Dareen tiba di kantor Central Glori. Dengan cepat langkahnya berpacu, masuk ke dalam ruangan CEO. Nampak sepi karena Aditya sedang memimpin rapat. Ia membuka ipad Aditya dan tak menemukan foto ataupun vidio. "Flash disk, ibuku menyebut flashdisk kuning. Dimana benda itu?" Dareen membuka laci satu persatu bahkan memeriksa di beberapa map. Namun nihil. Hatinya berdentam-dentam, takut Aditya masuk ke ruangannya. "Oh Tuhan, dimana benda itu?!" Dareen terus membuka beberapa benda yang memungkinkan, namun nihil. Pemuda itu hampir putus asa. Detik terasa begitu sangat lambat. Jantungnya bagai sedang dipecut dengan sangat keras. Pemuda itu mengusap keringat di dahinya. Di saat ia hampir putus asa, matanya menangkap flash disk kuning yang terselip di dalam lubang kalender yang model tegak seperti bangun ruang segita. "Syukurlah. Maafkan aku Bang. Seperti yang kau katakan, darah lebih kental dari air," desisnya. Dareen lalu bergegas keluar dengan langkah lebar. Ia Dareen langsung menem
Baca selengkapnya