Share

Bab 43 Tenang Dalam pelukannya

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Luna membuka pintu ruangan Daffa, tidak terlihat siapapun disana. Ia tidak berhenti begitu saja.

Kaki Luna melangkah memasuki ruangan Daffa--disana terdapat ruang khusus untuk ia beristirahat.

Tepat didepan pintu, kedua kakinya berhenti, tubuhnya bergetar hebat. Saat mendengarkan suara desahan seorang wanita seketika membuat darahnya mendidih. Pikiran Luna hanya satu, 'Perselingkuhan'.

Tidak perlu banyak waktu untuk ia berpikir, gegas ia berjalan dan memutar handle pintu. 'klek'.

Luna diam terpaku, melihat pemandangan dari kegiatan menjijikan yang mereka perbuat.

Apa mau dikata, Luna sudah melihat mereka dalam posisi ini. Kedua tangan mengepal kuat.

Shireen dan Daffa gelagapan, hingga terlihat kocar-kacir segera memakai pakaian mereka yang berserakan di lantai.

"Luna?"

"Maaf!"

Daffa tidak dapat menjelaskan apapun pada Luna, apa yang mau dijelaskan. Akan jadi percuma saja.

Luna tersenyum getir, ia membalik tubuh dan meninggalkan ruangan Daffa Ardiansyah. Dengan menghantamkan kepalan ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harmony^-
Akhhh ... baper...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 44 Tidak Membiarkan Mereka Bahagia

    Seseorang dengan tangan kokoh, berotot menahan tubuhnya. Mata Nilam melihat ke arahnya."Mas Daffa?" ucapnya lirih. "Mas?" Daffa mendengarnya dengan tidak percaya. Wanita itu memanggilnya dengan sebutan Mas."Maaf-maaf, maksud saya Bapak Daffa," Nilam membenarkan ucapnya.Keduanya saling berpandangan dalam waktu yang tak singkat. Nilam tanpa sengaja memeluk tubuh Daffa.'Mas, aku Luna. Aku Luna mantan istrimu. Benarkah kamu akan segera menikahi Shireen? Rasanya aku tak kuasa untuk menerima semua ini.' Hanya bisa bergumam sembari memandang wajah tampan yang tak pernah berubah itu.'Astaga, aku bisa memandang kembali wajah cantik wanita ini, sungguh jantungku makin berdebar saat bersamanya seperti sekarang ini. Jika ia sendiri, aku tidak segan membawa tubuhnya ke atas ranjang.' gumam Daffa.Ia menatap--menelusuri tiap inchi wajah Nilam yang sangat cantik, dan terlihat sangat muda. Terlihat berbeda jauh Nilam dan Shireen."Sayang!"Daffa terkejut ketika wanita yang ia antar memilih baju

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 45 Pernikahan Daffa dan Shireen

    'Apa yang terjadi pada pria itu? Ah! Apapun yang terjadi padanya aku tidaklah perduli!'Saat setelah keduanya jauh dari sana, William mengajak Nilam beristirahat. Sembari menunggu Angel yang sedang asyik bermain di tempat permainan. William menatap lekat Nilam."Jangan melihat aku seperti itu!"Wanita itu takut, melihat tatapan Willy terlihat berbeda. Tajam seperti akan menyergapnya. Akhirnya Nilam lebih memilih diam tidak bersuara.Segelas es jeruk ia teguknya perlahan. Ia mengatur nafasnya pelan. Tidak bisa membayangkan apa yang akan ditanyakan oleh suaminya itu."Kenapa?" tanya Willy singkat. Nilam tidak dapat menangkapnya."Apanya yang kenapa?" tanya Nilam balik."Sudahlah lupakan saja, kamu sudah lebih baik?" Nilam mengangguk kepala, "Mas! Jangan katakan pada siapapun, please!"William mengelus pipi Nilam lembut, dan mengangguk. "Lain kali, jangan kau lakukan itu, sangat membahayakan. Sebaiknya kamu beritahu padaku, jika akan berbuat sesuatu. Semoga saja tidak ada masalah setela

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 46 Patah selamanya

    Nilam tidak membalas senyum Daffa, ia merasa seperti tatapan itu membunuhnya. Bila merasa bahwa Daffa mengetahui perbuatannya pada hari itu.Iya menggenggam tangan William dengan erat, sementara satu tangan William menggendong Angel."Papa, kenapa pesta pernikahannya sepi sekali sih, Pa?" tanya Angel kecil nyeletuk."Ya sayang, karena yang diundang hanya beberapa tamu saja, ini namanya undangan pesta pernikahan tertutup," tutur William menciumi pipi putri tunggalnya."Berarti kita adalah tamu penting Pa, Karena Om Daffa mengundang kita?" Pertanyaan Angel buat Willy dan Nilam geleng kepala, pikiran mereka sama: pertanyaan sang putri sangat bijak."Bisa dibilang begitu Sayang, Yuk kita duduk! Mengikuti acara ini dengan hikmat acara pernikahan ini hingga usai," suruh William lagi.Mereka sengaja memakai seragam couple, berwarna putih. Nilam dan Angel sengaja menggerai rambutnya dan memberikan aksesoris pita di ujung rambut, membuat keduanya seperti bidadari milik Willy.Satu dompet hita

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Vab 47 Tamparan Keras

    Plak!Nilam menamparnya keras. Mendengar ucapannya yang menjijikan. Daffa memegang pipinya erat. "Lumayan juga tamparanmu."Bug!"Ah! Sakit!"Sebuah tendangan mengenai sarang wallet nya. Hingga pria itu mundur beberapa langkah seraya memegangi benda pusakanya--yang seakan patah.Terlihat ia meringis kesakitan. Selang beberapa saat itu, terdengar suara William berteriak. "Sayang! Kamu masih di dalam?" teriak William dari luar pintu.Gegas, Nilam mencoba membuka slot kunci 0pintu. Saat pintu berhasil terbuka, Daffa bersembunyi di belakang pintu. Ia menutup mulut dengan jarinya sendiri. Menyuruh Nilam tutup mulut. Nilam pun patuh, ia juga takut, kesalahan di mall saat itu, berimbas buruk pada dirinya ataupun keluarga nya nanti. Akan dipikirkan kembali saat situasinya lebih tenang."Sayang! Kamu lama sekali di toilet! Tidak terjadi apapun kan, padamu?" Nilam tidak segera menjawab, ia cepat keluar bersama William dan Angel dalam gendongan sang ayah."Maaf Mas, perut aku sakit tadi, jad

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 48 Pertemuan Para Istri Sosialita

    William ingin mendengar Nilam mengatakan itu, ia sudah rindu pada Nilam istrinya.Perlahan, ia harus mengucapkannya, Nilam menarik napas dan membuangnya pelan.Sialnya, Willy mengerti apa yang dia lakukan. "Kenapa mendadak gugup? Haish!""Aku harus ngomong gimana, Mas?" tanya Nilam.Masih diam di atas tubuh Willy."Gini Sayang. Katakan, Mas Willy, sayangku, manisku, cintaku, belahan hatiku, suamiku yang paling tampan, berkarisma, tampan rupawan, tiada bandingnya, aku sangat mencintai kamu. Gitu Sayang, coba katakan!"Wanita itu menatap wajah William dengan tatapan ketus. "Apa nggak kurang panjang: kamu nyuruh ngucapin kata-kata itu, Mas?""Tuh kan buktinya apa--kamu nggak mau bilang berarti kamu itu nggak mencintai aku, Sayangku ..."Ia berusaha lepas dari pelukan Willy, wanita itu segera duduk dengan wajah manyun. "Sini Mas, aku mau bisikin sesuatu!" titah Nilam pada William yang ikut bangun dari tidurnya lalu duduk mendekatkan telinganya."Makin hari kamu itu makin, jelek! Haha!"

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 49 Dana Sumbangan 70 M

    "Selamat datang Nyonya Daffa Ardiansyah!"Seketika Nilam terkejut. Ia meletakkan gelasnya dan melihat sendiri--yang datang kala itu adalah Shireen. Dan benar saja, wanita iblis itu yang muncul.Nilam mencoba melihat gaya wanita itu, bagaimana ia belajar menjadi nyonya-nyonya sosialita dalam sekejap.Nilam terkikis dalam batin: seorang Shireen yang dulu hanya lulusan sekolah menengah atas, bisa duduk di kursi kebesaran menjadi istri seorang pebisnis terkenal Daffa Ardiansyah, jabatan serta harta yang dihasilkan dengan cara mencuri. Cih!Nilam menarik salah satu sudut bibir, ia tersenyum menyeringai. Melihat gaya pakaiannya yang tidak sinkron.Terdengar suara wanita-wanita sosialita di sampingnya, menggunjing Shireen. 'Ah, andai saja volume suara mereka ini lebih di tingkatkan, pastilah ia akan sangat malu'."Hai selamat malam, Nyonya Daffa Ardiansyah, perkenalkan semuanya-- Nyonya Daffa adalah anggota baru kita. Beri sambutan pada beliau ...." ucap seorang wanita yang terlihat welcome s

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 50 Nilam Mabuk

    "Meyla! Tambahkan lagi!"Meyla pun menuang kembali minuman beralkohol itu ke gelas wine Nilam.Perlahan ia meneguknya, sampai gelas itu kosong. "Meyla ... Kepala ku sedikit pusing!""You're drunk. It's better for you to rest in the hotel here, I'll call your husband!" ucap Meyla, wanita yang saat ini tinggal di Singapura.Meyla datang ke Indonesia hanya untuk beberapa keperluan saja."Aku mau minum lagi! Tambahkan satu gelas lagi Meyla! Please ...!" ucap Nilam, bicara sambil menyipitkan kedua matanya."No, you're too drunk. I'm sorry I forced you to drink!" Tidak hanya satu dan dua, mereka saling mengunggah foto, atau mengabadikan dalam sebuah video durasi pendek-- hasil pertemuan ini, Meyla tidak ingin Nilam tersorot dalam keadaan seperti ini.Dari seberang meja, Shireen tertawa senang. Ia harus bisa mempermalukan Nilam di depan mereka di meja ini."Biarkan, Nyonya Nilam menambah minumannya lagi, Nyonya. Pertemuan kita harus berkesan bukan? Hanya 6 bulan sekali!" kata Shireen--menye

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 51 Raib Semalam

    William menarik handuk, berwarna putih, tergantung dan sudah tersedia dalam kamar hotel-- menyelimuti tubuh Nilam yang baru keluar dari bak mandi. Ia menggendongnya keluar.Aduhai beberapa kali tak sengaja menyenggol buah kenyalnya. Nilam masih terpejam, sampai Willy meletakkan nya di atas ranjang dengan hati-hati.Ia dengan telaten mengeringkan tubuh Nilam yang masih basah. Lalu perlahan mengenakan piyama yang tersedia disana.Ia hanya mampu menatap tubuh indah Nilam tanpa berani menjamahnya. Jika wanita itu belum mengizinkan-- lebih baik ia menahannya. Itu lebih baik, dari pada saat sadar, Nilam malah memotong buah terong yang bergelayut miliknya.Ia harus membangunkan wanitanya, untuk meminum minuman yang dipesannya tadi.Ia mendekati wajahnya, dan mengelus pipi Nilam, memanggil namanya dengan lembut."Sayang, bangun!" bisiknya."Aku tidak tega jika harus membangunkan istriku ini, tapi ... Ah, biar aja dia istirahat dulu, aku juga mau tidur, ngantuk!" ucapnya sendiriWilliam tidur d

Bab terbaru

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 128 Pembelahan Buah Mengkudu

    "Tidak, Dokter. Saya akan menemani istri saya, saya tidak akan meninggalkan dia.""Oke baiklah. Anda bisa masuk ke ruangannya. Ada ruang khusus didalam untuk Anda beristirahat. Jika Anda lapar cafe dekat dengan ruangan ini.""Terimakasih, Dokter."*****Saat yang ditunggu William telah berlalu. Ia melihat jari Luna bergerak-gerak. Terlihat kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan tak lama kemudian -- kedua mata itu terbuka."Luna? Kamu sudah sadar?" William bertanya dengan mata berkaca-kaca.Luna kesulitan berbicara, karena kulit wajahnya masih terasa kaku, dan perih. "Ya"Hanya jawaban singkat yang dia bisa dengar. William bergegas keluar, dan memberitahu dokter, jika istrinya telah sadar.Tak lama kemudian William kembali bersama dokter. Pria berkulit putih susu, berambut pirang itu segera mengecek kondisi Luna.Beberapa peralatan medis ia gunakan untuk mengecek keadaan Luna. "Kondisi fisik Nyonya Luna baik. Kita bisa menunggu sampai besok. Saya akan buka perban besok pagi.""Syu

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 127 Baby Feby

    Beberapa saat berlalu -- Angel telah sembuh dan diperbolehkan pulang.Wajahnya terlihat penuh dengan sukacita. Karena sebentar lagi, Anita mengatakan jika orang tuanya akan melangsungkan sebuah pernikahan.Sebenarnya gadis kecil itu merasa bingung -- meski ia masih batita, ia sempat berpikir, kenapa mereka harus menikah lagi? Bukankah mereka sudah menjadi pasangan suami istri? Ia tidak berani menanyakan hal itu pada Mama atau Papanya. Cukup melihat mereka bahagia -- ia juga merasakan kebahagiaan yang sama. Dan mamanya telah menjanjikan jika adik baby sudah sembuh -- boleh dibawa pulang. Ia telah menyiapkan nama yang indah untuk Putri Shiren itu. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Luna dan William tampak menggendong seorang bayi mungil. Dengan riangnya Angel berlari ke arah mereka dan menyambut kedatangan bayi itu di rumahnya."Mama ... Angel telah menyiapkan sebuah nama untuk adik Baby. Bolehkah aku memberi nama Feby?" tanya Angel."Tentu boleh, dong, Sayang." Luna memberi seny

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 126 Kamu Akan menjadi milikku Selamanya

    Mereka terkejut melihat mangkuk berisi bubur itu terjatuh setelah seseorang membuangnya paksa.Luna melihat siapa yang melakukan itu -- ternyata Papa Seno. Lekas ia berdiri. "Tega sekali Papa melakukan semua ini? Tidak-kah Papa tahu, jika Angel tidak mau makan? Lihatlah keadaannya sekarang?" bantah Luna.Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Siapa kamu? Atas izin siapa kamu berani bicara lantang terhadapku, hah!""Aku minta maaf, Papa. Tapi baru saja Angel mau membuka mulutnya. Dan sekarang, bubur itu sudah dilantai.""Cukup! Aku tidak mau kamu memanggilku dengan sebutan Papa! Siapa yang mengizinkan kalian menginjakkan kaki di rumah ini?" bentak Seno -- wajahnya tampak merah padam."Aku, Mas! Sudah! Biarkan mereka disini menemani Angel." Anita meminta Seno dengan harapan."Oppa ... Kenapa Oppa kejam pada Mama dan Papa Angel? Kenapa Oppa memisahkan Angel dengan mereka?" tanya Angel dengan terisak.Anita memeluk tubuh kecil Angel. Ia tidak ingin gadis kecil itu menangis. Baru saja ia te

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 125 Shireen Meninggalkan Dunia

    Sudah beberapa waktu lamanya akhirnya pintu ruang persalinan kembali terbuka. Mereka yang menunggu dari tadi segera menghampiri dokter yang baru keluar melewati pintu -- wajahnya terlihat sedih. Seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi.Namun pikiran itu segera ditepis oleh Luna, semoga yang ia pikirkan tidak seperti yang sedang terjadi."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah kalian berhasil menyelamatkan keduanya?" Daffa memulai pertanyaan. Dalam beberapa saat pria yang mengenakan jas putih itu diam. Membuat semua yang berada di sana merasa tidak tenang. Diamnya dokter itu -- sudah mewakili jawabannya. Daffa yang memiliki status sebagai suami Shireen, lekas masuk begitu saja ke ruangan persalinan tersebut. Diikuti oleh Luna dan William.Langkah mereka terhenti, setelah melihat seorang perawat menutup tubuh Shireen dengan kain putih sampai atas kepala. Dan perawat lain sibuk membersihkan bayi yang tampak masih merah berlumuran darah -- Setelah beberapa saat -- mereka men

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 124 Ternyata Daffa Mandul

    "Luna ... Perutku sakit!"Luna seketika panik. Ia lekas berteriak meminta pertolongan. Beberapa pria berseragam datang, dan memapahnya."Bawa dia kerumah sakit!" titah seorang polisi dengan pangkat tinggi."Berapa usia kandungannya? Apa dia akan melahirkan?" gumam Luna.Ia ikut mendampingi Shireen ke rumah sakit. Dengan mobil salah satu anggota polisi. "Bertahanlah Shireen ..." ucap Luna menguatkan.Ia menggenggam tangan Shireen erat. Ia tidak tahu bagaimana rasanya akan melahirkan. Banyak wanita mengatakan jika sakitnya luar biasa. Kontraksi menjelang persalinan sedikit banyak mirip dengan kram saat menstruasi. Bedanya, kontraksi ini akan terasa beberapa kali lebih berat daripada kram perut menstruasi. Rasa kontraksi juga mirip seperti perut kembung atau 'begah'.Sudah berbagai upaya Luna untuk bisa mendapatkan momongan. Namun tidak ada hasilnya. Selama tujuh tahun ia mendambakan seorang bayi, namun ia masih belum diberi kepercayaan juga.Teringat saat William melakukan dengannya.

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 123 Membesuk Shireen

    Hari itu William sedikit sibuk. Mengurus semua kasus Luna dengan polisi. Ia telah membawa banyak bukti bersama saksi dan pengacara handalnya.Ia tidak perlu mengajak Luna ke kantor. Ia akan tangani sendiri -- tanpa melibatkan Luna. Wanita itu cukup diam saja dikontrakkan menunggu kabar dari William. Pekerjaan itu akan segera ia atasi. Namanya akan kembali bersih. Dan ia akan menikahinya. Dengan identitas aslinya 'LUNA'.Hari itu wanita yang biasanya suka menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan rumah hanya diam saja berpangku tangan.Bingung mau melakukan pekerjaan apa. Setelah semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan. Tidak seperti kediaman Bhaskara -- luasnya berhektar-hektar. Ia hanya cukup membersihkan kontrakan itu dalam waktu sesaat saja.Luna berjalan keluar, dan mendaratkan bobotnya dikursi kayu bersandar dinding depan. Celingukan melihat dari kejauhan -- satu kontrakan jauh yang disewa William."Jaraknya jauh, aku tidak mampu menjangkau wajah pria tampan itu. Ah, aku rindu p

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 122 Hukum Harus ditegakkan

    "Kamu?"Luna terkejut akan siapa yang datang malam ini. Ia mendorong Luna masuk. Seketika ia menguncinya dengan cepat."Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?" Luna bertanya dalam keadaan takut."Kebetulan kontrakan aku juga dekat dari sini -- aku bisa mengunjungi atm-ku lebih dekat lagi," ucapnya dengan senyum menyeringai."Maksudmu?" Pria itu mendorong tubuh Luna sampai sudut tembok.Luna ingin tetap tenang, meski pikirannya ketakutan. Tubuhnya dingin dan gemetar. "Kenapa sih? Biasanya saja kamu sok jadi bos, sekarang? Uda miskin ya?" ejeknya -- belum tahu kebenaran."Tolong kamu jangan banyak bicara. To the points saja -- kau mau apa? Dan mengapa kau mengunci pintunya?" Luna mengangkat alisnya menguatkan diri. Meski sebenarnya ia paham pria itu akan melakukan apa."Sebenarnya aku mau uangmu, beberapa bulan terakhir, tidak ada job apapun darimu atau boss lain," ucapnya memberi alasan."Aku tidak ada uang!" bantahnya dengan membulatkan kedua mata ."Oh ya, ka

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 121 Siapa malam-malam Bertamu

    "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya!"Perkataan itu membuat hati Anita tersentak. Ia harus menyadarkan suaminya untuk menerima Luna.Anita tidak melanjutkan obrolan ditelpon. "Pa, kita bicarakan lagi di rumah nanti ya, Mama tutup telponnya," ujarnya -- menghentikan serangan pertanyaan dari William.Ia melihat keatas kaca spion. Terlihat jelas kedua insan yang bukan anak kandungnya itu tertawa bahagia. Ia tidak akan merusaknya. Ia sudah ikhlas menerima kenyataan jika putrinya telah meninggal dunia. "Ma, kenapa diam setelah melakukan panggilan pada Papa? Apa yang Papa katakan?" tanya William -- membuyarkan lamunannya."Ah! Tidak! Tidak ada yang Papa katakan." Anita terdengar gugup. Setelah menjawabnya.Luna merasa jika Seno tidak akan mau menerima dirinya disana. Luna sangat tahu diri. Ia pun bisa merasakan hal yang sama dengan Seno.Kehilangan seseorang yang dikasihi -- dan parahnya dia sendiri yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai identitasnya. Ia lebih memil

  • Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)   Bab 120 Menerima Cinta William

    William menciumi tangan Luna beberapa kali. Ia yakin dan sadar -- jika dia sangat mencintai Luna.Perasaan sedihnya-- berganti kebahagiaan, karena menemukan Luna di sini."Sudah lepaskan Mas, tidak enak dilihat banyak orang. Lihatlah orang-orang memperhatikan kita. Aku sangat malu sekali."Luna mencoba menyingkirkan genggaman tangan William. Tampaknya ia enggan melepasnya. Semakin Luna menyuruh melepaskan, ia semakin erat menggenggamnya.Dua sudut bibir Willy mengembang selalu. Terpancar kebahagiaan di kedua matanya. Luna tidak pernah melihat pria itu sebahagia ini."Aku tidak mau melepaskan tanganmu, apa lagi melepaskan dirimu untuk pergi. Sungguh aku tidak akan bisa bertahan tanpamu, Luna." Perkataan William membuat air mata Luna berlinang.Jemari Willy mengusap air mata yang tiba-tiba bergulir. Ia tidak tahu -- Apa yang menyebabkan dia menjatuhkan air hangat dari kedua bola matanya?"Kenapa kamu menangis? Apa kamu tidak bahagia jika akan hidup bersamaku? Hem?" tanya William mengan

DMCA.com Protection Status