Home / Pernikahan / Mempelai Pria yang Tertukar / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Mempelai Pria yang Tertukar: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

31. Masa Lalu Ganesha.

"Ini, silakan kamu lihat-lihat album keluarga dan buku tahunan sekolah saya dan Seno. Perhatikan penampilan fisik kami baik-baik. Karena itulah awal mula masalah yang akan saya ceritakan padamu." Album-album pun kemudian berpindah tangan. Arimbi dengan antusias menerima album dan membalik-balik halaman album keluarga Caturrangga. Tiga tahun berpacaran dengan Seno, Arimbi sama sekali tidak pernah disuguhi album ini. Setelah beberapa kali membalik album, ia sudah melihat perbedaan antara antara Ganesha dan Seno kecil. Walau secara garis besar struktur wajah mereka sama, namun ada hal-hal lain yang membuat keduanya tampak berbeda. Hidung Ganesha juga masih sempurna. Belum ada ada bekas patah seperti sekarang.Ganesha kecil berkulit lebih legam dan culun. Sementara Seno berkulit terang dan tampan. Ganesha juga sepertinya pemalu. Karena hampir di semua photo-photo keluarga, Ganesha terus menunduk atau menyembunyikan wajahnya. Sementara Seno tertawa ceria.Lembaran-lembaran berikutnya men
Read more

32. Jawabannya Nanti Malam.

Arimbi memacu motornya lebih kencang dari kecepatan rata-rata. Ibu mertuanya menelepon akan berkunjung ke rumahnya nanti sore. Bukan hanya sendiri. Ibu mertuanya juga akan mengajak beberapa kerabat yang konon katanya ingin mengunjungi rumah pengantin baru. Para kerabat itu ingin berkenalan lebih dekat dengannya, kata ibu mertuanya. Ketika Arimbi menyampaikan kabar tersebut pada Ganesha, tanggapan Ganesha berbeda. Menurut Ganesha para kerabatnya bukan ingin berkenalan lebih dekat. Melainkan ingin menyinyiri dan menjadi agen mata-mata atas keadaan rumah tangga mereka. Mereka pasti ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehidupan pernikahan kilat mereka. Ganesha terang-terangan kesal akan dikunjungi oleh para tukang nyinyir, kalau menurut istilah Ganesha. Arimbi tidak menanggapi pernyataan Ganesha dengan pikiran negatif. Menurut Arimbi para kerabat itu adalah bagian dari keluarga besar Catturrangga. Sudah seharus dirinya memperlakukan mereka dengan baik dan hormat. Terlepas apapu
Read more

33. Pembelaan Untuk Istri.

"Wah, semua makanan ini kamu yang memasaknya ya, Rim? Hebat." Sembari mengunyah nasi, Bu Astuti, mengambil sepotong rendang sapi yang di masak oleh Arimbi. Bu Astuti adalah istri dari almarhum Pak Syarief Maulana. Orang yang sangat dihormati oleh keluarga Caturrangga. Karena Pak Syarief almarhum sangat berjasa dalam bisnis keluarga Caturangga. Pada saat pernikahan Arimbi dengan Ganesha hampir dua minggu lalu, Bu Astuti memang berhalangan hadir karena sedang sakit. Ini adalah kali pertama Arimbi bertemu dengan Bu Astuti."Iya, Bu. Maaf, kalau masakan saya tidak sesuai dengan selera Ibu. Saya masih belajar dalam dunia masak memasak," aku Arimbi jujur. Arimbi berusaha bersikap sesopan mungkin pada Bu Astuti. Bu Santi, mertuanya telah memberitahunya tentang siapa sebenarnya Bu Astuti.Saat ini meja makan dipenuhi oleh enam orang. Bu Santi, Bu Ratna, Bu Astuti, Rina anak perempuan Bu Astuti, Nina, dan Arimbi sendiri. Ganesha masih berada di ruang kerja. Ganesha akan menyusul setelah peke
Read more

34. Sindiran Ganesha.

Bu Santi tersenyum haru. Ia tidak menyangka kalau hubungan Ganesha dan Arimbi yang terbuhul karena keterpaksaan, akan berakhir seindah ini. Pepatah Jawa witing tresno jalaran soko kulino ternyata benar adanya. Cinta akan datang karena terbiasa. Alhamdullilah."Pasti kamu menggunakan bagian daging yang salah Rim, makanya keras. Kalau kamu ingin memasak daging rendang, belilah bagian pahanya. Terus dagingnya dipotong agak tipis agar lembek setelah dimasak." Bu Astuti memulai serangan kedua.Astaga, Bu Astuti masih belum puas menyinyirinya rupanya, batin Arimbi."Iya, Bu. Lain kali kalau saya memasak rendang lagi, saya akan mempraktekkan tips-tips dari Ibu ini."Walau baru pertama kali bertemu, Arimbi sudah bisa merasakan aura negatif dari Bu Astuti dan Rina. Sangat jelas terlihat kalau ibu dan anak itu tidak menyukainya. Beda sekali dengan Bu Ratna. Bu Ratna adalah type orang yang tidak banyak bicara. Ia hanya sesekali menimpali obrolan demi basa basi. Jikalau tidak, ia akan memberikan
Read more

35. Lucunya Arimbi.

Sembari membersihkan dapur, Arimbi berulang kali melirik Ganesha. Ia menanti-nanti janji Ganesha untuk menceritakan perihal gay tidaknya dirinya. Arimbi penasaran. Apakah benar Ganesha ini seorang gay seperti yang pernah diceritakan oleh Menik, atau Menik yang salah menduga.Sedari tadi ditunggu-tunggu, namun sepertinya Ganesha tidak sadar-sadar juga. Yang bersangkutan sama sekali tidak merasa kalau dirinya punya hutang cerita. Ganesha anteng-anteng saja di ruang keluarga sambil menonton televisi. Padahal Bu Santi, Bu Ratna dan Nina telah pulang hampir satu jam yang lalu. Dapur juga sudah licin karena dilap terus menerus oleh Arimbi. Kebiasaan Ganesha apabila menginap di rumah ini, sudah tertata. Ia akan membersihkan diri, makan, menonton televisi sebentar, masuk ke ruang kerja kemudian tidur. Bayangkan, kapan berceritanya kalau Ganesha keburu ke ruang kerja dan tidur? Geregetan, Arimbi menguwel-uwel kain lap. Ganesha tidak memanggilnya sama sekali. Padahal tenggorokan Arimbi sudah
Read more

36. Inikah Rasanya Cinta?

"Astaga, Rimbi... Rimbi... akan jadi apa negara ini kalau kamu menjadi salah seorang anggota Badan Intelegen Negara." Ganesha kembali terbahak. Arimbi terpesona. Tiga tahun mengenal Ganesha sebagai kakak Seno, dan dua minggu lebih menjadi istrinya, Arimbi tidak pernah melihat Ganesha bercanda atau tertawa lepas. Dan malam ini melihat Ganesha melakukan keduanya, membuat Arimbi tidak mengedipkan mata. Ternyata Ganesha bisa berkelakar dan tertawa ngakak juga. "Memang saya tidak bercita-cita menjadi anggota BIN kok, Mas. Astaga menjadi Polwan saja saya tidak kepikiran, ini malah anggota BIN." Arimbi ikut tertawa. Suasana tegang akibat berseterunya dirinya dengan Ganesha tadi, terurai sudah dengan sendirinya."Ketahuilah Rimbi. Saya ini laki-laki normal. Saya masih suka dengan perempuan. Saya bersikap dingin pada Menik, bukan karena saya gay. Tapi karena saya menjaganya. Saya tidak mau Menik, Nelly atau siapa pun yang dekat dengan saya dulu tapi belum menjadi istri saya, mengalami hal y
Read more

37. Mulai Bekerja.

Arimbi melempar selimut ke samping kala alarm di ponselnya berbunyi. Pukul 05.30 WIB. Waktunya untuk menyiapkan sarapan bagi Ganesha. Jikalau Ganesha menginap, Arimbi memang biasa menyiapkan sarapan pagi, sebelum Ganesha ke kantor. Kalau hanya dirinya sendiri, biasanya Arimbi hanya minum segelas susu. Masih menggunakan piyama satin bercorak bunga-bunga, Arimbi mengeluarkan sisa nasi semalam yang ia masukkkan ke dalam lemari es. Ia berencana memasak sarapan yang praktis namun disukai semua orang. Ya, dirinya akan memasak nasi goreng saja. Praktis, enak dan mengenyangkan hingga waktu makan siang. Arimbi tengah memotong-motong sosis dan bakso kala mendengar langkah-langkah kaki menghampiri. Ganesha juga sudah bangun rupanya. Tumben. Biasanya Ganesha baru keluar kamar pada pukul setengah tujuh untuk sarapan dan langsung ke kantor. Ketika bertemu muka dengan Ganesha, barulah Arimbi mengetahui alasannya. Ganesha akan berolah raga. Saat ini Ganesha mengenakan kaos dan celana training berw
Read more

38. Cinta Bersemi Tanpa Disadari.

"Apa beda Usher dan SPG, Bu Menik?" Arimbi yang masih hijau dalam dunia otomotif bertanya. Dalam suasana formal seperti ini Arimbi memanggil Menik dengan sebutan ibu. "Bedanya, Usher itu pemandu. Sedangkan SPG adalah penjual produk. Job desk Usher lebih ke display atau produk aja. Mereka tidak perlu selling produk dan promosi. Juga tidak ada target penjualan. Mereka itu melengkapi product agar enak dilihat. Makanya pakaian mereka lebih provokatif. Sedang SPG, kebalikan dari mereka. Mengerti?""Mengerti, Bu." Arimbi mengangguk. Sekarang ia mengerti mengapa pakaiannya sebagai SPG relatif lebih sopan dibanding para Usher yang tampil seksi dengan pakaian ketat dan tidak berlengan."Saya tekankan sekali lagi. Perusahaan menggunakan jasa kalian untuk menyampaikan product knowledge dengan baik kepada konsumen secara langsung. Perusahaan menganggap bahwa Sales Promotion Girl bisa menjual unit sebanyak mungkin melalui efek impulsif buying.Untuk itu kalian harus tampil semenarik mungkin baik
Read more

39. Kemunculan Nina.

"Waduh, si biang kerok nongol juga di mari, Rim." Menik berdecak. Dari kejauhan Menik telah memindai kehadiran Nina. "Heh, biar kerok? Siapa?" bisik Arimbi heran."Arah jam tiga." Menik memutar bola mata. Ekspresi malas ribut Menik, membuat Arimbi penasaran.Tanpa kentara, Arimbi melirik arah yang Menik aba-abakan. Arimbi seketika ikut berdecak setelah melihat sosok biang kerok yang dibisikkan Menik. Nina Sujatmiko rupanya. Sepupu penghianatnya. Dari seragam seksi yang Nina kenakan, rupanya Nina akan menjadi salah satu Usher di sini. Menilik kapasitas kemampuan otak Nina, Arimbi tidak heran kalau Nina memilih menjadi Usher alih-alih SPG. Sepupunya ini memang menang tampang doang. "Yaelah pakai membawa backingan lagi. Nggak pede amat si Nina ini bekerja sendiri." Menik kembali menggerutu.Arimbi meringis. Nina datang bersama dengan Seno. Mereka memang berjalan sendiri-sendiri. Karena peraturan dalam perusahaan, tidak boleh memperlihatkan hubungan kekeluargaan dalam masalah pekerjaan.
Read more

40. Sampah Ketemu Tongnya.

"Oke rekan-rekan, sekarang saatnya kita bekerja. Ingat apa yang saya katakan tadi. Kalian semua harus bekerja dengan giat dan tekun. Ingat giat dan tekun saja. Tidak perlu ulet." Menik iseng menempatkan kalimat-kalimat ambigu, kala melihat Nina sudah mulai mencuri start. Nina mulai tebar pesona dengan tersenyum-senyum penuh arti pada pengunjung yang mulai berdatangan satu dua. "Mengapa hanya giat dan tekun saja, Bu Menik? Mengapa kita semua tidak boleh ulet bekerja?" Salah seorang SPG berlesung pipit manis keheranan. Arimbi cengengesan. Ia sudah bisa menangkap kearah mana Menik akan melemparkan bola panas. Dirinya terlalu mengenal Menik."Karena kalau bekerja seperti ulet, maka orang lain bisa gatel-gatel. Bekerja seperti ulet di sini maksudnya, kalian bekerja sambil kedap kedip mata atau ndusel-ndusel manja pada calon customer. Itu artinya kalian bekerja ulet. Seperti ulet bulu tepatnya. Yang kalian jual hanya kegatelan semata. Bukan etos kerja. Dan saya sangat melarang kalian menj
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status