Home / Rumah Tangga / Istri yang Tak Sempurna / Chapter 961 - Chapter 970

All Chapters of Istri yang Tak Sempurna: Chapter 961 - Chapter 970

1115 Chapters

ROH DATANG

"Mas Seno bisa nggak sih, nggak ngeluarin barang-barang yang bikin Mbak Aida terus-terusan nangis? Kok ya aku jadi kesel sendiri gitu, loh!"Inggrid menggerutu karena dia kembali melihat Aida tak lagi menguasai dirinya.Aida menangis sampai sesenggukan dan tak jelas kondisinya bagaimana. Yang pasti, tubuhnya sudah lunglai. Bahkan saat ini Aida berada di pelukan Inggrid dan bersandar lemas. Tangannya memegang sesuatu yang diberikan oleh Seno itu sampai gemetaran dan dia belum membukanya.Seno juga tidak membungkus benda itu, masih seperti itu tampilannya. Hanya saja, dalamnya memang sudah diubah olehnya sesuai dengan request Reiko. Apa saja yang dia inginkan ada di tulisan dalam handphone tersebut, sudah di-setting-nya.Ulang tahun Aida memang masih lama, tapi Seno yang sadar kalau dia ini adalah orang yang pelupa, tak mau sampai missed."Mbak Aida, aku minta maaf, ya. Aku sebenarnya juga nggak mau bikin kayak gini. Tapi ini satu lagi casing-nya. Kemarin malam aku sudah pesan dan hari
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

SURATAN TAKDIR

"Bukan! Karena saat seseorang sudah meninggal, tidak akan lagi jiwanya itu berkeliaran di bumi. Dia sudah ada di satu tempat yang sudah ditentukan Tuhan-nya. Itu pasti Alan atau Reizo!""Eh, apa?"[Sial, kau! Kita jadi ketahuan, deh!] Alan menggerutu, tapi dia memang sudah menunjukkan fisiknya di hadapan mereka semua dan jelas saja Inggrid hampir saja berteriak ketakutan."Kau tenang saja, Inggrid. Mereka tidak jahat dan mereka menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka bisa menghilang begitu. Bukan jampi-jampi atau sesuatu yang berhubungan dengan gaib.""Hehehe. Aku nggak tahu harus komentar apa, Mbak. Bingung aku!" Melihat dua orang di hadapannya yang kini sudah muncul, jelas saja Inggrid masih terlihat shock."Aku minta maaf, ya, aku membuat kosanmu berantakan. Dan ini jadi pecah, gara-gara Reizo ini semua.”"Oh, sudah, tidak apa-apa. Silakan duduk," jawab SenoTapi sebelum Alan bicara memang tadi Seno sudah lebih dulu bertindak membersihkan piring yang disenggol oleh Alan. Kare
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

KEPRIBADIAN YANG JAUH BERBEDA

"Reizo!""Apa? Benar kan, kataku? Ngapain mereka menangis? Toh yang ditangisi tak akan hidup lagi!""Kamu ndak punya hati!""Inggrid, dia benar." Makanya Aida merutuki dirinya yang lagi-lagi gagal untuk tak menangisi suaminya saat membela Reizo."Ayo, kita bahas yang mau dibicarakan!"[Kejam kau!] Alan memang tersenyum kikuk, tapi hatinya mengomel.[Kau lihat? Manusia sejatinya harus seperti itu. Kalau ada yang meninggal dari keluarga mereka yang sangat disayangi,mereka pasti akan bersikap seperti ini. Sedih itu wajar.][Buang-buang waktu! Apa kita harus membiarkan wanita itu terus saja menangis? Kita masih banyak urusan!]Tapi melihat Inggrid yang membuka tangannya mengajak Aida menangis bersama tadi tak diterima oleh Reizo. Meski obrolan mereka tentu saja tidak didengar oleh Aida karena Alan sudah mem-blok komunikasi dan membuat Aida merasa nyaman dengan pikirannya sendiri. Dia tahu kalau Aida belum bisa menguasai pikirannya dan jelas saja Alan bisa tahu betapa sakitnya Aida dan dia
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

SEMUA JANJI SUDAH LUNAS

"Eeeh, jangan dulu!" Aida tidak membiarkan, karena dia masih khawatir. Sesegera mungkin dia menengadahkan tangannya. “Duduklah di sampingku. Dan kita akan mengangkat itu." Aida berinisiatif mengarahkan."Aku akan memegang handphone-nya dan aku nanti akan mengubahnya jadi video call, lalu nanti di sini ada Inggrid dan Mas Seno dan kita akan menyapa dengan video call, menunjukkan kalau kita lagi kumpul dan happy. Dan untuk Alan ...." Aida menatap pria yang disebutnya."Maaf. Bisa kau duduk dulu di tempat tidur itu supaya kau tidak terlihat, Alan?”"Tak perlu begitu, aku bisa menghilang.”"Tidak! Aku ingin kau tetap duduk saja di sana supaya kami bisa melihatmu tetap ada. Maaf, kami manusia normal dan belum terbiasa dengan kecanggihan alat-alatmu.""Oh. Ya sudah kalau begitu." Alan tak masalah. Dia menghindar sesuai dengan yang direncanakan oleh Aida di saat Reizo terpaksa duduk di samping Aida dan membuat Alan berdecak di dalam hatinya.[Reizo, kurasa istri kembaranmu itu cocok berada d
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

DENDAM YANG MENGAKAR

"Kenapa kau harus mengatakan kalau kita akan bertemu dengannya?"Tak suka dengan pernyataan Aida barusan, makanya setelah telepon itu ditutup, pria yang ada di sisi Aida langsung mengajukan protesnya dengan intonasi tinggi. Teriakan kasar yang lagi-lagi membuat Inggrid kaget.Setahuku, suaminya Mbak Aida sendiri tidak pernah bicara setinggi itu. Waduh, dia galak ngelebihin Mas Reiko! bisik hati Inggrid yang memang masih syok dengan sikap dari Reizo yang sangat berbeda."Kau bilang, kau ingin mencari tahu tentang keluarga Adiwijaya dan menyelesaikan urusan, bukan? Termasuk hubungan Mama Rika, Brigita dan lainnya. Jadi cuma inilah caranya!"Aida benar. Cuma memang Reizo tak ingin bertemu dengan Adiwijaya dan keluarga dari ayah kandungnya itu."Aida, kau tau dia temperamen, kan? Dia membenci keluarga yang membuang ibunya itu. Dia mungkin khawatir tak bisa mengendalikan dirinya.""Hmm, ya aku tahu tentang temperamennya. Tapi cuma ini caranya. Lagipula, kau mungkin perlu melihat kasus kena
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

PRIA SEMPURNA

"Reizo, kenapa kau memutuskan membiarkannya tetap tinggal di apartemen sepupunya itu?""Pentingkah aku menjawabnya?"Percakapan dua orang ini terjadi setelah Aida memang memutuskan untuk tinggal di tempat Inggrid, Reizo tak ada niat melarangnya. Dia langsung setuju."Apa kau menyerah, soalnya dia tidak sempurna, payudaranya tidak ada? Tapi sebenarnya dia manis dan pintar, loh!""Alan, Tuan Wright sedang memanggil kita dan perbincangan ini pasti masih bisa didengar olehnya. Aku masih pakai jaket dan kau juga! Apa kau tidak bisa, tidak berisik?"Yah, Alan dan Reizo sengaja memarkir mobil mereka di dekat lokasi apartemen Inggrid. Seakan-akan mereka tidak keluar dari apartemen itu dan ikut menginap juga di sana. Tapi sebetulnya, mereka menghilang dan langsung menuju tempat yang disebutkan Rafael.Reizo mencoba mengingatkan karena khawatir juga teman-teman Alan yang lain mendengarkan obrolan mereka. Dia bukan orang yang suka mencari sensasi dan keributan. Reizo lurus dan selalu fokus pada
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

CARA BERPIKIR YANG BERBEDA

"Reizo, kau tak punya hati, kah?"Selepas Alan mengejar Rafael dan Reizo yang kembali ke markas Rafael, di sanalah dia memekikkan suaranya."Dia itu—""Tak perlu dibahas, Alan! Itu masalah pribadi dan sekarang kita memikirkan sesuatu yang lebih besar di sini.""Apa yang terjadi pada ibuku, Tuan Wright?"Bukan Reizo tidak peduli pada sahabatnya, tapi memang kondisi ibunya yang sangat dikhawatirkan sekarang. Ibunya tidak sedang baik-baik saja. Berat badannya turun drastis dari yang tadinya enam puluh lima kilo, jadi dua puluh delapan kilo. Hanya tinggal kulit yang membungkus tulang.Reizo bahkan selalu saja pedih hatinya kalau mengunjungi ibunya. Dia ingin bicara banyak dan menemaninya tapi sayang hatinya selalu saja merasa sakit dan marah karena tidak bisa membuat penyakit ibunya menghilang. Kalau bisa dia ingin saja memindahkan semua penyakit ibunya itu pada tubuhnya. Makanya dia sangat berharap sekali setelah pengetahuan ini kondisi ibunya bisa membaik."Ayo kita ke tempat Dokter Jun
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

PELANGI DI MATA SIPUT

"Inggrid, kau itu kenapa, sih? Tengak-tengok nggak jelas kayak gitu kayak ngendap-ngendap ada maling aja!" Pagi itu, Aida memperhatikan Inggrid memang agak sedikit aneh, makanya dia berkomentar."Aku hanya mau memastikan aku masuk kamar mandi ndak ada yang ngikutin aku, Mbak!""Hahaha! Kau ini bikin aku ketawa aja, Inggrid. Aneh-aneh saja kalau bicara itu!""Lah wajar toh? Mereka itu kan nggak kelihatan. Kalau nanti mereka masuk juga ke kamar mandi aku lagi mandi, gimana?"Hanya senyum yang terurai dari bibir Aida ketika mendengar celotehan Inggrid."Sudahlah! Kau mandi saja. Lagian mereka sudah berjanji kalau mereka mau masuk ke dalam ruangan ini mereka tidak akan masuk dalam kondisi tidak terlihat!""Mbak Aida, mereka itu ndak punya agama. Bagaimana kita bisa percaya dengan janji mereka? Sedangkan orang yang punya agama, mereka itu kalau sudah berjanji mereka tak akan menepatinya dengan mudah. Kecuali mereka yang memang benar-benar takut pada Tuhan-nya. Kan banyak sekarang sih yang
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

LAGI?

"Sudah, ketuk saja pintunya, Reizo." Alan sudah menunjukkan dirinya saat dia berbicara berbisik begini. Tapi posisinya masih ada di luar kamar kosannya Inggrid."Kalau masalah itu, aku tidak bisa bicara, karena nanti biar Rafael sendiri yang menjelaskan. Dia sedang bingung dengan kondisi adiknya, Archie." Alan menjelaskan lagi di saat Reizo sudah menampakan wujudnya."Oke, aku aktifkan lagi CCTV di kosan ini."Alan tentu saja harus mengacau dulu CCTV di sana karena kalau tidak dirinya yang tampak di kosan itu secara mendadak pasti akan terekam oleh CCTV dan menggemparkan.Tok, tok, tok!Saat Alan bicara, saat itulah menjadi seseorang mengetuk pintu kamar Inggrid."Ayo, kita berangkat sekarang.""Mbak Aida beneran berangkat sekarang? Nggak mau tunggu Mas Seno dulu?""Kamu nanti nyusul saja sama Mas Seno. Soalnya kalau aku jalan sama kamu dan Mas Seno bareng-bareng, itu bukan kebiasaannya Mas Reiko. Dia akan mengomel dan tidak suka diganggu. Jadi Romo Adiwijaya pasti akan curiga kalau k
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

MEMBACA PIKIRAN

"Eh itu, nanti aku ceritakan, lah, Bu.""Yo wes, daripada ngobrol di luar begini, mari kita masuk. Ajak anakmu masuk, Ratna!""Iya, Kakek benar! Ayo Bu, kita masuk!" Aida ingin mengalihkan pikiran ibunya, makanya dia setuju dengan rencana Adiwijaya dan mengajak ibunya masuk ke dalam."Aku tahu, kamu masih kesal padaku. Tapi ayo, kita masuk ke dalam, Le! Kita bicara baik-baik seperti layaknya keluarga. Dan kakekmu ini sudah sangat tua sekali dan sudah sangat merindukanmu. Bertahun-tahun sudah kita tidak bertemu."Tapi Reizo yang kini berperan sebagai Reiko masih berdiri di tempatnya dan menunjukkan wajahnya yang kaku, belum merespon. Mengingat perdebatan yang terjadi di pabrik beberapa tahun lalu, Adiwijaya menebak kalau cucunya masih marah. Makanya dia mencoba membujuk."Istrimu sudah ke dalam. Apalagi yang kau tunggu, Le?""Romo!"Namun sesaat setelah Adiwijaya bicara, mobil sudah ada yang memasuki pekarangan lagi dan mendistraksi mereka. Apalagi seseorang dengan cepat turun lalu mem
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more
PREV
1
...
9596979899
...
112
DMCA.com Protection Status