"Mas, tidak seharusnya kita ada di sini. Urusan kehamilan Mbak Nina, bukan urusan kita." Arimbi berbisik pelan di sisi telinga Ganesha. Ia merasa tidak layak ada di ruang sidang ini. Selain itu ia merasa mual mencium amis darah yang menguar dari wajah Seno dan Fadil. Wajah bonyok keduanya hanya diobati seadanya oleh pihak hotel."Saya tadinya juga tidak mau, Rimbi. Tapi ayah memaksa. Kata ayah kalau kembali terjadi keributan antara Fadil dan Seno, setidaknya saya bisa memisahkan mereka. Walaupun sebenarnya saya tidak peduli. Mereka mau berkelahi kek, bunuh-bunuhan kek, itu pilihan mereka sendiri. Keduanya sudah bangkotan. Segala permasalahan seharusnya bisa mereka selesaikan sendiri." Ganesha menjawab malas-malasan. Arimbi terdiam. Mau bagaimana lagi. Tidak mungkin ia meminta Ganesha melawan perintah ayahnya bukan? Yang bisa ia lakukan hanya berdiri diam di samping Ganesha. Sementara para pihak yang sedang berseteru yaitu Seno, Fadil dan Nina duduk di sofa. Ketiganya duduk berhadapa
Read more