Marni hanya bisa terus mengelus kepala anaknya. Hatinya makin sakit, anaknya menderita karena dia tak bisa memberikan hidup yang layak pada Dahlia. "Kami sekarang sedang dipermalukan bersama, Bu. Media sosial mengumpat kami. Apa yang salah, Bu?!""Bagaimana maksudnya, Dahlia? Ibu tidak mengerti ucapanmu. Kenapa baru sekarang masalah ini muncul? Setelah sekian bulan.""Seseorang memasukkan kisahku ke media sosial, Bu. Namun menfitnahku sebagai pelakor. Mereka membandingkanku dengan Belinda. Semua keburukan saat ini ada padaku, Bu. Itu yang menyebabkan suamiku harus menjauh dari kantornya bahkan keluarganya sendiri. Semua itu mengancam perusahaannya hanya karena dia menikahiku yang begitu hina ini," tutur Dahlia terisak. Marni terbungkam. Meski tak sepenuhnya dia paham. Tapi ia mengerti, ini pastilah masalah yang sangat rumit. "Ibu ....""Sudahlah Bu. Kita tak punya waktu. Ibu dan Nadia juga harus siap-siap."Dahlia menyela ucapan ibunya lalu kembali memasukkan pakaiannya. Meski air m
Baca selengkapnya