Home / Pernikahan / Mempelai Pria yang Tertukar / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mempelai Pria yang Tertukar: Chapter 41 - Chapter 50

100 Chapters

41. Amarah.

"Lepaskan tangan saya, Mas. Saya bisa jalan sendiri!" Arimbi mengibaskan tangannya dari cengkraman Ganesha. Demi Tuhan. Ia capek menghadapi para pemilik hormon testoteron yang egois dan ringan telinga. Ada apa dengan para lelaki di hidupnya? Mengapa mereka begitu mudah diprovokasi oleh cerita-cerita yang kebenarannya belum terbukti!Omelannya mendapat apresiasi dari Ganesha. Ganesha melepaskan cengkraman tangannya. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya ke udara. Lagaknya seperti seorang penjahat yang ditangkap oleh polisi. Tingkahnya yang seakan mengejek ini membuat Arimbi makin emosi. Arimbi berjalan dengan langkah-langkah cepat menuju lobby. Ia sudah tidak sabar menanyakan tujuan Ganesha membawanya ke lobby. Akibat langkah-langkah cepatnya Arimbi nyaris tergelincir. Untungnya Ganesha dengan sigap menahan tubuhnya. Kalau Ganesha tidak tanggap, bisa dipastikan. Selain rasa sakit, ia pasti akan malu besar karena jatuh terjengkang di tengah koridor hotel. Berjalan cepat dengan mengen
Read more

42. Demi Nama Baik.

Ganesha menyumpah-nyumpah kala memindai ruang pameran kacau balau. Brosur yang berisi daftar harga-harga mobil berserakan. Tripod-tripod banner bergelimpangan di samping dua sosok tubuh yang saling memukul di lantai pameran.Beberapa orang SATPAM terlihat berupaya keras memisah dua orang yang terus saja saling jual beli pukulan. Mereka agak kesulitan memisahkan karena aura membunuh keduanya begitu kental. Salah seorang dari SATPAM itu tampak berbicara melalui handy talky. Sang Satpam meminta bantuan rekannya yang lain. Ganesha mengerti para SATPAM tidak berani bertindak kasar pada Seno. Mengingat Caturrangga Group juga memiliki saham di hotel ini."Berhenti kalian berdua! Berhenti!" Ganesha meneriaki keduanya. Namun Seno dan Fadli seperti tidak mendengar teriakannya. Keduanya masih terus berupaya menyarangkan pukulan satu sama lain."Izin ya, Pak?" Karena keduanya tidak mengindahkan peringatannya, Ganesha meminta izin kepada SATPAM untuk meminjam tongkat T yang merupakan senjata anda
Read more

43. Fitnah Keji.

"Mas, tidak seharusnya kita ada di sini. Urusan kehamilan Mbak Nina, bukan urusan kita." Arimbi berbisik pelan di sisi telinga Ganesha. Ia merasa tidak layak ada di ruang sidang ini. Selain itu ia merasa mual mencium amis darah yang menguar dari wajah Seno dan Fadil. Wajah bonyok keduanya hanya diobati seadanya oleh pihak hotel."Saya tadinya juga tidak mau, Rimbi. Tapi ayah memaksa. Kata ayah kalau kembali terjadi keributan antara Fadil dan Seno, setidaknya saya bisa memisahkan mereka. Walaupun sebenarnya saya tidak peduli. Mereka mau berkelahi kek, bunuh-bunuhan kek, itu pilihan mereka sendiri. Keduanya sudah bangkotan. Segala permasalahan seharusnya bisa mereka selesaikan sendiri." Ganesha menjawab malas-malasan. Arimbi terdiam. Mau bagaimana lagi. Tidak mungkin ia meminta Ganesha melawan perintah ayahnya bukan? Yang bisa ia lakukan hanya berdiri diam di samping Ganesha. Sementara para pihak yang sedang berseteru yaitu Seno, Fadil dan Nina duduk di sofa. Ketiganya duduk berhadapa
Read more

44. Amukan Nina.

Secepat Arimbi memuntahkan kalimatnya, secepat itu Arimbi menyadari kesalahannya. Ia telah menyuarakan suara batinnya!"Dasar sepupu tidak tahu diri! Dari dulu kamu itu memang paling suka menjatuhkan Mbak ya, Rim? Makanya Mbak benci sekali padamu. Sini, biar Mbak beri pelajaran kamu!" Secepat kilat Nina menerjang ke arah Arimbi yang berdiri di sudut ruangan. Tangannya membentuk cakar yang siap mencabik-cabik wajah sok innocent sepupu keparatnya.Tak kalah cepat Ganesha mendorong Arimbi ke belakang punggungnya. Perempuan beringas yang tengah putus asa seperti Nina pasti tengah kehilangan akal sehat. Tidak heran kalau Nina menjadikan Arimbi pelampiasan atas semua kegagalannya.Ganesha dengan sigap menangkap kedua tangan Nina yang sudah siap siaga dalam posisi mencakar. Ganesha kemudian memutar pergelangan tangan Nina ke arah yang berlawanan dengan ekspresi wajah mengancam. Nina yang kesakitan mencoba melepaskan cengkraman Ganesha. Sayangnya Ganesha tidak mau melepaskannya. Ganesha mal
Read more

45. Siapa Dia?

Arimbi membolak balik tubuhnya di atas pembaringan dengan gelisah. Sudah hampir setengah jam berbaring, namun kantuk tidak juga menghampiri. Arimbi memindai jam di dinding apartemen. Waktu telah menunjukkan pukul 22. 05 WIB. Jam seperti ini biasanya adalah waktu tidurnya. Namun khusus hari ini matanya masih terbuka lebar. Ia masih kepikiran perihal kebencian Nina padanya. Selain itu mungkin juga karena ranjangnya berbeda. Dirinya memang sulit tidur di tempat asing. Hari ini ia menginap di apartemen Ganesha. Sesuai dengan perjanjian yang telah dirinya dan Ganesha setujui, mereka berdua harus terlihat sebagai sepasang suami istri sungguhan. Untuk itu dalam media sosial baru yang dibuat khusus oleh Ganesha untuk dunia tipu-tipu, mereka berdua wajib memperlihatkan aktivitas tetap di dua lokasi berbeda. Yaitu rumah pribadi dan juga apartemen. Saat ini Arimbi sendirian di apartemen yang luas. Ganesha tadi pamit untuk menemui teman lamanya di residence lounge. Sebelum pergi, Ganesha semp
Read more

46. Rival?

"Aku tidak suka membahas masa lalu, Sandra. Karena bagiku segala sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan masa kini, tidak ada gunanya dibahas. Kita hidup di masa kini. Bukan masa lalu."Arimbi mendengarkan jawaban Ganesha dengan jantung berdebar. Posisinya sebenarnya sangat tidak nyaman. Namun tidak ia pungkiri, ia juga penasaran. Masalah menguping, toh ia tidak berniat pada mulanya. Ia kebetulan mendengar saja. Namanya juga pendengarannya masih normal."Tapi dulu kamu sangat menyukaiku bukan? Kita sempat sangat dekat selama beberapa minggu sebelum... sebelum... aku jadian dengan Seno.""Tidak masalah, San. Itu artinya kita tidak jodoh. Jadiannya kamu dan Seno, menunjukkan bahwa kita memang ditakdirkan hanya berteman saja.""Apa kamu bermaksud kembali dengan Nelly? Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan Seno di bandara. Seno bilang bahwa kamu dan mantanmu itu kembali dekat sekarang."Arimbi menahan napas. Sepertinya gadis berambut coklat muda yang dipanggil Sandra ini, menyelidiki
Read more

47. Konten Dunia Tipu-Tipu.

"Mas, berhubung saya sedang tidak bisa tidur, kita mau ngonten untuk dunia tipu-tipu dulu tidak?"Arimbi teringat pada rencana awal mereka menginap bersama di apartemen. Daripada membuat konten di dalam apartemen, lebih baik di luar saja. Selain dirinya jadi lebih enjoy karena tidak harus berduaan dalam ruangan bersama Ganesha, viewnya lebih bagus juga. Instagramable dan pas untuk konten. Ganesha menghentikan langkahnya. Ia melihat sekilas suasana skypool yang remang-remang dan romantis. Cocok memang. Walau sebenarnya ia lebih suka membuat konten di dalam ruangan. Istimewa di dalam kamar. Intimnya lebih terasa."Boleh saja. Kita mau membuat konten di mana? Di kafe tadi, atau di kursi malas samping kolam renang?" Ganesha menawarkan pilihan."Jangan di sini, Mas. Ada ada Mbak Sandra. Kita ke residence lounge saja. Di sana suasananya lebih seru karena ramai. Bagaimana, Mas?" Arimbi membuat penawaran.Suasananya lebih seru karena ramai. Itu artinya Arimbi tidak nyaman hanya berduaan saja
Read more

48. Rencana Jahat.

"Ketahuilah Nina. Memang ada sebagian orang yang sebenarnya sedang sakit, namun mereka tidak menyadari kalau mereka tengah diserang penyakit. Orang seperti ini tidak pernah mampu membahagiakan diri sendiri. Namun sebaliknya. Mereka sangat getol untuk menyabotase kebahagiaan orang lain. Contohnya adalah Nina. Nina ini selalu tidak puas akan apapun. Ia tidak mampu menggapai kebahagiaannya sendiri, karena terlalu sibuk menghitung kebahagiaan orang lain. Akibatnya ia menjadi manusia toxid. Ia tidak tahan melihat orang lain bahagia. Ia akan selalu menyalahkan apapun, siapa pun, bahkan menyalahkan dunia atas tidak kebahagiaannya. Jadi kamu tidak perlu menyalahkan dirimu atas sesuatu yang bukan salahmu.""Tapi saya tetap merasa tidak enak, Mas.""Makanya tadi saya bilang jangan. Jangan merasa bersalah karena kamu memang tidak salah apa-apa. Kalau kamu stress seperti ini, berarti rencana Nina berhasil. Karena tujuan Nina itu adalah meneror mentalmu agar kamu tidak bahagia seperti dirinya. Pah
Read more

49. Hari Baru.

Peristiwa di pameran yang berlanjut pada interogasi Pak Hasto dan Bu Santi pada Nina dan Fadil, berbuntut panjang. Karena dua hari kemudian Pak Hasto dan Bu Santi mendatangi kediaman orang tua Nina. Bisa dibayangkan bagaimana kagetnya Om Sujatmiko ketika Pak Hasto menceritakan garis besar permasalahannya. Pada mulanya Nina tetap tidak mau mengaku. Hingga akhirnya Nina bungkam tatkala Pak Hasto mengeluarkan bukti-bukti saat Nina check in di hotel bersama Fadil. Pak Hasto menyewa jasa detektif swasta untuk mencari kebenaran perihal kehamilan Nina. Hari dan jam saat bukti-bukti itu diserahkan sang detektif, tertanggal sembilan September tahun ini. Tepatnya tiga hari sebelum perselingkuhan Nina dengan Seno terjadi. Dengan demikian, kemungkinan besar janin dalam kandungan Nina adalah benih Fadil. Nina yang tidak mau menyerah begitu saja, berargumen. Bahwa mungkin juga benih Seno. Karena dirinya berhubungan dengan Fadil dan Seno dalam jarak yang berdekatan. Seno yang merasa dijebak oleh
Read more

50. Hantu Masa Lalu.

Dari kejauhan Arimbi memantau suasana dalam showroom masih sepi. Belum ada staf-staf yang datang. Meja counter masih belum berpenghuni. Hanya ada dua orang Satpam dan office boy yang sedang bersih-bersih.Ketika tiba di pintu masuk, Arimbi memindai jam di pergelangan tangannya. Pukul delapan lewat lima menit. Sementara waktu masuk kerja adalah pukul sembilan pagi. Artinya ia masih mempunyai banyak waktu untuk mempersiapkan diri sebelum Rini Widiastuti datang. Rini adalah sales counter senior di showroom ini. Arimbi di tempatkan pada bagian yang sama dengan Rini. Yaitu menjadi sales counter. Rini lah yang nantinya akan memberitahu tentang job desknya sebagai sales counter sekaligus mentrainningnya."Wah, Mbak staf baru ya? Mbak kepagian datangnya." Kedatangan Arimbi disambut sapaan ramah dari sang OB muda. "Iya, Mas--""Joko. Panggil saja saya Joko, Mbak. Sepertinya usia saya lebih muda dari Mbak." Sang OB muda memperkenalkan diri."Iya, Joko. Saya sales counter yang baru. Nama saya
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status