Share

Bab 39. Ke Kantor Suami

"Mm … tidak, aku pulang lebih awal hari ini bareng kamu," ucap Fariz.

"Cama mau bicara," ucap Salma sangat terlihat seperti bukan Salma yang tegas dan nggak mau kalah bicara.

"Camaaa … bicaralah! Waktu Capa itu selalu ada buat Cama," ucap Fariz.

"Ehmm … ah gak pantes ya Salma jadi lembek gini." Salma mengusap air matanya.

"Hahaha … aneh sih. Tapi manusia mana yang gak pernah sedih? Wajar kok, Cama," ucap Fariz.

"Aku tuh nggak lagi sedih," ucap Salma.

Salma membuat Fariz bingung aja. Tidak sedih, tapi kok menangis? Ah, Fariz tidak paham dengan istrinya itu. Ia pun menanyakan maksud menangis tapi ia tidak sedih.

"Lalu, kenapa menangis?" tanya Fariz.

"Aku terharu, Capa," jawab Salma.

"Karena?" Fariz masih belum paham betul.

"Karena kita bisa saling mencintai dengan tulus, kau sangat meratukanku, kau selalu peduli dalam setiap langkahku," ucap Salma dengan memandang suaminya.

"Kita? Kenapa baru menangis sekarang! Kemarin kemana aja air matanya?" tanya Fariz pura-pura marah.

"Is
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status