"Bukan pelit, tapi ngirit. Lagian bisa aja kamu yang salah pakainya.""Ih, Abang." Gendis membuang muka jengkel. Di seberang meja, Dokter Sonia tampak menahan senyum melihat perdebatan kami. Membuat kami tersadar dan rasa maluku semakin membuncah."Saat stress kadang memang seperti itu, hormon menjadi tidak normal. Saya mengerti pasti kalian kecewa. Tapi, kalau kalian berkenan, bisa ikut program hamil, klinik kami punya berbagai macam program.""Enggak," kata kami bersamaan, lalu saling pandang. Sedangkan dokter Sonia mengernyit bingung."Maksudnya, kami kan baru aja nikah, kami mau menjalani sesuai prosesnya aja. Toh, istri saya dan saya juga masih sangat muda," ujarku sesantai mungkin agar dokter tidak curiga.Ia menganggukkan kepala."Sangat penting memeriksakan kehamilan. Jadi, saran saya, kalau ada tanda-tanda kehamilan lebih baik langsung periksa, ya, supaya tidak salah lagi.""Baik, Dok.""Jadi, kami boleh pulang, Dok?" tanya Gendis selanjutnya.Ia mengangguk lagi. "Boleh.""Al
Baca selengkapnya