Semua Bab Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati): Bab 101 - Bab 110

128 Bab

Bab 101 Wanita Penipu

Tidak ada yang bersuara. Hanya langkah mereka patuh mengikuti langkah kaki para polisi.Di RSUD ...Anita dan Seno tidak dapat membendung air mata. Ketegangan dan kegelisahan bercampur menjadi satu.Anita memegang erat lengan Seno, menutupi ketakutan itu. Harapan terbesarnya adalah pernyataan akan mayat itu adalah putri mereka tidak benar.William yang juga belum siap akan kenyataan terburuk, berjalan mondar mandir di depan ruang patologi forensik. Menunggu para petugas medis melakukan tes DNA lengkap."Kenapa kerja mereka lama sekali! Aku muak menunggu lama-lama!" ucap William dengan emosi."Tunggulah dengan sabar Pak Willy," titah salah satu anggota kepolisian.Anita melepaskan pegangan tangan dari lengan Seno, dan mulai menggerakkan kakinya menuju William.Anita menyuruhnya duduk agar bisa lebih tenang."Willy, sabarlah. Mama juga merasakan kesedihan yang lebih darimu. Aku masih berharap jika mayat itu bukan Nilam putriku. Aku tidak akan bisa hidup tanpa dia ..." Seno yang menahan
Baca selengkapnya

Bab 102 "Angel Kangen Mama, Bi."

Pandangan mata Anita gelap, tubuhnya lemas dan terhuyung jatuh di pelukan Luna. Wanita itu tak sadarkan diri.Seno dan Luna panik. Ia tidak menyangka Anita sampai pingsan karena kenyataan ini."Nyonya Anita! Nyonya bangun!" Luna memanggil dengan menepuk-nepuk bahunya.Seno berjalan cepat memutari setengah meja dan memaksa membawa Anita. "Pak polisi! Kembalikan wanita itu ke sel!" teriak Seno.Gegas, ia membopong tubuh Anita menuju rumah sakit. Hati Luna seakan tersayat, ia telah menganggap wanita itu sebagai ibunya sendiri. Dan kini, melihat ia lemah seperti itu, ia tidak kuasa menahan sakitnya juga.Tetes demi tetesan air mata mulai membanjiri kedua pipi. Langkah terasa berat, terpaksa ia gerakan karena dua polisi itu menggelandangnya. Kedua pria berseragam itu mendorongnya masuk kembali ke sel sampai ia terjatuh ke lantai.Tawa riang Weni terdengar memekik telinga Luna. Tampaknya ia sangat bahagia melihat penderitaan Luna.Tubuhnya meringkuk, wajahnya menghadap tembok dengan warna
Baca selengkapnya

Bab 103 "Bawa wanita itu pulang!"

Di rumah sakit umum daerah...Seno tampak panik. Ia duduk dengan menutup wajahnya sambil menunggu dokter keluar dari ruangan.Sesekali ia melihat jam di tangannya yang sudah bergulir 18 menit. Dia berdecak kesal, akan kinerja dokter yang tidak bisa bekerja dengan cepat. Menengok ke arah pintu beberapa kali, memastikan pintu itu terbuka segera. Pada menit ke-20 barulah pintu ruang itu terbuka, seorang dokter pria baru keluar dari sana berjalan menghampiri Seno, menjelaskan keadaan Anita."Maaf Tuan Seno, saya ingin menjelaskan jika Nyonya Anita mengalami stres berat. Stres berat dapat terjadi bila seseorang mengalami tekanan mental atau emosional yang berlebihan, apakah sebelumnya Nyonya Anita memiliki masalah besar?" tanya dokter setelah menjelaskan."Benar, Dok. Ada banyak masalah akhir-akhir ini di keluarga kami.""Jika tidak di tangani segera, Nyonya akan sering mengalami hal seperti mudah gelisah, merasa frustrasi, mudah tersinggung. Merasa dirinya tidak berharga, serta merasa
Baca selengkapnya

Bab 104 Daffa Menjadi Gelandangan

Pada senjang waktu yang sudah di tetapkan, hari itu adalah hari dimana para rentenir datang untuk mengambil alih tanah beserta rumah Daffa Ardiansyah, jika pria itu tidak dapat melunasi hutangnya.Wajahnya sangat bersinar bak matahari terbit, karena Daffa Ardiansyah sampai hari ini tidak memberi kabar akan melunasi hutang-hutangnya, berarti dalam artian ia tidak bisa membayar. Ia siap mengantongi surat kepemilikan rumah beserta tanahnya. Ini adalah tujuan utama para rentenir memberi bantuan pinjaman dengan bunga yang mencekik. Tepat pukul 07.00 pagi dua orang bertubuh kekar bersama satu pria yang tubuhnya di bawah tinggi dua pria yang mengapitnya menggedor pintu utama kediaman Daffa. Pria dengan setelan jas berwarna hitam dengan dasi kotak biru, sesekali menggelintir kumis tipisnya yang panjang dengan ujung melengkung.Ia melipat tangan di dada dengan perasaan gembira, sambil menunggu pintu terbuka. Setelah beberapa menit lamanya, pintu berukiran itu tidak kunjung terbuka. Membuat
Baca selengkapnya

Bab 105 Saya Menggilai Anda

Hari itu, William berniat pergi ke penjara mengunjungi Luna. Meski ia masih merasa itu adalah Nilam.Angel yang mengetahui William hendak menemui Nilam, segera berlari mengejarnya. "Papa ... Angel mau ikut papa ... Boleh ya, Pa?" pinta Angel memelas. Ia terlihat sekali merindukan ibunya.'Andaikan kau tahu. Jika Mama Nilam sudah tiada ...' "Papa kenapa diam? Angel ikut ya ..." William duduk dan berjongkok. Mencium pipi kanan dan kiri lalu mengusapnya pelan."Papa pergi ke kantor, mungkin setelah pulang kerja nanti. Papa akan menemui Mama Nilam," kata William menjelaskan."Ya ... Angel sudah sangat rindu Mama. Kenapa masih harus menunggu sore. Apa tidak bisa bertemu mama sekarang?" Angel memaksa. Ia mulai merengek."Tidak bisa, Mama sedang kerja. Jadi nunggu pulang dulu ya ..." tolak Willy halus.Terpaksa Angel mengangguk. Ia mau menjadi anak baik. Ia tahu, jika Papanya mengatakan nanti, maka ia akan menepati janjinya."Baik, Pa."*****Saat di kantor perusahaan Bhaskara ...Hari
Baca selengkapnya

Bab 106 Angel merindukan Mama

"Aku sudah menggilai Anda, Pak!" kata Tiara membuat Willy terkejut.Disaat yang tidak tepat ia berani mengatakan hal itu. Ia seperti seorang wanita yang tidak memiliki harga diri saja."Kamu memang sudah gila! Kau tidak waras Tiara! Kau tahu aku sedang membutuhkan teman untuk berbagi. Kamu malah mengatakan hal tidak jelas. Keluar kamu Tiara!" ancam Willy. Ia menunjuk pintu. Memberi isyarat untuk dia agar segera keluar dari ruang kerjanya.Tiara berdiri dan mendekati Willy. Ia mengelus pipi Willy dengan berani. William yang merasa pusing, segera ia menyingkirkan tangan mulus Tiara. "Wanita kurang ajar kamu Tiara!" umpat William.Tiara tersenyum seperti tidak bersalah. Ia melangkahkan kaki meninggalkan William. Saat ia membuka pintu, ia masih menyempatkan menoleh Willy. Pria itu membulatkan kedua bola mata, seakan mengancamnya.Setelah William sudah tak lagi melihat wanita itu, ia membanting tubuhnya di atas kursi kerja miliknya.Ia memutar ke kanan ke kiri, seperti yang di lakukan
Baca selengkapnya

Bab 107 Hasil Test DNA

William melihat mereka dengan pilu. Hatinya terasa tertusuk. Dua telinganya tak mampu untuk mendengar pembicaraan memilukan mereka.Kedua kakinya terpaksa melangkah meninggalkan ruangan itu. Sesekali kedua ekor matanya melirik ke arah mereka. Hingga tanpa sadar bulir air mata terjatuh jua di pelupuk mata. Tanpa sengetahuan ketiganya ia menyeka pelan.Sementara Angel masih dalam pelukan Luna. Ia memeluk tubuh Luna dengan erat sekali. Tidak ingin melepaskan. Jemarinya yang lentik, membelai rambut Angel hingga ujung. Kedua tangannya lalu mendekap tubuh Angel. Bibirnya berat untuk terbuka. Jika tidak ada Anita disana, ia akan mengungkap kan perasaan rindu dan sayangnya pada Angel sekarang. Tapi, disana ada Anita. Luna tidak ingin dinilai oleh mereka merusak kehidupan mereka kembali oleh kedatangannya."Sayang ... Setelah ini kamu pulang ya," ajak Anita. Ia juga memperlakukan sama pada Luna. "Maafkan saya Bu Anita.""Kenapa kamu panggil saya ibu? Saya ini orang tua kandung kamu," ucap
Baca selengkapnya

Bab 108 Kecelakaan

"Mas Willy?" sapanya lirih. Saat kedua matanya membulat tak percaya. Dua polisi mengantarkan Luna sampai didepan kursi ruang tunggu dimana Willy menunggunya."Silahkan Ibu Nilam, Anda bebas." ucap salah satu pria berseragam lengkap tersebut."Bagaimana bisa mereka bisa berubah, memanggilku dengan sebutan Nilam? Apa yang sebenarnya terjadi." Wanita yang tidak lagi memakai baju tahanan berwarna biru itu berjalan pelan dan duduk di hadapan Willy."Sayang!" sapa Willy, ia berdiri dan memeluk tubuh Luna erat.Sementara Luna diam membatu. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia berubah? Dan sayang? Sapaan itu mengingatkannya pada saat ia menjadi istri William.William melepas pelukannya, ia memegang pipi Luna seraya mengatakan, "Sayang ... Maafkan aku ya? Aku akan menebus kesalahanku selama ini. Kamu mau kan maafkan aku?" Luna masih tidak mengerti. Apa maksud dari ucapannya.Pria itu menunggu Luna membuka mulutnya, menunggu ia bicara kembali. "Kenapa kamu diam? Apa kamu sa
Baca selengkapnya

Bab 109 Amnesia

"Kenapa mereka lama sekali. Bisa tidak mereka bekerja lebih cepat! Jika bekerja lama seperti ini, apakah mereka bisa menjamin keselamatan pasiennya? Benar-benar tidak kompeten!" William berdiri tidak sabar. Ia mengumpat dengan menggertakkan gigi-giginya.Berawal dari lampu merah padam, sampai mereka menunggu beberapa menit lagi mereka tidak kunjung keluar dari sana.William berjalan mendekati pintu, dan tak lama kemudian pintu terbuka. Seorang dokter dengan baju dinasnya bersiap memberikan informasi pada pihak keluarga."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter?" William tidak sabar."Maaf sebelumnya, Pak William. Saya harus menyampaikan sebuah kabar,-"Belum selesai dokter menjelaskan, William memotongnya. "Kabar apa dokter? Dokter harus menyelamatkannya, dia tidak boleh meninggal. Istri saya harus selamat, Dokter!"Kembali hening..."Tunggu Pak William. Biarkan saya menjelaskannya."Seno menarik lengan Willy. Ia menyuruhnya untuk menahan diri. "Sabar William. Dengar penjelasan Dokter."
Baca selengkapnya

Bab 110 "Mama Jahat, Papa!"

Malam itu Luna diperbolehkan oleh dokter pulang. Keadaannya sudah lebih baik dari sebelumnya.Beliau berpesan kepada keluarga Bhaskara untuk tidak memaksa mengingat semua tentang masa lalunya. Ingatan Itu akan datang sendiri seiring berjalannya waktu.Karena itu akan menyebabkan kontraksi pikiran dan otaknya yang menimbulkan rasa sakit luar biasa di kepala.Meski dengan berat hati akhirnya Willy dan Seno membawa Luna pulang. Dokter sudah menjelaskan satu persatu keluarga yang sering datang membesuknya. Dan perlahan-lahan Luna mau menerima. Meski ia sama sekali tidak ingat dengan mereka."Pelan-pelan, Sayang!" ucap Willy saat memapah tubuh Luna yang hampir terjatuh.Luna mencoba menyingkirkan dua tangan itu dari kedua bahunya. Membuat Willy merasa sedih. Namun William bukan tipe pria yang mudah menyerah. Willy akan tetap berusaha untuk merawat dan menjaga istrinya sampai ia mengingat semuanya.Saat pintu kediaman Bhaskara terbuka, tampak seorang malaikat kecil sedang berdiri di sana me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status