Parjo dan Romlah kali ini saling cubit. Pertama kalinya Den Muda mereka seperti itu. Romlah menarik tangan suaminya, menjauh. Kompak, mereka menatap sosok ayah yang sedang menenangkan anak lelakinya yang sudah dewasa. "Bang, takut aku jangan-jangan ini firasat," ujar Romlah dengan wajah serius. "Sama. Apa jangan-jangan, Den Muda lagi kesambet hantu jepun di depan kah?" "Issh ngawur. Aku takut, ini firasat mereka berpisah. Tuan Besar bentar lagi nyusulin Nyonya Sarah," bisik Romlah hampir tak terdengar. Kepluuuk! Parjo memukul bahu istrinya. "Kamu yang lebih ngawur! Jangan sampe Tuan Besar mangkat. Kita akan kehilangan pegangan hidup. Kamu mau kerja terus sama Nyonya Nenek Gayung ha? Aku sih mikir seribu kali!" Parjo menekan suaranya agar tak terdengar. Namun wajahnya tegang dengan liurnya menyembur-nyembur karena semangatnya. Romlah hanya mengangguk setuju dengan ucapan suaminya. Bisa langsung kurus dia kalau hanya Indri yang menguasai rumah ini. Segini saja, dia sering di
Terakhir Diperbarui : 2023-03-28 Baca selengkapnya