Semua Bab KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO: Bab 91 - Bab 100

149 Bab

BAB 91_PERMINTAAN

Tak lama, tenaga medis yang tadi berbicara dengan Indri itu sedang menghampiri mereka.“Keluarga Pak Dareen?”“Sa-saya!” seru Indri sembari mencoba berdiri. Sekujur tubuhnya terasa berdenyut sakit. “Katakan, apa yang terjadi dengan adik saya, Pak?” tanya Aditya dengan jantung berdebar-debar.“Pasien atas nama Dareen sudah mampu melewati masa kritisnya dengan baik. Dia sudah berhasil memuntahkan sebagian zat racun itu. Kami masih harus memberikannya anti racun melalui infus. Pasien akan sering buang air kecil dan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama agar kembali pulih.”Seketika Aditya rukuk, menahan gelombang rasa gembira di hatinya. Bayang-bayang kematian ibunya yang sedari tadi menyelimuti pikirannya kini mulai pudar. Aditya bahkan memeluk Dahlia dengan erat sembari menangis.“Alhamdulillah, Mas. Aku sudah katakan padamu, Dareen pasti bisa melewati masa sulitnya” ucap Dahlia dengan senyum merekah di bibirnya.“
Baca selengkapnya

BAB 92_KEPUTUSAN YANG TEPAR

Hadi menoleh ke arah Aditya. Pandangan mereka beradu. "Aa-aaku sudah ta-tau keja-kejahatannya, Pa. Kuminum ra-racun itu agar setimpal," lanjut Dareen masih terbata. Aditya membuang wajah dan langsung keluar. Ia tak tahu harus menanggapi apa. Hadi pun tak bisa berkata apa pun. Laki-laki tua itu mengisyaratkan agar Dahlia mendorong kursinya. "Aditya! Aditya! Tunggu Papa!" teriak Hadi. "Aku tak bisa menerima permintaan Dareen, Pa. Sampai kapanpun aku tak mungkin melepaskan wanita itu!""Iya, kamu tenang dulu, Aditya. Jangan rusuh begini!"Hadi mencoba mendekati anaknya yang sedang mondar-mandir membawa amarah. Sebisa mungkin Hadi menyentuh tangan Aditya agar tenang. "Mau pecah kepalaku ini, Pa. Aku akan membuat wanita yang sudah membunuh mamaku itu mati di dalam penjara! Dia Kejam, Pa! Kejam sekali!""Tenanglah, Aditya. Papa akan bicarakan ini dengan pengacara."Aditya meremas rambutnya sendiri dengan
Baca selengkapnya

BAB 93_HAMIL?

Aditya memasuki markas preman yang dia bayar untuk menemukan Bramasta. Melihat seorang Laki-laki yang sedang diikat di sebuah kursi, Aditya tak berkata apapun selain langsung melayangkan tinjunya berkali-kali. Buuuugh! "Kurang ajar! Kamu kira bisa sembunyi dariku? Tidak. Beraninya kamu membuat ayahku hampir kehilangan nyawanya karena bukti kotor yang kau kirim!""Ampuni aku, Aditya. Aku hanya ingin kehancuran Indri. Maafkan aku.""Tapi tak begini caranya. Bajingan kau!'Buuuggh! Kembali Aditya meninju perut Bramasta. Laki-laki itu hanya bisa meringis dan pasrah. Setelah berhari-hari mampu bersembunyi rupanya ia bisa ditemukan. Rupanya komplotan Aditya memiliki jaringan yang sangat kuat hingga tak butuh waktu panjang, ia bisa ditangkap. "Sekarang temani kekasihmu itu di dalam penjara!""Jangan coba-coba penjarakan aku, Aditya. Aku sudah menyetel orang luar untuk menyebarkan foto bugil istri papamu itu jika sa
Baca selengkapnya

BAB 94_PERNIKAHAN TRANSAKSI

"Ka-kamu hamil?" Dareen seperti merasa sedang bermimpi. Secara tidak langsung Dahlia mengatakan takkan ada harapan untuknya lagi karena dia dan Aditya telah menyatu dan kini berbuah. "He'em. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu, Dareen. Kamu akan menjadi seorang paman. Paman ganteng atau om tampan?" goda Dahlia dengan pandangan berbinar. Tiba-tiba dari arah dalam kamar Dareen terdengar suara Hadi Pratama. "Siapa yang Om tampan?" "Papa di sini?!" Dahlia terkesiap. Kedua mata Hadi langsung melihat tespack digital yang di tangan Dareen. "Aa-apaa itu?" suara Hadi gemetar. Dadanya bedebar. Ia meragukan mata tuanya. "Tes-tespack, Pa," jawab Dahlia jadi gugup. "Siapa yang punya?!!" tanya Hadi tak sabaran. "Romlah yang punya," jawab Dareen ketus. Wussh! Dahlia merampas tespack itu dengan cepat dari tangan Dareen. "Enak aja. Aku yang punya, Pa!" seru Dahlia dengan nada tinggi. Upss! Wanita itu menutup mulutnya karena keceplosan. Hadi Pratama tertawa senang sampa
Baca selengkapnya

BAB 95_KERJASAMA

@Kantor Central Glori "Pak Aditya, sudah waktunya kita ke ruang pertemuan," ujar Pak Nyoman membukakan Aditya pintu ruangan.  Aditya mengangguk. Dia tersenyum lebar sembari bangkit dari kursinya.  "Sepertinya bulan purnama semalam menetap di wajah Anda, Pak," gurau Nyoman.  "Aku sedang bahagia hari ini. Sebentar lagi aku akan menjadi ayah," ujar Aditya senang.  "Waaah selamat ya, Pak. Saya turut senang." Sembari mengeluarkan tabnya dan merapikan dasinya, Aditya terus saja bicara.  "Dan hari ini, semoga kesepakatan bekerja sama dengan Martha Bumi Tbk menjadi titik tolak Central Glori semakin mengepakkan sayapnya," ujar Aditya semangat.  "Tentu saja, Pak. Mereka adalah perusahaan yang sudah memiliki puluhan cabang di luar negeri. Akan sangat menguntungkan jika mereka bisa mengambil produk k
Baca selengkapnya

BAB 96_SENSUAL

Mandala mendehem menyamarkan perasaannya yang membuncah. Rupanya menerima Belinda di perusahaannya adalah pilihan yang sangat tepat. Ini akan sangat menguntungkan jika resep slice potato chips ala Central Glori benar-benar bisa diadopsi dan dimodifikasi.  "Begini, Pak Aditya. Sepertinya saya harus memusyawarahkan ini kembali dengan jajaran devisi Martha Bumi. Kami akan menghubungi Anda kembali." "Baik, Pak Mandala. Saya berharap, kami akan mendapatkan berita gembira." Mandala bangkit dan mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Aditya. Keduanya tersenyum. Belinda mengikuti langkah bosnya, keluar dengan pinggul yang berlenggak-lenggok. "Dia CEO yang tampan." Mandala membuka percakapan saat berada di dalam mobil bersama Belinda. Tadi, wanita itu datang menggunakan grab. Belinda hanya mengangguk dingin. Ia kesal sekali karena Aditya sama sekali tak memberikan mat
Baca selengkapnya

BAB 97_DENDAM

"Aku sudah dengar berita tentang ibu tirimu yang berakhir di penjara. Karma buruk telah menimpanya karena memang dia jahat. Sedangkan aku yang tulus mencintaimu, sekarang berada di puncak tertinggi sebagai seorang karyawan di perusahaan distribusi kudapan terbesar di negara ini. Tapi sayang, kamu masih memelihara anaknya yang juga seekor ular." "Apa maksudmu?!" tanya Aditya dengan wajah serius.  "Kamu tahu, kenapa butuh waktu lama untuk menemukan akunku? Karena sebelum IT ayahmu bekerja, Dareen yang membantuku dengan hacker handalnya yang bernama Bryan. Dareen juga terlibat. Aku berkata jujur. Tanyakan saja pada adikmu itu." Kosong rasa hati Aditya. Namun ia berusaha untuk tenang. Ia tak ingin Belinda mengalihkan pembahasan. Urusan Dareen, nanti dia akan bicarakan dengan pemuda itu. Rupanya selama ini Dareen banyak tahu tapi memilih bungkam demi ibunya yang jahat bahkan justru membantu wanita itu.  
Baca selengkapnya

BAB 98_HARUSNYA

Aditya melajukan mobilnya dengan kencang. Yang barusan itu adalah sebuah peperangan batin yang sebenarnya. Jiwa laki-lakinya yang dikendalikan hormon testosteron di dalam sana sedari tadi mengumpatinya tak henti. 'Bodoh sekali kamu! Kapan lagi bisa menikmati keindahan dunia yang begitu menyita mata?! Bodoh seribu kali bodoh! Kamu tak perlu membayar apalagi merayu. Dia sendiri yang datang menyuguhkan hidangan lezat! Laki-laki tak guna! Kamu telah melewati hal yang sangat nikmat. Perempuan cantik, seksi, dan kamu jangan bohongi hatimu, Aditya! Kamu masih mencintainya! Kamu mencintainya! Itu kenapa kamu tak bisa mengatakan cinta pada istrimu yang puluhan kali sudah kamu sentuh!' "Arrrghhh! Sial! Tidak! Aku tak boleh kalah oleh pikiranku sendiri. Belinda itu haram! Dia haram kusentuh! Bahkan aku sudah melakukakn dosa besar meski hitungan detik." 'Hahahha! Persetan dosa besar! Itulah fungsinya Tuhan Maha Pengampun. Sudahlah! Dia masih di sana menunggu bersama suguhan yang sudah kamu cic
Baca selengkapnya

BAB 100_KAKAK ADIK

Dareen sedang menghisap rokoknya sembari menikmati secangkir kopi bersama Cantika. Kini, gadis itu tinggal bersama adiknya. "Kalau kerjanya Mbok Micum gak bagus, kasih tahu saja aku. Dia saudara Mbokku di rumah. Aku yakin, dia juga telaten seperti kakaknya, Romlah.""Iya, Bang. Terimakasih," jawab Cantika.Hari itu, Dareen mengantarkan seorang art untuk adiknya itu. Namun Cantika tak banyak bicara. Gadis itu bahkan tak ingin menatap Dareen. "Bersabarlah atas apa yang menimpa kita, Cantika. Waktu tujuh tahun itu cukup setimpal untuk hukuman baginya," sindir Dareen. Cantika hanya diam saja. Ia sudah siap dengan yang dialaminya sekarang karena ia tahu, ayahnya memang sering melakukan tindakan kriminal"Dan juga, kubur dalam-dalam perasaan cintamu. Aku pun sudah melakukan hal yang sama sepertimu.""Dusta! Mudah bilang begitu karena kamu tak cinta padaku," sergah Cantika membuang wajah. Sulit sekali bibirnya memanggil Dareen dengan panggilan Abang. "Meski bukan kamu, tapi aku yakin, per
Baca selengkapnya

BAB 99_TEKAD

Wanita itu terus berbicara sendiri seolah suaminya ada di depannya. Suara erangannya yang memilukan hati teredam oleh derasnya air keran itu. Dahlia terus memegang dadanya yang seperti baru saja terkoyak-koyak hanya oleh sebuah kata. Belinda. *Dahlia keluar kamar mandi dalam kondisi tubuh kedinginan dan matanya yang merah. Ia tak mampu menahan dirinya hingga terbatuk-batuk, membuat Aditya terbangun. "Kamu kenapa, Dek?" tanya Aditya sembari melihat ponselnya. Sudah ashar. Dahlia tak bicara sedikitpun. Tubuhnya terasa dingin sampai ke tulang-tulangnya. Aditya menghampiri istrinya. "Kenapa matamu merah? Habis muntah?"Dahlia diam saja. Aditya menyentuh kening istrinya. Hangat."Lah, kamu sakit? Kok bisa? Cepat pakai baju gih. Nanti kena flu. Aku mandi dulu."Tanpa menunggu respon Dahlia, Aditya langsung masuk kamar mandi. Dahlia segera memakai bajunya lalu berselimut beberapa saat. Dingin sekali yang dia rasakan sampai menggemeletak gerahamnya. Setelah beberapa menit, suhu tubuhnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status