Share

46. Kartu

Sejenak aku termenung, setelah kepergian Bang Lana menuju kamar lain yang berada di paling ujung.

Namun, Getaran ponsel di dalam saku gamis membuatku akhirnya tersadar dari lamunan atas ketidak percayaan akan sikap Bang Lana yang terkesan bak suami sungguhan.

"Astagfirullah." Aku tersentak lalu segera merogoh ponsel dari dalam saku. Sebuah nomor tanpa nama masih terlihat jelas di sana dan aku memilih membiarkannya.

Ponsel masih terus bergetar dan berpendar meski aku mengabaikannya.

"Ndis, kenapa masih diam di situ? Nanti telat." Suara lantang Bang Lana membuatku terkesiap. Rupanya hanya beberapa detik saja ia masuk ke dalam kamar karena nyatanya ia sudah berdiri lagi di hadapanku bahkan tanpa aku menyadarinya.

"Siapa?" tanyanya menatap ponsel di genggaman yang masih terus berpendar.

Aku menggeleng, karena beberapa panggilan memang hanya tertera nomor tanpa nama.

Tangan itu akhirnya terulur meraih ponsel dari tanganku.

"Eh, Abang. Nggak usah diangkat," Seraya mencoba meraih kembali p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status