Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Ayah Untuk Anakku: Chapter 221 - Chapter 230

294 Chapters

Bab 221. Hati Amelia Tidak Tenang

“Ma-maaf, aku ....” Amelia terlalu kaget mendengarnya hingga dirinya tidak tahu harus bagaimana, pun butiran bening mulai menetes, “aku ada urusan.”Tut ....Bunyi panjang itu sudah sampai di ruang dengar Emily, maka wanita ini menyeringai sangat jahat. “Aku masih menginginkan Erland. Dan memang hanya aku yang pantas untuknya. Kami sudah mengenal jauh dari pada kamu, aku bukanlah masa lalunya Erland, tapi aku masa depannya Erland yang sengaja dipertemukan lagi oleh Tuhan.”Saat Emily berbahagia, justru Amelia sibuk mengusap air matanya yang terus berjatuhan. Selama beberapa lama hanya tangisan yang menemani hingga akhirnya dia mencoba mengendalikan diri. “Emily bilang mereka bertemu tanpa sengaja, lalu Erland mengaku belum menikah. Tapi mana mungkin Erland begitu!” Pemikiran positifnya mencoba dibentuk hanya saja terlalu sulit karena Amelia membutuhkan penjelasan dari suaminya.Namun, saat ini Erland sedang sangat sibuk. Amelia tidak ingin mengganggu suaminya. Maka, dia mencari ibunya
Read more

Bab 222. Emily Mengatakan Kalian Tidur bersama ....

Saat bunga pesanan Sopia tiba, Amelia merangkainya dan mengisi banyak vas. Hal ini efektif untuk mengusir Emily dari dalam kepalanya. Lalu, pada sore harinya Amelia kembali melakukan kegiatan. Dia menyiram semua bunga yang ada di halaman belakang dan halaman depan rumah hingga membuat Sopia heran melihatnya karena tingkah putrinya hari ini tidak seperti biasanya. “Mei ..., sudah, sini Mama yang lanjutkan.” Wanita ini berdiri di teras setelah menyaksikan aksi Amelia di halaman belakang.“Tidak usah Ma, Amei saja. Amei masih bt, Amei harus melakukan kegiatan,” tolaknya dengan kekeh.Sopia ingin tetap melarang karena mungkin Amelia akan merasa lelah, tetapi dari raut wajah putrinya tampak menikmati, maka Sopia memilih membiarkannya. "Iya sudah ... jangan lupa kerannya dimatikan.”“Iya, Ma ....” Senyuman cerah menjadi bumbunya.Sopia masuk ke dalam rumah, dia segera menyuruh Amanda menemani Amelia. Jadi kini mood baik Amelia meningkat berkat kehadiran teman curhatnya. “Mei, mau Kakak teru
Read more

Bab. 223

Amelia masih menunjukan sendu serta bingung yang terpancar dari matanya, tetapi untungnya saat ini akal sehatnya tidak selalu meladeni hatinya yang kacau. “Jelaskan padaku, apa yang terjadi.” Tidak ada amarah, Amelia menghadapi masalah ini dengan bijak.Erland menggenggam kedua tangan Amelia, menatapnya tanpa pergi sedikit pun. “Saat di luar kota aku mewawancarai banyak pelamar, tanpa diduga salah satunya adalah Emily. Itu pertemuan tidak disengaja kami, lalu Emily mengundangku untuk menghadiri reoni kampus, aku kira itu benar, maka dari itu aku sempat berpamitan. Apa kamu ingat?” penjelasannya sangat rinci, tetapi tetap lembut dengan cara penyampaian perlahan maka mudah dimengerti oleh Amelia.“Iya, aku ingat. Saat itu kamu bilang akan menghadiri reoni kampus, dan saat itu aku merasa heran karena kamu kuliah di kota ini.” Amelia memerdengarkan suaranya walaupun masih bergetar karena menahan sendu.“Iya, itu saat aku mencoba menghadiri undangan dari Emily. Tapi ternyata saat aku tiba
Read more

Bab 224. Fakta Kehamilan Emily Sampai pada Amelia

“Emily, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa benar kamu sempat mengandung bayinya Tio?” Cristy tidak menyerah, wanita ini sangat ingin mengetahui kebenarannya walaupun ini sangat tidak penting untuknya. Namun, rasa penasarannya melambung tinggi.“Jangan dengarkan kata Jesica, dia hanya asal bicara,” jawaban yang diberikan Emily guna menutupi kenyataan yang bisa saja didengar Amelia, jika begitu maka rencananya memecah Erland dan Amelia gagal total.“Masa sih. Bahkan Jesica sempat menengis karena kehilangan keponakannya.” Cristy masih menggali informasi hingga membuat Emily merasa penat.“Astaga ... kalau memang memercayai kebohongan Jesica, silakan saja. Tapi jawabanku sangat berkebalikan dengan opini yang kamu dengar. Terserah kamu akan percaya pada siapa.” Emily memilih bersikap biasa saja dibandingkan menggebu, serta dirinya harus bisa menyusun kalimat yang tidak akan menimbulkan kecurigaan pada Cristy.“Aku bingung ...,” ungkap Cristy tanpa sadar. Maka, mulutnya segera ditangkup
Read more

Bab 225

Makan siang untuk Erland sudah menjadi hidangan yang lejat. Amelia menyimpannya dalam wadah terbaik untuk menjaga kehangatan serta kesegarannya. “Bi, tolong berikan ini pada sopir, suruh antarkan pada Erland.” Amelia juga menyebutkan alamat tempat Erland bekerja karena hari ini suaminya masih meninggalkan Big Founder.Setelah menyerahkan makan siang spesial, Amelia menghubungi suaminya. “Sopir akan mengantarkan makan siang.” Suaranya sangat mengalun, manis dan penuh perhatian.Erland sangat bahagia saat mendapatkan perhatian seperti ini. “Terimakasih, Sayang. Aku akan menghabiskannya.”“Harus,” kekeh manis Amelia yang sudah merindukan suaminya walaupun baru beberapa jam saja mereka terpisah. Kini, perhatiannya tercuri oleh kebisingan yang hinggap di indera pendengarannya. “Kamu sedang apa, di mana, sepertinya sedang di proyek ya?” tebak Amelia saat mendengar bunyi-bunyian kendaraan besar.“Iya, Sayang. Hari ini aku sedang mengawasi proyeknya papa. Papa kembali membangun anak Big Found
Read more

Bab 226. Musuh Dalam Selimut

Sopia pergi pagi-pagi sekali bahkan melewatkan sarapannya. “Mama punya banyak acara ya?” tanya Amelia pada Adhinatha saat menyuguhkan segelas kopi.“Iya. Brand punya mama selalu naik daun. Pokoknya setiap mengeluarkan model baru pasti cepat sold out, jadi banyak pemilik brand yang ingin menjadi kolega mama,” kekeh bangga Adhinatha. Tidak disangka jika istrinya yang awalnya hanya membantu bisnis dirinya kini memiliki bisnis sendiri walaupun tidak selalu berbentuk gedung tinggi. Sopia memiliki butik khusus untuk tasnya. Butiknya sangat besar, begitupun dengan ukuran pabriknya yang berada di luar negeri karena istrinya menggunakan bahan-bahan terbaik yang berasal dari luar negeri. Bukan hanya itu saja, Sopia juga memiliki pabrik di dalam negeri yang juga menggunakan bahan-bahan terbaik, tetapi justru produk dari dalam negeri hanya untuk eksport saja.Amelia manggut-manggut saat mendengarkan keterangan yang diberikan ayahnya, kemudian menyuguhkan kopi untuk Erland, sedangkan Kenzo masih t
Read more

Bab 227

Erland mendesah, kemudian membentuk senyuman kecil. “Hm,” sahutannya. Secangkir kopi yang dipesan tidak dihabiskan karena pria ini harus segera kembali ke kediamananya bersama Amelia. Bukan karena termakan kalimat Cristy, justru dia ingin membuktikan jika istrinya akan selalu menjaga perasaannya dan tidak akan pergi diam-diam tanpa seizinnya.Maka, niat awal Erland menemui ibunya ditunda sementara waktu. Setelah dari cafe, mobilnya berbalik arah. “Mei, kamu tetap di rumah kan? Aku harap walaupun kamu sedang menjaga perasaanku, tapi jangan pergi tanpa sepengetahuanku saat menemui Tio.”Maka, total kepergian Erland hanya dua jam saja hingga membuat Amelia dan Sopia bertanya-tanya, “Katanya mau ke rumah mama, kok sudah pulang?” Amelia menatap suaminya sangat heran.Memeluk Amelia adalah hal pertama yang dilakukan Erland. “Tadi aku ke cafe sebentar, minum kopi. Lalu aku kangen kamu,” kekehnya tanpa menyebut nama Cristy.“Ish, ada-ada saja. Padahal minum kopi bisa di rumah.” Dahi Amelia se
Read more

Bab 228

Emily segera menyambungkan panggilan pada Cristy, mengomel di balik saluran telepon, “Jujur padaku, kamu mengatakan pada Amei kan kalau aku hamil anaknya Tio!”‘Ada apa dengan orang ini. Bukankah tadi berpamitan hangat!’ Rutuk Cristy di dalam hatinya.“Apa yang kau bicarakan ini ...,” sahut ramahnya dengan memasang wajah dan suara polos.“Jangan berpura-pura tidak mengerti. Pasti kamu mengatakannya Amei, iya kan!” Amarah Emily selalu ditunjukan karena dia memang tidak berniat menyembunyikannya.“Astaga ... jadi kamu hanya ingin membahas hal itu.” Bola mata Cristy memutar malas, “apa Amei mengatakan aku mengatakan hal seperti itu, hm.” Sikapnya berusaha tenang, tetapi sebenarnya dia sedang mencari tahu apakah mulut Amelia selicin itu.“Mengapa membahas Amei, jelas-jelas aku sedang bertanya padamu!” Tentu saja Emily semakin dibuat kesal.“Tidak!” jawaban yang diberikan Cristy karena ingin tahu apa mungkin Amelia mengadu dombanya dengan Emily.“Tidak mungkin, aku tidak percaya!” Tidak se
Read more

Bab 229

Kali ini Jesica tidak menunjukan postingan Amelia pada ibunya, tetapi gadis ini segera memaki mantan pacar kakaknya lewat sambungan di udara, “Kamu memang manusia yang paling tidak punya hati. Mama meminta kamu menemui kakak walaupun cuma sebentar, tapi kamu tidak pernah peduli walaupun mama yang meminta. Andaikan kamu memang tidak mau menemui kakak, setidaknya hargai mama! Bagaimanapun yang terjadi sekarang, mama pernah menjadi calon mertua kamu.”Amelia mengerutkan dahinya. “Maaf Jesica sepertinya di sini ada kesalahpahaman.” Nada suaranya seperti biasa, Amelia tidak menunjukan kesal dan emosi apapun pada kalimat Jesica yang menurutnya sebuah tuduhan.“Salahpaham. Di mana letak salah pahamnya, Mei? Sudah jelas-jelas kamu tidak menghargai mama dan tidak peduli pada kakak!” Nada suara Jesica selalu erat dengan memaki.Kini suara Amelia sangat lembut. “Jesica ... coba jelaskan pelan-pelan, aku tidak mengerti kalau kamu tidak menceritakan permasalahannya dari awal.” Sejak dulu Amelia me
Read more

Bab 230

“Sayang. Aku baru saja mengetahui sesuatu dari William,” ucap lembut Erland yang masih melingkarkan pelukannya di pinggang Amelia, sedangkan sang istri menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.“Tentang apa?” sahut santai Amelia seiring menyaksikan sinetron yang tayang setiap hari, di jam yang sama. Hanya saja tidak setiap hari sinetron ini menjadi hiburan Amelia, wanita ini tidak memiliki tontonan khusus, maka salurannya sering berganti.“Tentang Tio dan ibunya.” Nada suara Erland biasa saja, tetapi tentu saja Amelia segera mengerjap dan meninggalkan bahu Erland untuk menatap suaminya.“Ka-mu, sudah tahu?” Hati Amelia tidak tenang karena mungkin Erland akan merasa cemburu.“Tahu, Sayang.” Senyuman teduh Erland, kemudian mendesah mengasihani Amelia. Tangan kanannya mengusap lembut pipi sang istri, “Sekarang keluarga Tio membenci kamu. Seharusnya temui saja Tio, andaipun tidak mau, mungkin kamu bisa melakukannya demi ibunya Tio.” Kalimat lembut Erland yang memilih memberikan izin untuk
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
30
DMCA.com Protection Status