Share

BAB 74_BUKAN AYAH

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Terlalu kaget hatinya hingga nafasnya ngos-ngosan. Susah payah dia menghirup udara. Seorang satpam mendekatinya. 

"Mbak baik-baik saja?"

"I-iiya, Mas. Terimakasih ya."

Meski berat, Dahlia melangkah kembali ke restoran. Sudah hilang rasa ingin ke toiletnya karena jantungnya sedang berdebar-debar hebat. 

"Kamu kenapa?!"

Aditya menyentuh dahi istrinya yang nampak berkeringat. Hati Dahlia tak ingin membohongi suaminya tapi bagaimana kalau sampai Aditya mencari kebenarannya lalu ayah mertuanya tahu? Dahlia terus diam namun wajahnya merah. 

"Kalau kamu beneran cinta sama aku, pasti kamu gakkan sembunyikan apapun dariku, Dahlia."

Kedua bola mata Dahlia membuka. Ia menegak salivanya. Bukankah sebuah kejujuran lebih menenangkan dari kebohongan? Wanita itu mengangguk pelan. 

"Mas ... aku lihat Mama Indri di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 75_KEPUTUSAN BESAR

    Seketika pelukan Aditya merenggang. Ia langsung menatap mata Dareen yang layu. Tanpa ragu ia menggoyangkan rahang adiknya, kiri kanan berkali-kali. "Kamu pasti sedang mabuk. Habis minum apa kamu ha?!!" Aditya bahkan memukul perlahan pipi Dareen. Yang barusan dia dengar itu adalah omong kosong. Meskipun seringkali dia iri dengan Dareen karena begitu dimanjakan ayahnya, ia tak sampai berharap pemuda itu bukan adiknya. "Aku berkata jujur, Bang. Dia ... ayah kandungku. Itu yang mereka katakan padaku kemarin. Katanya ... katanya ...." Merah wajah Dareen. Sempurna ia menangis di depan abangnya. Aditya menggeleng berkali-kali. Ia masih belum bisa mempercayainya. "Tidak, Dareen. Meskipun kamu sering membuatku kesal tapi kamu adikku. Kita satu ayah. Walau ibumu itu wewe gombel dedemit sekalipun, kamu tetaplah adikku. Bahkan Papa sangat menyayangimu mungkin lebih dariku." "Tapi katanya aku darah daging laki-laki itu, Bang. Bukan Papa. Mereka bilang aku bukan anak Hadi Pratama. Aku bukan

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 76_PEMBALASAN TELAK

    "Sayang, bahkan saat kamu bangun tidur seperti ini kamu sangat cantik," puji Bram pada Indri yang terlihat masih malas membuka matanya."Apa kita tidak bisa lanjut lagi nambah harinya, Sayang?" tanya Indri merasa enggan.Bahkan sedari tadi ia terus merangkul lengan Bramasta seolah takut berpisah."Kan aku harus ke kantor, Sayang. Harus cepat urus impor barang baru biar cepat didistribusikan. Kamu mau kan kita cepat lebih kaya lagi dan menikah?"Indri meleyot dan berat. Ia menggeleng tak mau ditinggalkan. Ia justru kembali menyentuh area sensitif Bram.'Dasar nenek-nenek, ogah banget main lagi. Bisa kempes lato-latoku kalau lebih lama lagi di sini. Meskipun aku sudah tua tapi selera dan jiwaku masih suka daun muda'"Kok begong sih, Sayan

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 77_DENDAM INDRI

    "A-aapaa maksudmu?!""Mungkin Nyonya bisa menemui Pak Aditya selaku CEO di sini. Beliau yang mengendalikan semuanya karena Pak Hadi sudah menyerahkan segala keputusan pada Pak Aditya," jawab Nyoman dengan suara pelan."Bukannya statusnya di sini sebagai admin? Suamiku sudah menurunkan jabatannya sampai bulan Juni mendatang?! Keputusan belum final!"Nyoman Abirama hanya menarik nafasnya perlahan. Jangan sampai salah bicara yang membuatnya dalam masalah."Jadi sebenarnya Nyonya, Pak Hadi sudah menyerahkan kepemimpinan sepenuhnya pada Pak Aditya semenjak kasus vidio pernikahannya mereda. Pak Aditya resmi menjabat sebagai direktur utama sekaligus CEO di sini.""Kurang ajar, mereka ternyata telah bermain banyak di belakangku. Awas kau Pa, aku akan membuat kamu menyesal telah curang. Dasar tua bangka," gerutu Indri hampir tak terdengar."Tun

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 79_PATUH PADA IBU

    "Aa-aaku berjanji akan meninggalkan laki-laki itu. Tolong simpan baik-baik rahasia ini, Aditya. Itu hanya kesilapanku saja."Aditya seolah tak mendengar ucapan ibu tirinya itu. Ia sibuk menghentak-hentak flashdisk kuning di atas mejanya. Suara benda itu membawa ketakutan tersendiri bagi Indriami."Ya sudah, pulanglah dan jangan berharap mendapatkan sepersen pun bagianmu.""Kapan kau akan memberikan kembali sahamku?" tanya Indri berharap.Gendikan bahu pelan yang terlihat dari postur Aditya. Indri semakin geram. Ingin rasanya ia melihat kematian anak tirinya itu. Rasanya hidupnya akan sempurna jika suatu hari bisa melihat anak tirinya itu menderita."Tolonglah. Aku berjanji akan memperbaiki diriku," ujar Indri memelas."Buktikan dulu. Kau pantas apa tidak, itu nanti terserah aku."Dengan langkah gontai, Indri keluar

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 80_PATAH HATI

    Dareen tiba di kantor Central Glori. Dengan cepat langkahnya berpacu, masuk ke dalam ruangan CEO. Nampak sepi karena Aditya sedang memimpin rapat. Ia membuka ipad Aditya dan tak menemukan foto ataupun vidio. "Flash disk, ibuku menyebut flashdisk kuning. Dimana benda itu?" Dareen membuka laci satu persatu bahkan memeriksa di beberapa map. Namun nihil. Hatinya berdentam-dentam, takut Aditya masuk ke ruangannya. "Oh Tuhan, dimana benda itu?!" Dareen terus membuka beberapa benda yang memungkinkan, namun nihil. Pemuda itu hampir putus asa. Detik terasa begitu sangat lambat. Jantungnya bagai sedang dipecut dengan sangat keras. Pemuda itu mengusap keringat di dahinya. Di saat ia hampir putus asa, matanya menangkap flash disk kuning yang terselip di dalam lubang kalender yang model tegak seperti bangun ruang segita. "Syukurlah. Maafkan aku Bang. Seperti yang kau katakan, darah lebih kental dari air," desisnya. Dareen lalu bergegas keluar dengan langkah lebar. Ia Dareen langsung menem

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 81_DILEMA CINTA

    Dareen terus membuka beberapa benda yang memungkinkan, namun nihil. Pemuda itu hampir putus asa. Detik terasa begitu sangat lambat. Jantungnya bagai sedang dipecut dengan sangat keras. Pemuda itu mengusap keringat di dahinya. Di saat ia hampir putus asa, matanya menangkap flash disk kuning yang terselip di dalam lubang kalender yang model tegak seperti bangun ruang segita."Syukurlah. Maafkan aku Bang. Seperti yang kau katakan, darah lebih kental dari air," desisnya.Dareen lalu bergegas keluar dengan langkah lebar. Ia Dareen langsung menemui ibunya di hotel. Indri menyambut kedatangan anaknya dengan hati berdebar-debar."Ini flashdisknya, Ma!" seru Dareen melempar flash disk itu ke arah ibunya. Ia masih sangat marah dan kecewa namun dia tak memiliki pilihan.Indri menangkap beda kuning itu dengan sumringah.

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 82_PAPA MERTUA

    Dareen menegak air mineral yang ada di atas nakas dekat kasur ibunya. Indri yang melihat tingkah anaknya semakin was-was. "Ada apa, Dareen? Apa yang kamu temui di rumah ...." "Aku menemukan penghuninya. Laki-laki itu sangat kasar dan licik sekali. Aku sungguh tak percaya, aku berasal dari darahnya!" Indri menarik tubuhnya ssndiri agar mampu duduk tegap. Ia menatap pintu, takut-takut suamimya hadir. "Kecilkan suaramu itu, Dareen!" seru Indri dengan suara ditekan. "Aku meminta uang itu kembali justru aku yang ditantangnya. Dan ... Aarrgh!!! Sial!!!Bagaimana bisa Mama melakukan perbuatan asusila hingga dia memiliki bukti?! Aku memang bukan taat agama tapi Mama melebihi batasan Mama sebagai wanita bersuami!" Bibir Indri tiba-tiba memutih ketakutan. Ia sangat takut dengan bayangan jika fotonya itu tersebar luas. Itu adalah bencana di atas bencana. "Te-terus, gimm-gimmana solusinya ini Dareen?! Mama serasa gak bisa nafas lagi ini. Tolongin Mama, Dareen." Tok! Tok! Belum sempat

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 83_PENGKHIANAT

    "Tapi kamu tidak setara dan akan sulit mengimbangi suamimu, Dahlia. Jika ditilik, dulu, Mama kandungnya Aditya yang merintis pertama kali perusahaan Central Glori ini. Itu karena dia punya ilmu bisniss yang bagus. Aku akan mempertimbangkan kelanjutan hubungan kalian dengan satu syarat," ujar Hadi bersemangat."Apa itu, Pa?""Masuklah dalam Central Glori. Bawa perusahaan menjadi lebih jaya lagi. Barulah kau pantas menjadi Nyonya di sini."Lemas kaki Dahlia mendengarnya. Ia tak memiliki keahlian apa-apa. Bahkan ia sering merasa kagum saat melihat Belinda seharian di depan laptop dengan tumpukan buku yang menggunung. Apakah dia akan melakukan hal seperti itu? Pantaskah dia?"Ta-taapi, Pa. Aa-aaku tak punya ilmunya, Pa. Aa-akuu hanya lulusan SMA dan see-sekarang aku kuliah jurusan pendidikan anak TK. Membayangkan kerja di sana, rasanya tubuhku langsung mengempis Pa."Hadi

Bab terbaru

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   ENDING

    Yuni pias luar biasa. Dingin dan gemetar tangannya saat mencoba menghubungi nomor Belinda."Bu! Apaan sih?! Dari tadi ribut terus!" bentak salah seorang gadis yang merasa kesal karena Yuni menghalangi jalannya."Ma-maaf," ucap Yuni bahkan tak menatap lawan bicaranya. Biasanya ia takkan pernah terima dibentak begitu, apalagi oleh bocah ingusan di matanya. Namun kali ini, rasa takutnya melebihi egonya."Jangan bilang kamu kabur dan memilih melahirkan anak itu, Bel," lirih Yuni berlari kecil menuju parkiran.Ia langsung melesat pulang, berharap anaknya sudah di rumah. Namun nihil, Belinda tak ditemukan. Yuni menghubungi suaminya untuk pulang dari kantor. Sayang, bukan rangkulan penenang yang dia dapatkan tapi kemurkaan suaminya."Kalau sampai Belinda tak pulang, kamu ha

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 148_HUKUM ALAM

    "Tidak, Dahlia! Janin itu harus digugurkan!" seru Yuni memberang."Kita tidak tahu masa depan seseorang, Bu Yuni. Siapa yang tahu, janin itu kelak akan menjadi laki-laki atau perempuan yang berguna?!""Omong kosong! Aku tetap tak akan mau memiliki cucu haram, Dahlia! Jangan mentang-mentang kamu sekarang punya kekuasan, kamu mempengaruhi anakku!"Dahlia masih berdiri. Ia sama sekali tak diminta duduk apalagi disuguhkan apa pun meskipun dia datang sebagai tamu. Sepulang dari rumah sakit, Dahlia memutuskan ikut dengan mobil Belinda sedangkan Aditya memilih kembali le kantor. Sepanjang jalan laki-laki itu menggerutu karena keputusan istrinya yang di luar logikanya."Aku hanya tak rela, ada janin yang dibunuh, Bu. Bahkan saat ini, detak jantungnya begitu terdengar luar biasa," ucap Dahlia mencoba meyakinkan."T*i kucing!" umpat Yuni makin meradang dan menuju kamar an

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 147_KEPUTUSAN YANG SULIT

    Seolah abai, Dahlia meraih tas selempangnya dan sudah siap dengan tampilannya. Ia memilih tak ingin menanggapi ucapan suaminya. Ia memiliki rencana untuk sedikit menggoyahkan hati seorang ibu."Mari, Bel! Kita ke dokter kandungan bersama. Ikut mobil kami!" seru Dahlia membuka pintu yang ia sendiri kunci."Menyesal aku ke sini," ketus Belinda mengikuti langkahnya.Tak punya pilihan, Aditya menyetir dengan membawa dua wanita hamil. Satu istrinya, satu mantannya. Bahkan ketika mereka sampai di poli kandungan, Aditya begitu amat canggung karena kedua wanita itu mendapatkan buku pink secara bersamaan dan semua mata memandangnya aneh.'Sial, pasti mereka mengira aku memiliki dua istri' rutuk hati Aditya.Nama Dahlia lebih dulu dipanggil untuk masuk. Aditya mengikuti istrinya ke dalam dan bertemu dokter kandungan."Selamat ya, kandungan

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 146_BELAS KASIHAN

    "Ke-kenapa kamu harus gugurkan?!" Dahlia seolah kehilangan akal. Sebagai seorang wanita yang pernah kehilangan janinnya, setidaknya ia merasa, tindakan Belinda itu akan menjadi sangat kejam. "Ya karena dia bukan anak dari laki-laki yang kumau. Dia anak dari kakek-kakek tua bangka, seorang napi!" Dahlia langsung mendekati Belinda. Ia meraih lengan wanita itu dengan tatapan tajam. "Janin itu tak berdosa, Bel!" "Aku tak peduli." "Umurnya pasti sudah dua bulan bahkan lebih!" sambut Dahlia nanar. "Ya. Ayahku mencegahku, tapi ibuku mendukungku. Aku sudah muak." Belinda melepaskan tangannya dari genggaman Dahlia. "Lepas. Aku datang bukan untuk meminta persetujuanmu, Dahlia. Kamu ... ada saat kejadian itu, jadi aku merasa, kamu harus tahu." Dahlia menggeleng keras. Ia tak mungkin membiarkan seorang janin diaborsi. "Kalau kamu benar-benar sudah berubah menjadi pribadi yang baik, please, jangan tambah dosamu lagi!" "Kamu enak ngomong dosa, kamu kira sejak kejadian itu, aku bisa

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 145_KABAR

    "Maafkan kami, Pak Hadi. Maafkan kami. Kami sangat menyesal," ucap Imron dengan suara bergetar.Sedari awal ia tak memiliki masalah dengan Aditya, Yuni lah yang memiliki kriteria khusus. Namun sebagai suami, Imron pasang badan untuk melindungi istrinya."Tak masalah. Aku justru berterima kasih karena sudah memperkerjakan Dahlia di rumah kalian sehingga anakku bisa bertemu dengannya."Imron dan Yuni kompak dia kehabisan kata. Rasa malu seperti sedang membenamkan mereka ke dasar bumi."Untuk apa kalian ke sini?""Kami, kami ingin mengucapkan te-terimakasih, Pak. Berkat dukungan pengacara-pengacara hebat dari Bapak, Mandala mendapatkan hukuman yang setimpal meski kehormatan anak kami tak bisa kembali," jawab Imron terbata karena gugup."Aku tidak melakukan apa pun untuk anak kalian. Aku melakukan semua itu karena menantuku."

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 144_TAK INGIN BASA BASI

    Masih di rumah sakit. Aditya menarik tangan Dareen agar menjauh dari ayah mereka yang sekarang duduk di dekat Dahlia yang masih dipasangi infus. Wanita itu masih perlu infus nutrisi agar kondisi tubuhnya kembali stabil."Kenapa kamu mesti bawa Papa ke sini? Paling nanti sore Dahlia dikasih pulang," ujar Aditya mencubit lengan adiknya."Apa sih, Bang! Masih sakit badanku ini! Harusnya aku juga dirawat di sini!"Aditya menciut setelah dihardik balik oleh adiknya. Ia melipat alisnya seolah meminta penjelasan."Papa yang maksa mau ke sini. Lagi pula, dia seperti kesurupan gatot kaca karena menjadi benar-benar pulih saat mendengar menantunya dirawat di sini," cerita Dareen dengan nada menggerutu."Papa benar-benar menyayangi Dahlia. Aku tak menyangka, semua ini berjalan sangat cepat. Kasih sayang tulus Dahlia telah meruntuhkan batu karang ego seorang Hadi Prata

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 143_MEMBELA MENANTU

    "Katakan lagi. Aku ingin mendengarnya sekarang," ucap Aditya berkaca-kaca."Aku mencintaimu, Mas. Tak peduli siapa kamu. Apakah kamu CEO atau laki-laki biasa, aku tetap mencintaimu."Tubuh Dahlia kembali direngkuh Aditya. Dibiarkannya wanita itu mendengar detak jantungnya yang berdebar-debar."Kamu dengar, Dek?! Sekarang, setiap detakannya untuk mencintaimu. Selamanya.""Ehheeem!"Refleks Dahlia dan Aditya berlepas diri mendengar suara deheman. Seolah abai dengan apa yang dilihat dan didengarnya, Dareen menyerahkan kunci mobil pada abangnya."Hati-hati. Aku akan di sini menunggu petugas kepolisian."Dengan cepat, Dareen meninggalkan Aditya dan berpura-pura menjauh dari keduanya. Hatinya seperti ada yang meremas hebat. Cemburu? Mungkin itu kata yang paling tepat. Namun di dasar hatinya, ia bahagia, kakaknya sudah mengatak

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 142_BERKALI-KALI

    Mandala mencabut beberapa pecahan kaca yang menempel di otot-ototnya. Seolah kulitnya kebal setebal baja sehingga sekedar pecahan kaca bukan hal yang membuatnya gentar. Aditya mendekat. Dareen mengangguk samar memberi isyarat agar dia saja yang maju. "Kali ini, biarkan aku bertarung tanpa bantuanmu, Bang," lirih Dareen mendecih. Tak berpikir panjang, Mandala berlari cepat dan menyerang Dareen. Ia menendang sisi kiri Dareen. Pemuda itu bisa menangkisnya meskipun hampir tersungkur. Namun gerakan Mandala juga cepat. Ia kembali menendang pinggang Dareen, tidak hanya sekali tapi tiga kali tanpa jeda. Dareen berusaha menepis dan menghindar namun sayang, ia sempurna terjungkal karena Mandala luar biasa keras seperti bongkahan beton. "Kamu mungkin kekar, tapi denganku, kau bukan apa-apa, Bocah," ucap Mandala jumawa. Sama sekali Mandala tak terlihat sebagai pimpinan perusahaan besar yang berwibawa. Rupanya laki-laki itu memiliki topeng yang luar biasa menipu. Bahkan tak ada orang ya

  • KUKIRA MISKIN, RUPANYA CEO   BAB 141_JAWABAN

    Kedua bola mata Darien menangkap sosok laki-laki berwajah sangar tanpa baju duduk di atas kayu yang bulat panjang. Di belakang punggung laki-laki itu, ada tubuh laki-laki juga yang sedang merunduk tertutupi kayu."Ada dua orang laki-laki. Salah satunya terlihat aneh. Di malam sedingin ini, dia membuka baju seperti terengah-engah. Apa mereka pemotong kayu illegal? Karena ada potongan kayu besar di sana," gumam Dareen sendirian."Harusnya mereka bersembunyi jika mereka adalah pelaku ilegal. Bisa jadi mereka mengira mobil ini, polisi hutan kan? Kau tau sendiri, jalur ini jarang dilewati kendaraan di malam hari," tambah Aditya terus melaju."Atau mereka begal? Kalau begal kenapa tak berusaha menghentikan kita?" gumam Dareen lagi."Sedang apa mereka? Selain yang duduk tadi, salah satunya sedang merunduk, memungut sesuatu? Atau ... menutupi sesuatu?!" lanjut Dareen mengalisis pemand

DMCA.com Protection Status