Mia menahan pekikan senangnya saat melihat Aliya tiba. Menantunya itu turun dari mobil dengan hati-hati. Segera saja Mia mendekat dan lantas memeluknya."Sayang, Ibu sangat senang mendengar kamu akan kembali berkunjung ke sini."Aliya membalas pelukan hangat ibu mertuanya. Tiap kali datang, Aliya selalu mendapat sambutan hangat semacam ini. Ia tidak pernah menyesal untuk datang. Karena keberadaannya benar-benar terasa diharapkan oleh mertuanya itu."Aku memang sedang ingin bertemu Ibu dan Ayah," balas Aliya. "Untungnya, Argan membawaku ke sini.""Ya, dia harus," balas Mia tegas. "Jika tidak, aku akan menghukum bocah nakal itu."Argan yang sejak tadi hanya diam menyimak kini berdecak malas.Tanpa memperdulikan putranya, Mia membawa Aliya masuk. Sementara Argan menyusul di belakang bersama ayahnya."Sepertinya kalian datang dengan maksud tertentu." Rendra sudah mencium bau mencurigakan dari kedua orang itu. Ketika melirik putranya itu, ia melihat sebuah seringai di wajahnya."Ayah akan
Baca selengkapnya