"Lima? Mau bola, boneka, masak donat, pop it," jawab Cimes Mika. "Itu masih empat, Sayang. Apa satu lagi?" Fariz bahagia melihat putrinya mau tersenyum. "Aslinya, mau … mobil balap yang mainnya sama Daddy," jawab Cimes Mika. Anak kecil pun, tentu lebih bahagia, kalau orang tuanya tinggal bersama. Tega tidak tega, sementara mereka pisah rumah. Fariz bisa juga ikut istrinya, tapi ia selalu diingatkan oleh Salma, supaya tetap di rumah menjaga orang tuanya, yang kini sedang tidak baik-baik saja. "Ya, kan bisa main sama Ummah, Nak!" "Ummah bisa?" tanya Cimes Mika, karena selama ini, kalau masalah mobil, dia selalu minta sama Fariz. "Bisa," jawab Salma dengan memasang senyumannya. "Yeee!" sorak Cimes Mika. Mereka tidak menunggu lagi. Berhubung juga dengan mood anak kecil yang suka berubah-ubah. Mumpung putrinya bersemangat, mereka berdua juga harus mendukung perasaan tersebut. "Kemarin itu sama Kakak Asma belinya," celoteh Cimes Mika. "Kapan, Sayang?" tanya Fariz. Fariz tidak tahu
Baca selengkapnya