Home / Pernikahan / Pengantin Pengganti Calon Ipar / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pengantin Pengganti Calon Ipar: Chapter 91 - Chapter 100

117 Chapters

91 | Tangisan Alison

Alison tiba di rumah sakit. Ia berjalan lebih dulu dan meninggalkan Max yang memang berjalan lebih lambat darinya. Sesekali pria itu menguap karena mengantuk. Tapi dia tetap mengikuti Alison meski tertinggal jauh.Alison tiba di ruang yang ia tahu adalah tempat ibunya dirawat. Dia langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan dua polisi yang berjaga di pintu."Ibu!"Kala Alison masuk, ia menemukan ibunya terbaring di brankar dan juga Aliya bersama Argan yang tengah duduk di sofa. Untuk sesaat, Alison mengabaikan perasaan cemburunya saat melihat dua orang itu. Ia memilih mendekati ibunya di brankar."Ibu, apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Alison beruntun. Dia sangat terkejut melihat keadaan ibunya saat ini. Luka yang ia terima ternyata memang sangat parah. Ada banyak lebam di seluruh tubuhnya. Bahkan, dia seperti kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Sebenarnya apa yang dilakukan ayahnya hingga ibunya jadi seperti ini?"Haa ... merepotkan," keluh Max, membuka pintu ruan
Read more

92 | Hubungan Max dan Alison

Mia menatap suaminya yang selesai bicara dengan pengacara yang sengaja ia panggil."Bagaimana?" tanya Mia.Rendra tidak segera menjawab. Pria itu menghela napas dengan berat."Mereka akan mengusahakan supaya Addyson mendapat hukuman yang sepadan. Tapi tetap kita harus meminta keputusan dari Kirana," ungkap Rendra. Mereka tidak bisa langsung mengambil tindakan. Karena ini juga bukan masalah yang bisa mereka putuskan sendiri. Mereka hanya membantu Kirana yang memang tidak berdaya saat ini. Jika bukan karena simpati, mereka mungkin akan lebih memilih membiarkan masalah ini tanpa peduli. Hal yang membuat Rendra dan Mia ikut turun tangan menangani masalah ini adalah karena menantu mereka. Aliya pasti akan sangat terpukul mengetahui apa yang terjadi pada ibunya itu. Tapi, jika mereka membantunya, setidaknya hal itu akan membuat Aliya sedikit tenang."Addyson sampai sekarang masih belum ditemukan?" tanya Mia sekali lagi.Rendra menggelengkan kepalanya tidak berdaya. "Dia sepertinya bersemb
Read more

93 | Mereka Seperti Kita Dulu

Max berhenti saat ia hampir menabrak seseorang yang ia kenal. Dia membenarkan tubuhnya menjadi lebih tegap.Sesaat, ia berdehem canggung."Malam, Tuan dan Nyonya Alfred" sapa Max formal. "Sungguh mengejutkan bisa bertemu kalian di sini.""Malam, Max." Rendra membalas sapaan pria itu. Ia melihat pakaian yang Max kenakan. Dia masih mengenakan piyama. Hanya saja dia membalut tubuhnya dengan jacket. Namun tetap saja, Rendra bisa melihat dengan jelas piyamanya karena relseleting jacketnya terbuka. Dan celananya juga tidak diganti.Rendra bertanya-tanya dalam hati, apakah pria itu tidak malu berpakaian seperti itu di tempat ini?"Apa yang kamu lakukan di sini, Max? Apa kamu datang untuk menjenguk seseorang?" tanya Mia, memandangnya heran."Sebenarnya, aku-""MAX!"Belum sempat Max selesai bicara, suara teriakan Alison membuat ia kembali mengatupkan mulut. Dia segera berlindung di belakang punggung kedua orang tua Argan saat menyadari Alison yang semakin mendekat.Alison menatapnya bengis."
Read more

94 | Mia Datang Menjenguk

Argan menoleh ke pintu saat seseorang datang, memasuki ruangan. Ternyata ayah dan ibunya. Tampaknya mereka sudah selesai mengurusi masalah dengan pengacara tadi. "Bagaimana keadaan Kirana?" tanya Mia. Aliya tersenyum sedih. "Dia ... tidak begitu baik." Mia langsung memeluk menantunya itu. Berusaha memberikannya sedikit kekuatan. Mia mengerti bagaimana perasaan Aliya saat ini. Pasti sangat sedih melihat keadaan ibunya sekarang. "Sabarlah, Nak. Aku yakin semua akan baik-baik saja," ucap Mia. Setidaknya mereka bisa menyelamatkan hidup Kirana. Jika tidak, wanita itu mungkin sudah mati karena siksaan yang ia terima. Aliya mengurai pelukan. Dia mengangguk lemah. Rasanya sangat sakit. Tapi dia berusaha untuk kuat. Karena bagaimana pun keadaan ini tetap harus ia hadapi mau tidak mau. Aliya harus menjaga hati dan pikirannya supaya mampu melewati semuanya. Jika pikirannya saja kacau, bagaimana dia bisa menghadapi semuanya? Mia segera mendekati Kirana yang terbaring di brankar. Kedua matany
Read more

95 | Addyson Menyerah

Addyson tidak merasa tenang. Ia baru saja melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Hanya karena digelapkan oleh amarah sesaat, ia dengan tega menyakiti istrinya sendiri hingga nyaris mati. Jika saja Kirana tidak berhasil melarikan diri, mungkin Addy tidak akan tersadar atas apa yang ia lakukan dan akan terus menyiksa istrinya hingga meregang nyawa.Namun saat orang-orang menemukan istrinya dalam keadaan mengenaskan, saat itu juga Addyson dihantui perasaan takut. Ia yakin dia tidak akan bisa lepas dengan mudah dari hukuman. Karena apa yang ia lakukan sudah sangat keterlaluan.Addy pun memutuskan untuk pergi, melarikan diri dan bersembunyi. Tak peduli dimana, tak peduli berapa lama. Yang penting polisi tidak bisa menemukannya. Addyson tidak ingin berakhir di penjara.Masalah demi masalah yang membebani pikirannya membuat Addy kalap. Tapi ia tidak menduga jika sikapnya yang menjadi temprament karena masalah itu, bisa menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Ia celaka karena tindaka
Read more

96 | Alison Menangis Lagi

"Apa yang terjadi?"Setelah selesai menenangkan istrinya hingga ia tertidur lelap karena lelah menangis, Argan segera menemui orang tuanya. Dia harus menanyakan tentang apa yang terjadi. Tidak mungkin tiba-tiba istrinya menjadi seperti ini. Argan juga yakin, orang tuanya tidak mungkin memberitahu kabar yang akan membuat Aliya terguncang tanpa pertimbangan."Apakah benar yang Aliya katakan? Addyson meninggal?" tanyanya lagi. Rasanya ini sulit dipercaya. Bahkan saat Argan mendengarnya tadi dari Aliya, Argan masih berpikir jika itu hanya omong kosong. Bisa saja istrinya hanya salah mendengar."Benar." Rendra menyimpan kopinya setelah selesai ia minum beberapa teguk. Dia menatap putranya dan menjelaskan. "Aliya hanya tidak sengaja mendengarnya saat aku sedang bicara dengan ibumu."Argan menghembuskan napas berat. Ternyata apa yang Aliya katakan adalah kenyataan. Pantas saja dia sampai terpukul seperti tadi. Aliya sudah melihat keadaan ibunya yang menyedihkan. Kini dia juga harus mendengar
Read more

97 | Egoisme Max

Max menahan saat tubuh Alison jatuh tak sadarkan diri. Sepertinya semua kejadian ini membuat perempuan itu terguncang. Max menghela napas dengan berat. Dia merasa kasihan pada perempuan itu. Dia hanya tinggal memiliki seorang ibu jika ayahnya memang telah meninggal. Tapi ibunya sendiri pun bahkan tidak berdaya di rumah sakit.Saat Alison sedih atau memiliki masalah, dia akan sulit mencari sandaran. Karena biasanya, orang tua adalah sandaran bagi setiap anak. Apalagi Alison yang memang bersikap manja pada orang tuanya. Dia tidak akan siap menghadapi masalah ini. Dibanding Aliya yang memang jarang diperhatikan, tampaknya kejadian ini lebih berat untuk Alison."Sekarang, kemana kamu akan pergi?" Max membelai wajah Alison yang tak sadarkan diri. Dia mengajaknya bicara meski tahu perempuan itu tidak bisa mendengarnya. "Orang tuamu hancur. Salah satunya meninggal. Yang satunya terluka parah. Lantas, kemana kamu akan lari? Apakah kamu berani melangkahkan kaki dari rumah ini?"Dia membelai tu
Read more

98 | Kabar Mengejutkan

"Ibu." Kirana berusaha membuka matanya kala suara itu terdengar olehnya. Perlahan kedua matanya terbuka. Dia mengerjap sekali. Pandangan di depannya menjadi lebih jelas dari sebelumnya. Manik matanya bergulir ke samping. Dia melihat Aliya berdiri di sana, bersama suaminya yang selalu setia menemaninya. Tangan putrinya memegang tangan Kirana dengan hangat. Tapi dia memberi genggaman seolah tengah berusaha menguatkan. "Ibu, saat ini ayah sudah tertangkap," ucapnya memberitahu. Entah Kirana harus bersyukur atau bersedih mendengarnya. Addyson adalah suaminya, meski ia sudah bertindak sangat kejam padanya. Tapi ini adalah pertama kalinya. Kirana bahkan yakin jika suaminya melakukannya secara tidak sadar. Dia hanya digelapkan oleh emosi sesaat. Jika ia bertemu pria itu, Kirana akan menerima maafnya dan tak memperpanjang masalah ini. Meski, ia masih sedikit takut karena kejadian saat itu cukup membekas dalam ingatan. Setiap rasa sakit yang suaminya berikan meninggalkan trauma dalam diri
Read more

99 | Max Mulai Berubah

Alison terjaga. Dia menatap keadaan kamarnya yang sepi. Sepertinya dia tertidur setelah menangis, atau mungkin pingsan saat tengah menangis? Entahlah, Alison sendiri tidak begitu mengingatnya. Tapi, tentang apa yang terjadi pada ayahnya, Alison masih ingat dengan jelas. Kabar yang ia dengar dari Argan membuat seluruh dunianya terguncang.Orang tuanya adalah sosok yang sangat berharga bagi Alison. Karena mereka adalah orang yang akan tetap menyayanginya seburuk apapun sifatnya. Mereka yang akan selalu membelanya meski ia di posisi salah sekali pun.Ketika ia mendengar jika ayahnya meninggal, Alison merasa ia kehilangan sebelah kakinya. Melanjutkan langkah saja ia sulit. Dia harus tertatih-tatih jika ingin maju. Tapi rasanya tetap menyakitkan.Kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi? Haruskah ia mengambil ayahnya yang memang segar bugar sejak awal? Kenapa tidak mencari orang lain saja? Yang memang sudah tua, atau dikerubuni penyakit, yang usianya memang tidak akan lama lagi. Mereka le
Read more

100 | Drama di Pemakaman

Max dan Alison sampai di pemakaman. Suasana di sana tampak ramai. Alison turun dari mobil, menatap keadaan sekitar. Lalu tanpa diduga, sebuah topi lebar mendarat di kepalanya. Dia mendongak, menemukan Max yang menatapnya tanpa ekspresi."Ayo," ajak pria itu.Alison mengikutinya dari belakang. Tapi, ternyata Max berhenti dan meraih tangannya untuk digenggam. Kala mereka melangkah, Alison masih termenung memikirkan sikap suaminya yang mulai banyak berubah. Dia heran, ada apa dengan Max?Mereka sampai di tempat ayah Alison akan dimakamkan. Di sana juga ada Aliya yang berada di rangkulan Argan. Alison sagera memalingkan wajah karena tak sanggup melihat pemandangan itu lebih lama. Melihat Argan bersama perempuan lain, membuat dadanya mencelos. Hingga sekarang, Alison masih belum bisa benar-benar melupakan perasaannya pada pria itu."Jaga matamu."Alison memekik tertahan kala sebuah tangan merengkuh pinggangnya dan meremasnya cukup kuat.Sialan! Apa maksud suami brengseknya itu?!Alison men
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status