William ingin mendengar Nilam mengatakan itu, ia sudah rindu pada Nilam istrinya.Perlahan, ia harus mengucapkannya, Nilam menarik napas dan membuangnya pelan.Sialnya, Willy mengerti apa yang dia lakukan. "Kenapa mendadak gugup? Haish!""Aku harus ngomong gimana, Mas?" tanya Nilam.Masih diam di atas tubuh Willy."Gini Sayang. Katakan, Mas Willy, sayangku, manisku, cintaku, belahan hatiku, suamiku yang paling tampan, berkarisma, tampan rupawan, tiada bandingnya, aku sangat mencintai kamu. Gitu Sayang, coba katakan!"Wanita itu menatap wajah William dengan tatapan ketus. "Apa nggak kurang panjang: kamu nyuruh ngucapin kata-kata itu, Mas?""Tuh kan buktinya apa--kamu nggak mau bilang berarti kamu itu nggak mencintai aku, Sayangku ..."Ia berusaha lepas dari pelukan Willy, wanita itu segera duduk dengan wajah manyun. "Sini Mas, aku mau bisikin sesuatu!" titah Nilam pada William yang ikut bangun dari tidurnya lalu duduk mendekatkan telinganya."Makin hari kamu itu makin, jelek! Haha!"
Read more