber, dosen pembimbing skripsi, dosen tamu, membuat modul, semua aku sikat asal menghasilkan cuan. Untuk siapa? Tentu saja untuknya, dan untuk pindah kontrakan yang lebih layak untuknya juga bahkan jadi dosen pembimbing KKN pun aku embat hanya demi agar kebutuhan Gendis tercukupi dalam waktu singkat. Masih untung kuat badan dan pikiran, Kyai Abdurrahim pun tahu benar akan hal itu, bagaimana bisa sekarang bicara demikian. "Saya ke sini untuk menjemput istri saya, bukan untuk bernego dengan Kyai. Maaf, bukannya saya lancang. Saya sudah banyak mengalah dan mematuhi semua keinginan Kyai. Bahkan, Gendis menyangka yang tidak-tidak terhadap saya juga sedikit banyak ada campur tangan dari Kyai, karena Kyai melarang saya untuk menemuinya berbulan-bulan." Aku mulai geram. Namun beliau justru tersenyum tenang. Selama berhub
Baca selengkapnya