Semua Bab Dinikahi Guru Tampan Putraku: Bab 31 - Bab 40

124 Bab

Pendapat Dokter

"Kondisi Athar sedikit memburuk," ucap Halwa berlarian melangkah masuk ke dalam ruangan Athar dirawat."Apa?!" seru Inayah tertegun, matanya mulai berlinang."Kau tenanglah, Dokter pasti bisa hadapi ini," sambung Izzan berusaha menenangkan Inayah padahal sebenarnya pria tampan itu nampak panik sekali mendengar kondisi Athar sedikit memburuk. Mondar-mandir di depan ruangan Athar, Inayah tak berhenti terus mengucap zikir, dia juga berdo'a di dalam hati agar Allah memberikan kekuatan kepada buah hatinya."Ya Allah berikan kekuatan pada Athar dan hilangkan rasa sakitnya." Izzan yang memandangi Inayah nampak begitu khawatir, menyentuh pundak perempuann itu seraya berkata, "Yakinlah Athar bisa melewati semua ini!" Perempuan cantik itu hanya mengangguk pelan dan tak lama kemudian Halwa keluar dari ruangan tersebut."Apakah Athar baik-baik saja, Dok?" tanya Inayah berjalan medekati dokter Halwa. "Alhamdulillah dia berhasil melewati kondisi kritisnya," jawabnya tersenyum tipis.
Baca selengkapnya

Selalu Menyanggupi Keinginan Athar

Inayah langsung menoleh ke asal suara sambil meneguk salivanya dengan kasar, "Tapi..." Perempuan cantik itu mengatupkan bibirnya ketika melihat Izzan yang langsung mengelus puncak kepala Athar pelan sambil memotong pembicaraan Inayah."Baiklah, Pak Guru akan menemani Athar malam ini kok!" "Izinkanlah aku menemani Athar malam ini," ucap Izzan menoleh ke arah Inayah."Terserah kau saja karena aku tidak bisa melarangmu." Tak lama kemudian, Inayah menghempaskan tubuhnya di atas sofa karena Izzan menyuruhnya untuk beristirahat. menatap si pria tampan itu begitu gesit merawat Athar yang sangat manja dengan Izzan membuat Inayah meneteskan air matanya mengingat almarhum suaminya. "Sepertinya Athar merindukan ayahnya.""Tapi aku tidak bisa membiarkan Izzan terus menemani Athar, bagaimana bila dokter Halwa marah karena masalah ini," desahnya bingung. Sebagai seorang perempuan mungkin Inayah sudah sangat merepotkan Izzan karena sudah hadir di antara kehidupannya dan Athar, ia merasa san
Baca selengkapnya

Kehilangan Athar

“Aku tahu kalau kau mungkin masih merasa bersalah atas kecelakaan itu. Tapi, penyakit Athar kali ini tidak ada hubungannya dengan kejadian itu, ‘kan? Lalu, apa yang membuatmu masih saja selalu menyanggupi permintaan Athar?” Melihat Izzan yang tak kunjung memberikan jawaban, Inayah terpaksa harus mendesak pria itu. Entah kenapa, Inayah merasa jika ada sesuatu yang salah dengan sikap Izzan. Seorang guru yang bahkan awalnya tidak begitu dekat dengan Athar membuat Athar begitu manja dan bergantung kepadanya. Izzan membuka mulutnya, namun ia mengatupkan bibirnya kembali. Pria itu masih ragu apakah dia harus berkata jujur kepada Inayah mengenai siapa dirinya sekarang ataukah dia masih harus menunggu. Karena jujur saja, Izzan merasa kalau sekarang belum waktu yang tepat untuk dia mengungkapkan siapa dia yang sebenarnya.“Zan, jawab!” desak Inayah lagi.‘Mungkin ini adalah waktunya untuk aku mengungkapkan tentang siapa diriku kepada Inayah,’ ucap Izzan dalam hati. Izzan menarik na
Baca selengkapnya

Tujuan Tersembunyi

Dua minggu berlalu, Inayah masih bergelut dengan kesedihan sepeninggal kepergiaan Athar. Liburan adalah cara terbaik buat Inayah untuk melupakan kesedihannya. Berjalan menelusuri pantai hanya butuh beberapa menit untuk mencapai pantai dari hotel. Suasana yang nampak begitu cerah membuat banyka sekali orang-orang yang beralu-lalang menikmati langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang. Menatap jauh ke laut lepas yang gelap gulita, Inayah melanjutkan langkahnya ke tepi pantai, seberkas cahaya dari lampu blizt menusuk matanya, nampak sepasang pasangan suami istri dan juga seorang anak kecil sedang berfoto dengan pose yang beraneka ragam dan tertawa bahagia. Entah kenapa hati perempuan berhijab itu mendadak nyeri memerhatikan satu keluarga itu. Mungkin tidak hampir satu bulan lalu, Inayah ada di sini bersama sang buah hatinya. Ia duduk di atas pepasiran seraya memandangi ombak laut menyalakan api unggun bersama, berharap semua akan baik-baik saja, "Kau perempuan kuat, Naya."
Baca selengkapnya

Irsyad Sudah Tiada

#Flashback Inayah sontak berdiri dan tak kuasa menjawab pertanyaan Izzan hingga dia bungkam dan ingat betul bagaimana perpisahannya bersama Irsyad 7 tahun lalu. ***"Sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi, Kak." Inayah tertunduk dan tak berani menatap lawan bicaranya."Tapi kenapa, Naya?" tanyanya sangat penasaran karena tiba-tiba saja sang kekasih ingin mengakhiri hubungan mereka. Mengingat dirinya yang banyak kekurangan membuat Irsyad menghela napas beratnya dan beranjak dari duduknya sambil berkata "Jika itu yang kau inginkan, aku bisa apa? Aku akan mendukung semua keputusanmu karena aku tahu apa yang kau pilih adalah terbaik untukmu." Irsyad ingin sekali menatap wajah Inayah sebelum dia pergi namun gadis itu seolah menghindarinya hingga membuat Irsyad pergi begitu saja, "Assalamua'alaikum." Inayah terpelonjak kaget karena melihat pria yang amat dicintainya itu pergi berlalu tanpa menolak sedikitpun keputusannya, 'Kenapa kakak tidak membujukku seperti
Baca selengkapnya

Satu-satunya Pria Yang Membuatku Jatuh Cinta

Miris sekali hidupnya Inayah, apa yang direncanakan Sang Pencipta padanya hingga dia harus mengalami rasa bersalah yang begitu mendalam, di depan nisan Irsyad perempuan itu mengaduh pada takdirnya dan di situ Inayah mengungkapkan bahwa dia masih sangat mencintai Irsyad dan nama itu masih terukir indah di dalam hatinya."Maafkan aku, kak. Aku telah bersalah hingga membuat kakak berharap lebih padaku," lirih Inayah sambil memeluk nisan Irsyad."Tapi yang harus kakak tahu bahwa aku masih mencintai kakak sampai saat ini. Saking terlalu merindukan kakak hingga aku lupa bahwa kisah kita hanya sebatas masa lalu." Izzan yang melihat itu benar-benar tak menyangka bila Inayah masih sangat mencintai sepupunya itu, "Ini untukmu," ucap Izzan sambil menyodorkan sebuah kotak persegi panjang berwarna biru kepada Inayah."Apa ini, Zan?" tanya Inayah sambil menyeka air matanya."Ini adalah amanah beliau yang harus ku berikan untukmu! Sebelum kak Irsyad meninggal dia menitipkan ini padaku dan memin
Baca selengkapnya

Perihal Umur

"Apa yang kau katakan?" tanya Inayah mengerutkan dahinya."Haruskah aku mengulangi untuk kedua kalinya, meski kita bukanlah orang yang saling kenal awalnya namun kakakku mengenalmu dengan baik dan izinkanlah aku menajddi temanmu.""Di dalam sebuah hubungan orang dewasa, hubungan teman itu sangat tdak diperbolehkan apalagi kau sudah memiliki sebah hubungan dengan dokter Halwa," ucap Inayah melirik Izzan sejenak."Aku tahu itu namun kau adalah wali murid dari Athar dan aku adalah guru dari putramu bukan? Bersikaplah seperti biasanya, meski aku bukan kak Irsyad namun dalam beberapa bulan ini kita menghabiskan waktu bersama bukan." Izzan menoleh ke arah Inayah meski perempuan itu memalingkan wajahnya ke kaca mobil. Entah kenapa Izzan tidak ingin Inayah menjauh darinya, ada sebuah rasa nyaman tersendiri bila bersama perempuan itu. Menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran langganannya, Izzan keluar lebih dulu lalu berlari mengitari mobil seraya menyentuh knop pintu mobil. "Kau ta
Baca selengkapnya

Beri Aku Waktu

Mendengar suara mobil yang begitu nyaring di telinga membuat Halwa bergegas ke teras rumah sambil tersenyum simpul menyambut kedatangan sang kekasih, "Apakah kau sudah menyampaikan amanah kak Irsyad?" tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya."Iya." Izzan hanya menjawab singkat dan bergegas masuk, mendapati sebuah tangan Halwa yang kini menggandeng tangannya membuat pria tampan itu sedikit risih dengan sikap Halwa. Namun, berbeda dengan gadis cantik berambut panjang itu. Ia begitu senang ketika mendengar Izzan sudah menyampaikan amanah dan kini adalah waktu yang tepat untuk mereka bersama tanpa ada gangguan sama sekali."Zan, duduklah ke mari." Al Fattah Shidiq menyambut uluran tangan Izzan dan meminta cucunya untuk duduk di sampingnya. Melihat raut wajah sang kakek yang begitu serius membuat pria itu mulai berpikir sesuatu hal, 'Ada apa ini? Kenapa kakek begitu serius?'"Kakek ingin kau segera melamar Halwa karena hubungan kalian sudah lumayan lama dan Kakek tidak mau sampai
Baca selengkapnya

Perihal Kecelakaan Jadi Rumit

Ada sebuah rasa hambar yang mulai tercipta di antara dua pasangan itu, Izzan merasa risih ketika Halwa bersandar di bahunya namun dia tidak ingin membuat Halwa tersinggung. "Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" tanya Halwa melirik Izzan."Aku su--" Izzan mengatupkan bibirnya ketika mendengar Halwa memotong kalimatnya, "Oh ya, kau sudah makan siang tadi.""Bagaimana kalau kita berjalan-jalan saja di taman," ucap Izzan memberi saran."Boleh juga." Pria tampan itu langsung membelokkan mobilnya ke arah kanan dan tak lama mereka sampai di depan taman. "Ayo, Wa," ucap Izzan seraya membukakan pintu. Halwa tersenyum simpul dan melangkah keluar dari mobil, melihat sang kekasih berjalan lebih dulu maka gadis cantik itu sontak berlarian kecil seraya menyelaraskan langkahnya dan menggandeng tangan Izzan. "Sudah lama sekali iita tidak berjalan bersama seperti ini, Zan." Izzan hanya mengangguk pelan, mereka berjalan bersama beradu pandang satu sama lain. Pria dengan memiliki k
Baca selengkapnya

Menulis Adalah Jiwanya

Dengan sigap tangan Izzan menangkap tubuh Inayah hingga membuat jarak mereka begitu dekat membuat Halwa yang melihat itu terpelongo kaget, mulutnya menganga hingga membulat menjadi huruf o.DEG!! Jantung Izzan berdegup lebih kencang dari biasanya, sebuah rasa tak biasa mulai muncul, ditambah lagi jarak yang begitu dekat membuat Izzan tak kuasa menehuk salivanya menatap kecantikan Inayah."Astarghfirullah, apa yang sedang aku pikirkan," ucap Izzan langsung melepaskan dekapannya. Inayah pun berjalan mundu satu langkah karena ia merasa risih dengan kejadian tadi dan tak lupa meminta maaf sambil menundukkan pandangannya, ia tak mampu menatap Izzan dan pergi begitu saja. Sementara Halwa berusaha terlihat baik-baik saja meski sebenarnya ia sedikit cemburu dengan kejadian tadi namun dia berusaha menahan amarahnya itu karena ia tidak ingin membuat Izzan marah padanya karena perihal sepele eperti tadi."Apa kau baik-baik saja, Zan?" tanya Halwa memastikan kekasihnya baik-baik saja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status