"Selamat datang Nyonya Daffa Ardiansyah!"Seketika Nilam terkejut. Ia meletakkan gelasnya dan melihat sendiri--yang datang kala itu adalah Shireen. Dan benar saja, wanita iblis itu yang muncul.Nilam mencoba melihat gaya wanita itu, bagaimana ia belajar menjadi nyonya-nyonya sosialita dalam sekejap.Nilam terkikis dalam batin: seorang Shireen yang dulu hanya lulusan sekolah menengah atas, bisa duduk di kursi kebesaran menjadi istri seorang pebisnis terkenal Daffa Ardiansyah, jabatan serta harta yang dihasilkan dengan cara mencuri. Cih!Nilam menarik salah satu sudut bibir, ia tersenyum menyeringai. Melihat gaya pakaiannya yang tidak sinkron.Terdengar suara wanita-wanita sosialita di sampingnya, menggunjing Shireen. 'Ah, andai saja volume suara mereka ini lebih di tingkatkan, pastilah ia akan sangat malu'."Hai selamat malam, Nyonya Daffa Ardiansyah, perkenalkan semuanya-- Nyonya Daffa adalah anggota baru kita. Beri sambutan pada beliau ...." ucap seorang wanita yang terlihat welcome s
"Meyla! Tambahkan lagi!"Meyla pun menuang kembali minuman beralkohol itu ke gelas wine Nilam.Perlahan ia meneguknya, sampai gelas itu kosong. "Meyla ... Kepala ku sedikit pusing!""You're drunk. It's better for you to rest in the hotel here, I'll call your husband!" ucap Meyla, wanita yang saat ini tinggal di Singapura.Meyla datang ke Indonesia hanya untuk beberapa keperluan saja."Aku mau minum lagi! Tambahkan satu gelas lagi Meyla! Please ...!" ucap Nilam, bicara sambil menyipitkan kedua matanya."No, you're too drunk. I'm sorry I forced you to drink!" Tidak hanya satu dan dua, mereka saling mengunggah foto, atau mengabadikan dalam sebuah video durasi pendek-- hasil pertemuan ini, Meyla tidak ingin Nilam tersorot dalam keadaan seperti ini.Dari seberang meja, Shireen tertawa senang. Ia harus bisa mempermalukan Nilam di depan mereka di meja ini."Biarkan, Nyonya Nilam menambah minumannya lagi, Nyonya. Pertemuan kita harus berkesan bukan? Hanya 6 bulan sekali!" kata Shireen--menye
William menarik handuk, berwarna putih, tergantung dan sudah tersedia dalam kamar hotel-- menyelimuti tubuh Nilam yang baru keluar dari bak mandi. Ia menggendongnya keluar.Aduhai beberapa kali tak sengaja menyenggol buah kenyalnya. Nilam masih terpejam, sampai Willy meletakkan nya di atas ranjang dengan hati-hati.Ia dengan telaten mengeringkan tubuh Nilam yang masih basah. Lalu perlahan mengenakan piyama yang tersedia disana.Ia hanya mampu menatap tubuh indah Nilam tanpa berani menjamahnya. Jika wanita itu belum mengizinkan-- lebih baik ia menahannya. Itu lebih baik, dari pada saat sadar, Nilam malah memotong buah terong yang bergelayut miliknya.Ia harus membangunkan wanitanya, untuk meminum minuman yang dipesannya tadi.Ia mendekati wajahnya, dan mengelus pipi Nilam, memanggil namanya dengan lembut."Sayang, bangun!" bisiknya."Aku tidak tega jika harus membangunkan istriku ini, tapi ... Ah, biar aja dia istirahat dulu, aku juga mau tidur, ngantuk!" ucapnya sendiriWilliam tidur d
Nilam melotot ke arah keduanya, secara bergiliran. Dengan bertolak pinggang. Willy bukannya takut, pria itu malah tersenyum melihat Nilam bersikap seperti itu. "Kenapa kamu malah tersenyum, kamu senang ya diperlakukan seperti itu sama Tiara?"Wajah Nilam sangat culas, menunggu mereka bicara."Maafkan saya ibu Nilam, Saya hanya kasihan pada Pak Willy. Sungguh saya tidak berniat apapun," ucap Tiada, membela diri."Ah alasan saja kau! Dasar sekretaris ganjen! Awas aja kamu, sekali lagi kau menggoda suamiku! Aku tidak akan segan-segan memecat mu! Pergi! Pergi!" ancam Nilam tidak main-main."Sekali lagi saya minta maaf Ibu Nilam," Tiara menundukkan kepala lalu segera keluar dari ruangan William.Nilam melihat ke arah Willy yang masih senyum tanpa dosa. Wajah wanita itu sangat buruk sekarang."Apa maksudnya kamu tersenyum seperti itu, Mas? Hah? Kamu senang ya disuapin sama Tiara?" tanya Nilam tanpa memandang Willy.Sett ..William tiba-tiba menarik tubuh Nilam hingga ia jatuh di pangkuan
Keesokan harinya ...Brak!"Apa-apaan ini! Kenapa beberapa klien mendadak memutuskan sepihak, hubungan kerja sama antar perusahaan. Harusnya mereka memberi alasan yang detail!" Pagi-pagi Daffa sudah di suguhkan dengan problematika perusahaannya. Belum selesai pikirannya kacau balau karena ulah istri barunya itu. Sekarang menambah satu lagi masalah.Pria itu mengutak atik mouse, menatap ke arah layar laptop. Ia membuat surat pernyataan tentang alasan kenapa perusahaan mereka menghentikan kontrak kerjasama dengan perusahaannya secara sepihak, melalui akun email Daffa Ardiansyah miliknya.Surat resmi yang di kirimkan saat itu juga, setelah ia tinjau berulangkali.Serangkaian pertanyaan yang sudah ia buatnya, ia kirimkan pada manajer pusatnya. Dia tidak akan tenang sebelum menunggu balasan nya.Sebelumnya, ia sangat menyayangkan hal ini, Karena perusahaan raksasa tersebut, diyakini mampu mendongkrak perkembangan kemajuan perusahaannya. Semula ia yakin, jika perusahaan Ardiansyah Group me
"Pesan dari siapa, Sayang?" tanya Willy sekali lagi.Nilam masih memperhatikan layar ponsel, ia membaca satu pesan masuk. Alumni grup universitas Airlangga.Grup ini baru-baru saja di terima oleh Nilam, asal mula memang sudah lama. Tapi salah satu teman baru mendapatkan kembali nomer Nilam-- dan baru memasukkan nomernya ke daftar anggota grup.Karena ponsel lama Nilam rusak, saat kecelakaan beberapa bulan lalu . Terkadang ia dibuat bingung, harus mencari tahu satu persatu, siapa saja dari teman dekat Nilam.Terdapat sebuah acara dari sekelompok anggota grup tersebut. Tidak banyak yang mengikuti, karena akan menyangkut keselamatan.Hanya beberapa orang yang di kenal sebagai mahasiswa dan mahasiswi tangguh yang mampu melawan alam."Sayangku, kenapa kamu diam? Chat dari siapa?" tanya Willy ketiga kalinya.Ia terpaksa meraih ponsel itu, tanpa izin. Nilam biarkan saja. Kedua mata Willy melihat isi pesan grup.'AKAN DIADAKAN ACARA PENDAKIAN di GUNUNG ARJUNO JAWATIMUR ...'Dari daftar nama-na
Keduanya sudah sampai di pelataran halaman universitas Airlangga. Terlihat oleh mereka beberapa pria dan wanita yang mengenakan pakaian outbound seperti yang dipakai Nilam.Nilam dan William turun bersama dan menghampiri mereka yang berada di depan sebuah bis.Seketika mereka menyapa William dengan hormat, karena pria itu bukanlah pria sembarangan. William terkenal sebagai pebisnis sukses di kota Surabaya. Bukan itu saja Ia memiliki cabang perusahaan di Jakarta, yang dikendalikan oleh papa Nilam."Selamat pagi, Bapak William ... Suatu kehormatan sekali karena Bapak bisa hadir di sini mengantarkan Ibu Nilam," sapa salah satu pria yang akan memandu mereka.Kali ini Nilam harus lebih welcome pada mereka, Karena bagaimanapun juga mereka adalah teman-teman Nilam sesungguhnya. Ia memandang satu persatu dari wajah-wajah asing yang baru ia lihatnya ini. Ia juga harus berhati-hati dan berusaha keras untuk mengingat siapa saja nama-nama dari mereka."Ah, kamu tidak perlu memanggil saya dengan s
Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Nilam melihat jam dengan fitur multi fungsi menunjukkan pukul 05. 30 pagi, sebelumnya jadwal keberangkatan bis dimulai pukul 05.00, agar tidak kesiangan saja--saat start pendakian.Ia menengok beberapa temannya, mereka sudah terlelap karena masih mengantuk. Bisa tidur seperti di kasur kamar hotel, kursi bus yang di desain khusus untuk penumpang kelas atas. Daftar mengikuti acara ini pun Nilam, wanita itu harus membayar uang yang lumayan, ternyata uang sebanyak itu untuk sewa bis mewah ini.Bus yang diluncurkan oleh PO. Nusantara ini dibagun di atas mesin Volvo B12M dan punya kapasitas mensin 12.000 cc serta punya power maksimal 420 HP. Uniknya bus ini punya desain interior mirip hotel berbintang 5! Kamu bisa merasakan duduk di sofa yang berlapis kulit, kursi pijat elektronik yang bisa di gunakan untuk merefleksi badan yang capek akibat perjalanan. Nggak ketinggalan pula televisi LCD 32 inchi. Namun kedua mata Nilam tidak dapat tidur seperti merek