Semua Bab Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati): Bab 81 - Bab 90

128 Bab

Bab 81 Tujuan Nilam

Tiara menundukkan kepala karena malu, dalam hati ia menggerutu tidak menentu. Rasanya aliran darah wanita itu ikut mendidih melihat bosnya bermesraan di hadapannya."Selamat pagi Tiara ..." sapa Nilam, ia sengaja membuat Tiara naik darah."Selamat pagi juga Ibu Nilam, baiklah Pak Willy, karena sudah tidak ada yang Bapak bahas lagi saya permisi.""Oke, silahkan!"Belum Tiara keluar dari ruangan, mereka malah seperti perangko.Tiara yang merasa ingin tahu, melirik ke belakang mengelus dada dan bergumam, "Dasar ulat bulu!"Sementara saat Nilam melihat Tiara tidak terlihat lagi, ia gegas berdiri dari pangkuan Willy. "Mau kemana?"Tangan Willy yang nakal, menarik tubuh Nilam, dan terjatuh lagi kepangkuan-nya."Astaga, Mas! Please ya! Aku cuma mau membuat Tiara panas saja, karena aku tidak suka kepada perempuan itu ..."Ucapan Nilam seperti anak kecil saja, pagi itu Willy melihat istrinya lebih manja dari biasanya. YIa sampai harus mencubit pipinya beberapa kali karena gemas."Sakit tahu,
Baca selengkapnya

Bab 82 Villa

Hari perencanaan liburan ke puncak Bogor telah tiba...Nilam bersama Angel memasuki villa keluarga yang di bangun Seno saat Nilam berusia lima tahun.Kaki wanita itu berhenti melangkah. Ia terdiam di tengah ambang pintu. Melihat bangunan megah, di segala sisi vila.Bangunan unik yang tidak pernah ia jumpai sebelumnya, melangkahkan kaki pelan, dan berhenti di sebuah dinding berwarna coklat.Disana terpampang lukisan besar, seorang wanita. Ia hampir tidak berkedip. Seluruh bola mata menatap wajah ayu yang mirip dirinya. 'Siapa wanita ini? Aku tidak pernah menjumpainya?' Hanya batin yang bisa bergumam, ia masih takut menanyakannya. Dari kejauhan Angel berteriak, "Mama! Ayo cepat masuk Ma!" "Ya, Sayang!" teriak Nilam mengangguk."Selamat pagi Nyonya!"Nilam terkejut, saat seseorang wanita menyapanya secara tiba-tiba, suaranya empuk dan ia melihat wanita paruh baya menundukkan kepala di belakannya. Nilam hanya berani menjawab sapaannya, dan diikuti oleh lengkung sudut bibir yang menge
Baca selengkapnya

Bab 83 Kebimbangan

"Kamar ini?" Nilam menutup mulutnya setelah merasa kagum.William menutup pintu cepat-cepat. Nilam yang terkejut menoleh dengan perasaan aneh."Kenapa pintunya ditutup?" tanya Nilam, tubuhnya gemetar. Keringat dingin mulai tergelincir bergantian."Haha ...!" William tertawa terbahak-bahak melihat respon Nilam.Berjalan mendekati istrinya dan memeluknya erat. Ia berbisik di telinga Nilam, "Nanti malam, aku minta jatah pokoknya!"Degup jantung Nilam seakan terhenti. Seberapa pun ia berusaha kabur, ia tidak akan bisa menghindar pria itu."Kenapa kamu tertawa?" tanya Nilam dengan bingung."Ya lucu saja, karena setiap aku menggoda kamu seperti ini, respon kamu berlebihan. Bukankah itu hal wajar untuk kita?" tanya Willy dengan menarik gemas dagu istrinya."Gak. Biasa saja, Mas!" ucap Nilam menutupi Gelagat tubuhnya merespon berlebihan.Kedua tangan William meremas dada Nilam, hingga ia memekik ketakutan."Tolong!" teriak Nilam responsive. Dengan cepat Willy menutup mulutnya. "Hust, diam! D
Baca selengkapnya

Bab 84 Identitas Luna Akan Terkuak

"Bibi masak banyak sekali? Kita cuma bertiga saja 'kan?" tanya Nilam dalam kebingungan."Ya tidak masalah kan, Sayang? Lagian ini kan masakan kesukaan kita?" jawab Willy sembari melihat-lihat banyaknya hidangan tersaji di meja."Ya kalau tidak habis mubazir." Nilam menyanggah, wajahnya sedikit cemberut.Ia tetap mengambilkan beberapa masakan dan menuangkan di atas piring William."Sayangku Angel mau masakan yang mana? Ini ada yang dipisahkan kok dari cabe buat kamu mau tidak?" tanya Nilam sebelum mengambilkannya untuk Angel."Terserah saja, Ma. Asal tidak pedas. Angel 'kan suka menghargai pekerjaan orang lain. Seperti yang mama ajarkan pada Angel beberapa hari ini."Willy terus memantau beberapa keanehan terjadi. Itu bukan sifat Nilam. Tidak pernah ada kata mubazir dalam hidupnya. Dan kali ini makin lama, makin jelas jika dia bukan istrinya.Beberapa kali ia mengatakan itu selama pasca kecelakaan. Mau percaya jika ini istrinya, tapi masih sangat sulit."Sayang, kamu cepat segera makan
Baca selengkapnya

Bab 85 Tidur Bersamaku!

Sebuah perbincangan kembali terjadi antara William dengan seseorang wanita. [Bagaimana, apa kamu sudah pastikan jika wanita yang bersamamu sekarang, bukanlah istrimu?][Ya, apa yang kau katakan semuanya memang benar. Pasca kecelakaan besar dulu, semuanya memang sudah berubah!][Untuk kedua kalinya, apa dia mau mengadakan pendakian?][Dia menolaknya. Dengan alasan Angel tidak memiliki teman di villa.][Halah! Alasan besar! Dia sudah menunjukkan jika dia phobia ketinggian. Dia tidak berani mendaki gunung. Karena dia bukan Nilam istrimu yang pemberani. Dia hanya memaksakan diri untuk menjadi Nilam.][Jika seperti itu adanya, lantas Nilam dimana?][Semuanya akan terbongkar, setelah kamu bisa membuka siapa topeng dibalik wajah Nilam yang dicuri wanita itu.][Aku belum memiliki bukti apapun. Hanya beberapa dugaanku saja. Dan atas informasi darimu yang belum ada kejelasannya.][Berikan malam indah bersama wanita itu, yakinlah jika ia akan menolak keseribu kalinya.]Tut Tut Tut!Panggilan te
Baca selengkapnya

Bab 86 Maafkan aku, Nilam

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Nilam di kamar itu masih sendiri. Menunggu dengan cemas, kehadiran Willy yang akan menghabisinya. Bukan habis dibunuh, melainkan mengemban tanggung jawab Nilam sebagai istri William. 'Ah, tidak! Ini tidak benar! Apa aku bisa melayaninya? Sadar Luna, kamu Luna! Bukan Nilam! Saat ini mungkin pria itu sudah persiapkan segala sesuatunya demi malam ini. Demi malam yang indah baginya bersamaku. Wanita asing dalam kehidupannya. Oh Tuhan... Jalan mana yang harus ditempuh?'Terdengar derap langkah kaki, yang semakin lama semakin terdengar keras dan jelas. Langkah kaki itu kian mendekat.Sementara ia melihat tubuhnya yang sudah siap dijamah oleh pria asing itu. Sesuai permintaan Willy. Ia mengenakan lingerie berwarna merah.Sedikit menutupi tubuhnya karena malu. Menutupi dengan selimut tebal sampai dada. Tak terelakkan tubuhnya yang mulai meremang sendiri.Kriet ....Suara pintu terbuka pelan. 'Astaga ... Astaga ... Dia masuk!' gemetaran rasanya tubuh
Baca selengkapnya

Bab 87 Mau Ronde kedua?

Nilam masih mencoba mengingat nama Widya itu. Beberapa saat baru ingat, jika Widya adalah wanita yang menyukai Willy dan pernah menyekapnya.'Apa benar jika Widya yang sama? Mengapa Willy masih berhubungan dengannya? Secepat itu dia keluar dari penjara? Ah! Sekarang semua serba uang. Bodoh sekali aku!' pikirnya pendek.Ingin membangunkan Willy tapi ia tidak tega. Terlihat diwajahnya sangat lelah dan mengantuk. Disisi lain rasanya ingin membuka chat wanita itu. Dan menyerangnya. Ia yakin wanita itu juga biang Willy meragukan identitasnya.Dengan pelan Nilam mencoba membuka layar ponselnya. Dengan satu gerakan tarikan dari bawah keatas.'Sial. Ada sandinya juga!' pikir Nilam dengan mencoba mencari ide, berapa 6 digit angka untuk membuka layar.Pertama ia mencoba memasukan angka dari tanggal lahir Willy. Setelah angka itu di ketik dan menekan enter, ternyata salah.Kedua tanggal lahir Angel, namun itu juga salah. Ke tiga ia memasukkan digit tanggal lahir Nilam.'Yes! Benar!' gumamnya b
Baca selengkapnya

Bab 88 Shireen Akan Segera Terbongkar

"Pesan dari siapa Shireen? Hah?"Shireen tidak kunjung menjawab. Ia masih terperangah terkejut dan segera membenarkan posisi wajahnya.Tidak menunggu wanita itu menjawab, ia segera membaca pesannya.'Bram'.[Selamat malam Sayang ...-]Baru membaca pesan teratas, ia sudah akan naik pitam. Darahnya hampir mendidih membaca sapaan sayang.Mata yang sebelumnya melihat layar ponsel, beralih melihat kearah Shireen. Ia menatap tajam istrinya itu.Wanita yang sudah ketahuan busuknya itu hanya menundukkan kepala. Plak!Dengan cepat ia menampar wajah Shireen hingga membekas merah. Terlihat jelas jari tangan Daffa disana."Sakit, Mas!" rintih Shireen dengan memegang pipinya yang terasa panas."Rasakan kamu wanita binal! Aku sudah yakin jika perbuatan kamu di belakang ku seperti ini! Sudah dengan berapa pria kamu tidur? Hem?" tanya Shireen.Shireen hanya menggelengkan kepalanya takut. Karena memang bukan hanya dengan dirinya saja ia melakukannya. Juga dengan Bram. Bahkan bayi dalam kandungan ini
Baca selengkapnya

Bab 89 Tergelincir

Terdengar suara riuh dari depan rumah Daffa Ardiansyah. Daffa menghentikan perdebatannya dengan Shireen. Dan keduanya berjalan mendekati pintu utama."Ada apa di depan? Kenapa ramai sekali?" tanya Daffa, perasaannya sudah merasa tidak nyaman.Ia mendekatkan daun telinga dengan pintu. "Pak Daffa, keluarlah! Berikan gaji kami segera!""Pak Daffa! Sudah tiga bulan lamanya, gaji kami tidak Bapak berikan!""Kapan Bapak berikan hak kami!""Mulai besok kami akan mengadakan mogok kerja! Semua pegawai kantor absen! Sampai Bapak memberikan semua hak kepada kami!"Seperti itulah teriakan-teriakan mereka pada Daffa didepan koridor depan. Daffa kini ketakutan. 'Kenapa hidupku jadi seperti ini sih! Aku sudah tidak bisa meminta bantuan siapapun. Aku harus bagaimana?'"Kenapa kamu tidak keluar, Sayang! Jangan jadi lelaki pengecut kamu! Keluar dan hadapi mereka!" titah Shireen."Sialan kamu! Mereka bisa menerobos masuk! Dan melihat tubuh kekasihmu itu pingsan. Mereka akan berpikiran macam-macam terha
Baca selengkapnya

Bab 90 Selamat Dari Maut

"Mas Willy?" Perasaannya sedikit lebih lega, karena ia pasti akan selamat dari kejadian ini."Berusahalah! Ayo Sayang!" ucapnya, terlihat jelas ia sangat berusaha membantu Nilam naik ke atas permukaan."Aku tidak kuat, Mas!" ucapnya.Berulang kali ia berusaha memanjat tebing itu, kakinya selalu tergelincir."Jangan berkata seperti itu. Ayo berusahalah! Kamu akan selamat. Lihat lah Angel! Dia masih membutuhkan seorang ibu!"Angel berdiri jauh dari tempat itu, William yang memintanya.William terus berupaya sekuat tenaganya. Hingga sedikit tubuhnya menunduk. Untuk meraih lengannya."Mari kami bantu! Pegang tali ini kuat-kuat Nyonya!"William terkejut mendengar suara beberapa orang datang untuk membantu sang istri, yang berada dalam ujung maut itu.Kedua sudut bibirnya terangkat. Bersyukur ada yang sudi menolong mereka.Nilam meraih tali dengan ukuran besar itu. Dan mencoba memanjatnya pelan-pelan. Dan, tak lama kemudian ia berhasil diselamatkan."Terima kasih, para bapak-bapak. Saya t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status