"Sebesar air," jawab Fariz. "Kecil dong, khawatirnya biasa aja berarti." Salma merebahkan tubuhnya. "Bagaimana bisa dibilang kecil? Sifat benda cair itu seperti apa?" tanya Fariz. "Menyesuaikan wadah dong," jawab Salma. "Oh benar, kirain nggak tahu tanya ke anak SD, haha …" tawa Fariz. "Berarti, kamu tahu harusnya, kecil nggak sebesar air?" "Kalau wadahnya kecil, kecil jugalah." Salma mengela. "Aduh, wadahnya bisa kamu rasakan dengan tindakanku. Aku bertindak, nggak? Terus sebenarnya sakit bagaimana?" Fariz duduk di samping Salma. "Iya Capa, jangan pasang wajah seram ah! Cama sakit biasa, ini kebiasaan perempuan. Tapi hari ini lumayan kerasa banget sakitnya," ucap Salma seraya terus memegangi perutnya. "Yah, awal masuk malah libur panjang," keluh Fariz. Salma tersenyum mendengar suaminya kesal seperti anak kecil yang kehabisan jajan. Wajah sangarnya langsung berubah jadi bocil. Fariz tersenyum juga melihat istrinya tertawa sambil menahan sakit. Namun, Fariz segera mencari so
Read more