Semua Bab Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati): Bab 61 - Bab 70

128 Bab

Bab 61 Emosi William

Semula William yang duduk di balik kemudi helikopter. Perasaannya teramat bahagia menemukan istrinya, Nilam. Perasaannya campur aduk; antara bahagia, cemas, khawatir, dan sedih. Ia yang telah berulang kali mencoba menghubungi Nilam, namun tidak ada jawaban dari ponselnya. Serta hambatan koneksi jaringan terbatas. Ini memperparah kekhawatiran William. Yang selalu membuat nya terus bertanya-tanya apakah istrinya baik-baik saja.William berusaha keras menemukan istrinya. Ia mencari di setiap sudut hutan, dan akhirnya ia telah menemukannya sekarang. Setelah beberapa jam lamanya ia mencari.Setelah beberapa saat terbang di udara, William dan pilot helikopter berhasil menemukan lokasi Nilam. Lembah Kidang, tempat yang tenang dan damai tersebut, memberikan sedikit kelegaan bagi William.William memeluk erat Nilam, ia menjerit-lirih memanggil nama istrinya. Akhirnya, mereka bertemu, dan William melihat betapa keadaan istrinya cukup mengkhawatirkan."Mas tolong lepaskan aku, aku tidak bisa na
Baca selengkapnya

Bab 62 Bucin Lagi

Kedua mata Nilam melihat langkah kaki sang suami bergerak mendekatinya. Ia tersenyum tipis. William tidak kunjung bicara, ia memperhatikan wajah istrinya yang menyedihkan. Memakai baju yang sudah di ganti seragam biru dari rumah sakit.Menarik kursi dan mendaratkan tubuhnya di sana. Sembari mengelus rambutnya Nilam yang tergerai bebas di bantal berwarna putih.Setiap lekuk wajahnya memiliki sebuah arti, ia makin bersalah sebagai pria tidak bisa melindungi istrinya.Rasa bersalah itu makin mencuat saat Nilam menitihkan air mata. "Sayang, saat ini apa yang kau rasakan?" tanya Willy menciumi punggung tangannya, sebuah selang infus mengalir di tubuh nya melewati telapak tangannya. Sebuah cairan infus dan kantong darah. Tekankan darahnya sangat rendah saat ini."Aku sudah lebih baik, kamu jangan khawatir! Cengeng sekali kau, Mas! Udah, gak usah sedih, lagian aku juga sudah ketemu bukan!" cetus Nilam, mengembangkan senyumnya terpaksa."Dasar kamu, Sayang! Bagaimana jika aku gak sigap, cep
Baca selengkapnya

Bab 63 Pemerasan

Shireen hampir tak percaya, pria itu masih berani menghubunginya. Ia melirik suaminya yang sudah tertidur lelap, ia mengubah setelan mode silent. Dengan cepat ia mengetik balasan pesannya.[MAAF, AKU SUDAH MENIKAH, AKU SUDAH HIDUP BAHAGIA BERSAMA SUAMIKU] gegas, ia mengirimkan nya pada nomer Bram.Beberapa menit saja pria itu membalas pesannya, [TAPI, AKU MASIH MAU KOK JADI SELINGKUHAN KAMU, SAYANG ... PLEASE... KASIH AKU KESEMPATAN]Shireen diam terpaku, ia berulang kali membaca pesan tersebut. 'Aku tidak boleh terpengaruh pada pria itu lagi! Aku sudah menjadi istri Daffa,' ingatnya pada dirinya sendiri.[AKU MOHON BRAM, LUPAKAN AKU! JALANI KEHIDUPAN BARU KAMU, SEMOGA KAMU BAHAGIA!][TIDAK! AKU TIDAK MAU! TEMUI AKU! AKU BERADA DI DEPAN RUMAHMU! KALAU KAMU TIDAK KELUAR, AKU BAKAL TERIAK! BIAR DAFFA TAHU, KALAU AKU MENCINTAIMU!]Bram kali ini hanya menggertak Shireen, agar kemauan di terlaksana. Ia ingin Shireen menemuinya lagi, dan memberi uang.Ia berdiri di samping gerbang, tanpa
Baca selengkapnya

Bab 64 Perusaha myle8 illy terbakar

Beberapa hari berlalu, Nilam sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Namun Willy masih menjaga kesehatan sang istri -- dengan memberikan pengobatan jalan, seorang dokter pribadi akan merawatnya dan mengecek kesehatannya beberapa hari."Sayangku, kamu tidak perlu menyuruh dokter Inggrid bolak - balik datang kemari untuk memeriksa aku. Kesehatanku sudah lebih baik dan sebelumnya," kata Nilam.Wanita yang duduk bersandar dinding kasur itu membelai rambut kepala William yang tidur di atas pangkuan Nilam.Kedua matanya memandang wajah ayu Nilam dari bawah. Nilam memberanikan diri mencium kening pria itu. Begitu saja William bahagianya tidak karuan."Sayang ..."Sapanya pelan, setengah manja. BBM"Ya ...?"Nilam sama sekali tidak bisa membalasnya dengan ucapan yang romantis. Wajah Willy sedikit cemberut."Ah, Sayang nih! Bisa tidak bicara padaku seperti kita waktu pacaran dulu. Biar kemesraan kita berlangsung lama," ungkap Willy. Menunjukkan sisi suami yang masih ingin di perhatikan."Kita
Baca selengkapnya

Bab 65 Mencari Penyebab Kebakaran

William yang masih lemas, terduduk di tanah menyaksikan asap yang masih tersisa. Mengepul membumbung tinggi dan menyebar ke udara sekitar.Pabrik William yang terletak di tengah kota itu tiba-tiba saja terbakar. Api berkobar dengan hebat dan merusak seluruh bangunan pabrik tersebut. Semua mesin dan bahan baku yang ada di dalamnya ikut terbakar dan tak bisa diselamatkan.William, sebagai pemilik pabrik, merasa sangat sedih melihat hasil jerih payahnya selama ini sudah tidak bersisa. Ia telah membangun pabrik tersebut bersama sang mertua, sekaligus ayah angkatnya dari nol dan mengembangkannya menjadi besar.Namun, hari itu semua kebanggaannya pupus dalam sekejap. William yang semula diam lemas segera berjalan mendekati kebakaran untuk memastikan tidak ada korban jiwa dan meminta bantuan kepada petugas pemadam kebakaran.Warga sekitar juga berdatangan untuk membantu memadamkan api, namun sayangnya sudah terlalu besar dan tak terkendali. Asap hitam pekat terlihat menjulang ke langit, dan
Baca selengkapnya

Bab 66 Anita Sedikit Curiga

Meski William sudah menutup berita besar tentang terjadinya kebakaran pabriknya ini, tetap saja, banyak juga informasi yang lolos dari pengawasannya.Pesan turut prihatin banyak di ucapkan lewat akun media sosialnya. Bukan itu saja, beberapa kolega datang sendiri ke kediaman William untuk mengucapkan keprihatinan mereka pada musibah yang menimpah Willy.Nilam dan William meliburkan karyawan pabriknya selama dua bulan untuk proses renovasi ulang.Hanya bagian kantor saja yang masih tetap bekerja, selain tanggal merah mereka tetap menjalankan pekerjaan rutinitas seperti biasanya.Hari itu, Anita dan Seno mendarat di Surabaya, mereka menghubungi Nilam, saat sudah akan mendarat. Jika ia meminta persetujuan mereka dari awal akan berangkat, pasti tidak akan mengizinkan keduanya membiarkan Anita dan Seno ke Surabaya.Supir pribadi kediaman William menjemput mereka segera ke bandara Juanda Surabaya.Beberapa waktu berlalu sampailah keduanya di kediaman Nilam dan William.Angel yang mengetahu
Baca selengkapnya

Bab 67 Dalang Kebakaran Pabrik

Nilam mengatur nafas kasarnya. Geli rasanya mendengar orang-orang membicarakan tentang pembuatan adik Angel.'Haish, mereka sama-sama sinting!' gumam Nilam.Lekas ia minum dan melirik William yang tampak tersenyum. 'Dasar, mereka semua sama!'"Ya, Ma. Angel mau punya adik! Buatin ya Ma, apa beli aja. Biar gak lama-lama!" ucap Angel lugu.'Ah ... Apa-apaan sih bocil! Apa kata Angel? Beli? Haha, tidak!!' teriak Nilam tanpa suara."Tuh! Dengerin princesmu! Dia aja mau punya adik!" sambung Anita. "Nilam, bantu suami kamu mengatasi masalah pabrik, kamu jangan diam saja! Gunakan kecerdasan mu! Buat apa sekolah tinggi-tinggi jika tidak bisa mengatasi soal kecil semacam itu!" Ucapan Seno tiba-tiba membuat Nilam tersentak. Ternyata pria ini adalah pria yang sedikit keras. Bukan hanya dengan William saja terdengar kaku, padanya pun juga."Sudahlah Pah, William bisa atasi semuanya. Papa Seno tidak perlu terlalu memikirkannya. Tunggu saja, tidak sampai dua bulan pabrik akan bisa beroperasi kemb
Baca selengkapnya

Bab 68 Ditemani Bram

"Maaf Paman, aku tidak bisa memaafkan-mu!" gertak Willy. Pria itu mengangkat kepala dan menjatuhkan dengan keras ke lantai, Willy tidak perduli dengan siapapun yang berani melawannya, ia akan membalasnya."Tidak ada lagi aku harus sopan atau segan pada Anda, jika Anda menjadi penghambat pekerjaan saya, saya akan memberi perhitungan lebih pada Anda, Paman! Aku tidak perduli, Anda adik papa atau presiden sekalipun!""Beri pelajaran lebih para pria itu!" titah William pada dua pria berbadan kekar tersebut."Setelah itu, aku akan menjebloskannya ke dalam penjara! Aku tidak akan memberi ampun pada orang semacam itu!" teriaknya penuh kemurkaan.Benda pipih William berdering. 'Pasti Nilam!'Ia segera mengambil dari saku celananya, tertera nama kontak pemanggil, 'Nilam'.[Ya, Sayang?] sapanya pada istrinya.[Kenapa tidak memberi kabar? Ada informasi apa hingga kamu sendiri yang turun tangan?][Sebentar! Lihat siapa yang ada bersamaku sekarang!] William merubah panggilan telepon ke via video
Baca selengkapnya

Bab 69 Bantuan Dana

Sesampainya di rumah sakit poli umum, Shireen menggandeng tangan Bram dengan mesranya. seolah mereka adalah sepasang suami istri.Bram berhasil mengambil hati Shireen kembali, ia menunjukkan perhatiannya pada wanita itu. Tidak jarang ia memperhatikan gerak dan berjalannya supaya berhati-hati -- kehamilan Shireen masih terlalu muda, untuk pekerjaan yang sedikit melelahkan.Dari arah jauh, Bram melihat sebuah kursi roda berada disudut ruang dekat ruang resepsionis. Ia mengatakan pada Shireen -- untuk menunggunya sebentar di situ, dia akan segera kembali.Shireen patuh, kedua bola matanya mengekor melirik Bram yang berjalan menjauh dan berhenti di depan sebuah kursi roda. Ia menarik lalu mendorong ke arahnya. Shireen terharu mendapatkan perhatian khusus oleh pemuda itu. 'Jika Mas Daffa yang memperlakukan aku secara demikian, pasti hidupku akan sangat bahagia, tapi yang kuharapkan ternyata tidak kudapatkan, hanya raga Mas Daffa tapi tidak cintanya.'"Terima kasih ya, Bram," ucapnya. Seme
Baca selengkapnya

Bab 70 Kaki Kiri Tidak Berfungsi

Setelah acara makan siang berlangsung, Daffa akan berusaha terus mendekati Nilam.Mumpung ada kesempatan saat perusahaan itu di bawah, Daffa bisa memanfaatkan kesempatannya."Ibu Nilam, jika Anda atau Pak William memerlukan bantuan, jangan sungkan meminta bantuan pada saya," ucap Daffa.Nilam tersenyum dan menganggukkan kepalanya.*****Sementara Willy harus bolak balik ke perusahaan dan pabrik untuk memantau pembangunan yang harus selesai dua bulan ini."Pak! Bekerja dengan baik ya, semua harus diperhitungkan! Awas jangan ada kesalahan!" ucapnya pada semua karyawan yang bekerja di sana."Baik, Pak William!" Ia berjalan- jalan mengitari gudang depan. Melihat semu pekerja bekerja dengan giatnya. William suka pada pekerjaan mereka yang gigih dan bersemangat."Tuan William! Awas!" Seseorang pekerja berteriak keras pada William yang berjalan di atas sebuah balok kayu besar yang akan terjatuh mengenainya.William mendongak ke atas. Sebelum menghindari dari benda besar dan panjang itu jat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status