Semua Bab Pengantin Pengganti Calon Ipar: Bab 81 - Bab 90

117 Bab

81 | Orang-orang dari Keluarga Alfred

Addyson tengah berjalan cemas di ruang kerjanya. Sejak ia bicara dengan Argan di telepon, perasaannya dihantui ketakutan. Bagaimana ia bisa menghadapi keluarga Alfred? Addyson tidak pernah ingin memiliki masalah dengan keluarga itu. Ia bisa hancur oleh mereka hanya dalam sekejap. Mereka terlalu berbahaya untuk disinggung. Sialnya, ia justru terjebak situasi ini karena kecerobohannya sendiri. Addy menyesal meminta bantuan putrinya yang kini menyandang status sebagai istri Argan. Jika ia tahu di sana ada pria itu, Addy tidak akan menghubungi Aliya.Argan bahkan mendengar bagaimana Addy mencaci maki putrinya, menyebutnya dengan kata 'sialan'. Addy bahkan menyuruh putrinya sendiri menjilat keluarga suaminya.Addyson meremas rambutnya frustasi. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana ia harus menghadapi situasi ini. Sikap buruknya terbongkar di depan mata. Argan dengan jelas melihat bagaimana ia memperlakukan Aliya. Addyson yakin pria itu tidak akan terima. Karena Addyson tahu, saat ini pria
Baca selengkapnya

82 | Mereka Datang

Aliya terlihat bingung saat Argan tiba-tiba menariknya untuk duduk di ranjang."Ada apa?" tanyanya. Dia merasa Argan memiliki sesuatu yang ingin ia bicarakan padanya."Ini tentang ayahmu," ucap Argan. Sekilas, ia bisa melihat raut wajah tegang istrinya. Setakut itukah ia jika Argan mengetahui masalahnya?Argan menghela napas berat. "Jika kamu memang tidak ingin menceritakannya padaku, aku tidak akan memaksa."Argan berusaha mengerti. Dia tidak ingin memaksa istrinya. Perasaan istrinya adalah prioritas utama. Jika Argan berhasil mendapatkan apa yang ia mau tapi hal itu membuat istrinya tertekan, apa gunanya? Tujuan Argan melakukan semua ini justru adalah untuk kebahagiaan istrinya. Akan terasa sia-sia jika sejak awal Aliya memang tidak mengharapkan Argan melakukan apapun."Bukan seperti itu." Aliya membantah. Dia tidak ingin Argan berpikir yang tidak benar tentangnya. Dengan cepat ia menjelaskan, "Aku hanya akan merasa bersalah jika melibatkanmu. Sejujurnya, aku tidak ingin membuatmu r
Baca selengkapnya

83 | Dia Istimewa

Sesaat, Aliya mematung kala melihat orang tuanya di rumah itu. Dia tidak mengira akan keberadaan mereka di sini. Apakah ini ada hubungannya dengan masalah yang terjadi saat ini?Kepala Aliya dipenuhi oleh pertanyaan. Ia bingung. Tapi entah pada siapa harus bertanya.Lalu, seseorang menyentuh pundaknya. Aliya menoleh, melihat Argan yang tersenyum kecil padanya. Pria itu mengajak Aliya untuk turun ke bawah untuk menemui orang tua mereka."Lihatlah siapa yang datang, sayang."Suara Argan berhasil menarik atensi keempat orang di sana. Mereka menoleh bersamaan ke arahnya."Bukankah ini orang tuamu? Sepertinya mereka merindukanmu sampai-sampai datang ke sini," ucap Argan, menatap istrinya yang ia rangkul dengan mesra. "Bagaimana perasaanmu, sayang? Apa kamu senang?"Aliya tidak menjawab. Dia bingung melihat sikap Argan yang sedikit aneh. Pria itu seperti sengaja bersikap berbeda, tapi Aliya tidak tahu apa maksudnya."Kamu tidak mau menjawabnya?" tanya Argan lagi.Perlahan, senyum kaku teruk
Baca selengkapnya

84 | Mengetahui Kehamilan Aliya

Perasaan Kirana menjadi gelisah. Ia baru menyadari jika ia dan suaminya diundang ke sini hanya untuk dipertanyakan tentang bagaimana mereka memperlakukan Aliya selama ini.Kirana mengakui ia adalah ibu yang buruk untuk putrinya itu. Tapi, ia sudah memutuskan untuk berubah. Kirana tidak akan lagi mengulang kesalahan yang sama. Dia akan lebih memperhatikan Aliya. Terlebih, karena Alison yang ia manjakan selama ini justru malah memberi kekecewaan pada mereka.Kirana baru menyadari jika Aliya putrinya, jauh lebih baik. Dia lebih pantas mendapatkan semua perhatian itu.Namun sulit bagi Kirana menunjukkan kasih sayangnya saat ini. Karena status Aliya yang sudah berubah. Putrinya itu juga tidak lagi tinggal di rumah yang sama dengannya. Dia membangun keluarga sendiri dengan Argan. Meski begitu, Kirana tetap akan menyambut hangat tiap kali putrinya itu datang menemuinya. Sayangnya, semua tidak pernah berakhir baik. Ada saja masalah yang terjadi. Sedikit saja ia atau suaminya melakukan kesalah
Baca selengkapnya

85 | Membongkar

Aliya sudah sampai di kamarnya dan berbaring di ranjang. Tapi dia masih memikirkan suasana di ruang tamu. Apakah orang tuanya dan mertuanya tidak akan terlibat pertengkarang sengit? Sejak awal mereka bertemu, sepertinya hubungannya juga kurang baik. Apakah keputusan tepat untuk Aliya meninggalkan mereka? Tapi, saat ini kepalanya memang pusing. Jika ia di sana, Aliya yakin ia akan pingsan tidak lama. Jika itu terjadi, ia justru malah akan membuat mereka semua semakin kerepotan."Ini minyak kayu putih." Argan memberikannya pada Aliya. "Ku rasa ini bisa meringankan pusing yang kamu rasakan."Aliya menerimanya dan tersenyum. "Terima kasih, Argan."Argan mengangguk. Dia duduk di samping istrinya. "Jangan terlalu mengkhawatirkan mereka. Percayalah, ibu tidak akan menyakiti mereka sedikit pun."Tampaknya Argan menyadari kegelisahan yang dirasakan Aliya. Karena itu ia bicara untuk meredakan perasaannya."Orang tuamu tahu?" tanya Aliya memastikan.Argan mengangguk.Aliya menghela napas. Dia ti
Baca selengkapnya

86 | Perubahan Addyson

Saat ini Addyson sudah kembali ke rumah setelah masalah yang ia miliki selesai. Sebenarnya tidak benar-benar selesai. Melainkan Rendra yang memberinya waktu untuk mengembalikan uang yang diberikan Aliya. Totalnya ada 18 juta. Padahal hingga detik ini Addy tak menerima uang itu meski Aliya mengaku sudah mengirimkannya.Tagihan kemarin saja belum ia lunasi. Bagaimana ia bisa mencari uang untuk tagihan kali ini? Sakit di kepala Addy semakin bertambah rasanya."Kenapa kamu tidak memberitahu padaku tentang apa yang kamu lakukan?"Sekarang, istrinya bahkan datang hanya untuk menambah beban di kepalanya. Mata Addy menyorotnya dengan tajam. Setidaknya, jika ia tidak bisa membantu, ia tidak membuat pening kepalanya dengan segala ocehannya yang tidak berguna itu."Bisa-bisanya kamu meminta uang pada Aliya. Padahal kamu tahu jelas siapa dia sekarang. Dia bukan lagi putri kita, dia juga menantu keluarga Alfred. Apa kamu tidak berpikir sebelum melakukan tindakan cerb-"Ucapan Kirana tidak bisa dis
Baca selengkapnya

87 | Ibu Mertua yang Menyebalkan

"Dari mana saja kamu?!"Alison melengos malas kala suara teriakan ibu mertuanya kembali terdengar. Hal pertama yang menyambutnya saat melangkahkan kaki ke dalam rumah justru adalah suara itu. Memang di rumah ini ia hanya menemukan hal yang membuatnya kesal."Alison Addyson! Aku bicara padamu!" teriak Carla saat melihat menantunya hanya berjalan melewatinya tanpa peduli.Max yang baru menuruni tangga kini menoleh pada mereka. Dia menatap Alison yang akan melewatinya."Kenapa tidak menjawab pertanyaan ibu?" tanya Max pada istrinya itu. Sikap Alison yang seperti ini justru malah membuat ibunya semakin tidak menyukainya. Tapi tampaknya Alison sama sekali tidak peduli.Max sebenarnya lebih terganggu dengan suara yang dikeluarkan oleh ibunya. Sejak ada Alison, ibunya menjadi lebih sering marah-marah. Bahkan tak jarang rumah ini diisi oleh teriakannya."Aku lelah," jawab Alison ketus. "Lagipula aku yakin, setelah aku menjawab pun dia akan kembali mencecarku dengan segala ucapannya yang maha
Baca selengkapnya

88 | Saran untuk Ibu Hamil

Tidak seperti sebelumnya, Max kini membawanya ke restoran yang lebih baik. Restoran yang lebih mewah dari sebelumnya. Karena itu Alison tidak mengeluh sama sekali. Pria itu juga menggeser kursi untuk dirinya."Apa yang ingin kamu pesan?" tanya Max, memegangi buku menu yang disediakan di sana. "Bagaimana jika steak? Bukankah kamu menyukai makanan itu?""Ya. Itu saja," jawab Alison.Max pun mengangguk. Dia mengangkat tangannya memanggil seorang pelayan di restoran itu. Tak lama pelayan yang mereka tunggu datang menghampiri meja mereka.Max menyebutkan pesanannya dan Alison, pelayan itu mencatatnya dengan patuh.Ia menyuruh mereka menunggu sebentar selama pesanan disiapkan. Lalu membungkuk sopan dan berpamitan."Bagaimana harimu di kampus?" tanya Max."Buruk." Alison bahkan merasakan panas di kepalanya. Otaknya merasa lelah dengan semua materi yang ia terima hari ini. Tapi mau tak mau ia memang harus melewati semuanya jika ingin segera menyelesaikan study-nya."Kenapa?" tanya Max. "Apaka
Baca selengkapnya

89 | Kirana Terluka

Aliya terusik dalam tidurnya ketika seseorang sengaja mengguncang tubuhnya. Terpaksa, dia membuka kelopak matanya. Matanya mengerjap dua kali, guna memperjelas pernglihatannya. Perlahan, sosok suaminya mulai terlihat jelas di depannya."Argan?" Aliya membangunkan tubuhnya. "Ada apa?"Tidak mungkin pria itu membangunkannya tanpa sebab. Argan bukan tipe kekanakan seperti itu. Pria itu hanya akan berbuat jika ada sesuatu.Ekspresi Argan pun tampak tak biasa. Aliya mulai khawatir ada hal serius yang tengah terjadi saat ini."Kita harus ke rumah sakit sekarang," ucap Argan."Rumah sakit?" Aliya tampak bingung. "Memang ada apa? Siapa yang sakit?""Ibumu," jawab Argan lugas. "Dia terluka parah setelah dianiaya oleh ayahmu."Aliya seketika tercekat.Ya Tuhan, apalagi ini? Aliya baru saja bertemu dengan mereka hari tadi. Kenapa sekarang keadaan orang tuanya menjadi sangat kacau? Apakah ini semua terjadi karena dirinya? Tapi, Aliya tidak merasa ia telah melakukan apapun.Aliya pun tak menyangka
Baca selengkapnya

90 | Keadaan Kirana

Alison menjadi gelisah. Ia tidak bisa berhenti memikirkan ibunya yang katanya sedang berada di rumah sakit dalam keadaan terluka parah.Sebenarnya apa saja yang ia lewatkan? Kenapa orang tuanya bisa saling menyakiti seperti ini? Padahal Alison yakin saat ia meninggalkan rumah terakhir kali, hubungan orang tuanya masih cukup baik."Max!" Alison memutuskan membangunkan suaminya. Dia membutuhkan pria itu untuk mengantarnya ke rumah sakit. Alison tidak mungkin naik taksi di waktu seperti ini. Yang ada dia celaka. "Max, bangun!"Max menggeliat tidak nyaman. Dia membuka matanya, terlihat masih sangat mengantuk."Apa? Lakukan besok saja. Saat ini aku sedang tidak ingin menyentuh tubuhmu," gumam pria itu meracau.Alison merapatkan bibirnya menahan geram. Pria sialan itu, apa yang baru ia katakan?! Apa ia pikir Alison membangunkannya untuk melakukan itu? Otaknya memang selalu saja dipenuhi hal-hal kotor."Bangun, brengsek!" Alison memukul kepala pria itu dengan bantalnya.Max meringis. Dia ban
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status