Beranda / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 224. Fakta Kehamilan Emily Sampai pada Amelia

Share

Bab 224. Fakta Kehamilan Emily Sampai pada Amelia

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Emily, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa benar kamu sempat mengandung bayinya Tio?” Cristy tidak menyerah, wanita ini sangat ingin mengetahui kebenarannya walaupun ini sangat tidak penting untuknya. Namun, rasa penasarannya melambung tinggi.

“Jangan dengarkan kata Jesica, dia hanya asal bicara,” jawaban yang diberikan Emily guna menutupi kenyataan yang bisa saja didengar Amelia, jika begitu maka rencananya memecah Erland dan Amelia gagal total.

“Masa sih. Bahkan Jesica sempat menengis karena kehilangan keponakannya.” Cristy masih menggali informasi hingga membuat Emily merasa penat.

“Astaga ... kalau memang memercayai kebohongan Jesica, silakan saja. Tapi jawabanku sangat berkebalikan dengan opini yang kamu dengar. Terserah kamu akan percaya pada siapa.” Emily memilih bersikap biasa saja dibandingkan menggebu, serta dirinya harus bisa menyusun kalimat yang tidak akan menimbulkan kecurigaan pada Cristy.

“Aku bingung ...,” ungkap Cristy tanpa sadar. Maka, mulutnya segera ditangkup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 225

    Makan siang untuk Erland sudah menjadi hidangan yang lejat. Amelia menyimpannya dalam wadah terbaik untuk menjaga kehangatan serta kesegarannya. “Bi, tolong berikan ini pada sopir, suruh antarkan pada Erland.” Amelia juga menyebutkan alamat tempat Erland bekerja karena hari ini suaminya masih meninggalkan Big Founder.Setelah menyerahkan makan siang spesial, Amelia menghubungi suaminya. “Sopir akan mengantarkan makan siang.” Suaranya sangat mengalun, manis dan penuh perhatian.Erland sangat bahagia saat mendapatkan perhatian seperti ini. “Terimakasih, Sayang. Aku akan menghabiskannya.”“Harus,” kekeh manis Amelia yang sudah merindukan suaminya walaupun baru beberapa jam saja mereka terpisah. Kini, perhatiannya tercuri oleh kebisingan yang hinggap di indera pendengarannya. “Kamu sedang apa, di mana, sepertinya sedang di proyek ya?” tebak Amelia saat mendengar bunyi-bunyian kendaraan besar.“Iya, Sayang. Hari ini aku sedang mengawasi proyeknya papa. Papa kembali membangun anak Big Found

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 226. Musuh Dalam Selimut

    Sopia pergi pagi-pagi sekali bahkan melewatkan sarapannya. “Mama punya banyak acara ya?” tanya Amelia pada Adhinatha saat menyuguhkan segelas kopi.“Iya. Brand punya mama selalu naik daun. Pokoknya setiap mengeluarkan model baru pasti cepat sold out, jadi banyak pemilik brand yang ingin menjadi kolega mama,” kekeh bangga Adhinatha. Tidak disangka jika istrinya yang awalnya hanya membantu bisnis dirinya kini memiliki bisnis sendiri walaupun tidak selalu berbentuk gedung tinggi. Sopia memiliki butik khusus untuk tasnya. Butiknya sangat besar, begitupun dengan ukuran pabriknya yang berada di luar negeri karena istrinya menggunakan bahan-bahan terbaik yang berasal dari luar negeri. Bukan hanya itu saja, Sopia juga memiliki pabrik di dalam negeri yang juga menggunakan bahan-bahan terbaik, tetapi justru produk dari dalam negeri hanya untuk eksport saja.Amelia manggut-manggut saat mendengarkan keterangan yang diberikan ayahnya, kemudian menyuguhkan kopi untuk Erland, sedangkan Kenzo masih t

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 227

    Erland mendesah, kemudian membentuk senyuman kecil. “Hm,” sahutannya. Secangkir kopi yang dipesan tidak dihabiskan karena pria ini harus segera kembali ke kediamananya bersama Amelia. Bukan karena termakan kalimat Cristy, justru dia ingin membuktikan jika istrinya akan selalu menjaga perasaannya dan tidak akan pergi diam-diam tanpa seizinnya.Maka, niat awal Erland menemui ibunya ditunda sementara waktu. Setelah dari cafe, mobilnya berbalik arah. “Mei, kamu tetap di rumah kan? Aku harap walaupun kamu sedang menjaga perasaanku, tapi jangan pergi tanpa sepengetahuanku saat menemui Tio.”Maka, total kepergian Erland hanya dua jam saja hingga membuat Amelia dan Sopia bertanya-tanya, “Katanya mau ke rumah mama, kok sudah pulang?” Amelia menatap suaminya sangat heran.Memeluk Amelia adalah hal pertama yang dilakukan Erland. “Tadi aku ke cafe sebentar, minum kopi. Lalu aku kangen kamu,” kekehnya tanpa menyebut nama Cristy.“Ish, ada-ada saja. Padahal minum kopi bisa di rumah.” Dahi Amelia se

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 228

    Emily segera menyambungkan panggilan pada Cristy, mengomel di balik saluran telepon, “Jujur padaku, kamu mengatakan pada Amei kan kalau aku hamil anaknya Tio!”‘Ada apa dengan orang ini. Bukankah tadi berpamitan hangat!’ Rutuk Cristy di dalam hatinya.“Apa yang kau bicarakan ini ...,” sahut ramahnya dengan memasang wajah dan suara polos.“Jangan berpura-pura tidak mengerti. Pasti kamu mengatakannya Amei, iya kan!” Amarah Emily selalu ditunjukan karena dia memang tidak berniat menyembunyikannya.“Astaga ... jadi kamu hanya ingin membahas hal itu.” Bola mata Cristy memutar malas, “apa Amei mengatakan aku mengatakan hal seperti itu, hm.” Sikapnya berusaha tenang, tetapi sebenarnya dia sedang mencari tahu apakah mulut Amelia selicin itu.“Mengapa membahas Amei, jelas-jelas aku sedang bertanya padamu!” Tentu saja Emily semakin dibuat kesal.“Tidak!” jawaban yang diberikan Cristy karena ingin tahu apa mungkin Amelia mengadu dombanya dengan Emily.“Tidak mungkin, aku tidak percaya!” Tidak se

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 229

    Kali ini Jesica tidak menunjukan postingan Amelia pada ibunya, tetapi gadis ini segera memaki mantan pacar kakaknya lewat sambungan di udara, “Kamu memang manusia yang paling tidak punya hati. Mama meminta kamu menemui kakak walaupun cuma sebentar, tapi kamu tidak pernah peduli walaupun mama yang meminta. Andaikan kamu memang tidak mau menemui kakak, setidaknya hargai mama! Bagaimanapun yang terjadi sekarang, mama pernah menjadi calon mertua kamu.”Amelia mengerutkan dahinya. “Maaf Jesica sepertinya di sini ada kesalahpahaman.” Nada suaranya seperti biasa, Amelia tidak menunjukan kesal dan emosi apapun pada kalimat Jesica yang menurutnya sebuah tuduhan.“Salahpaham. Di mana letak salah pahamnya, Mei? Sudah jelas-jelas kamu tidak menghargai mama dan tidak peduli pada kakak!” Nada suara Jesica selalu erat dengan memaki.Kini suara Amelia sangat lembut. “Jesica ... coba jelaskan pelan-pelan, aku tidak mengerti kalau kamu tidak menceritakan permasalahannya dari awal.” Sejak dulu Amelia me

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 230

    “Sayang. Aku baru saja mengetahui sesuatu dari William,” ucap lembut Erland yang masih melingkarkan pelukannya di pinggang Amelia, sedangkan sang istri menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.“Tentang apa?” sahut santai Amelia seiring menyaksikan sinetron yang tayang setiap hari, di jam yang sama. Hanya saja tidak setiap hari sinetron ini menjadi hiburan Amelia, wanita ini tidak memiliki tontonan khusus, maka salurannya sering berganti.“Tentang Tio dan ibunya.” Nada suara Erland biasa saja, tetapi tentu saja Amelia segera mengerjap dan meninggalkan bahu Erland untuk menatap suaminya.“Ka-mu, sudah tahu?” Hati Amelia tidak tenang karena mungkin Erland akan merasa cemburu.“Tahu, Sayang.” Senyuman teduh Erland, kemudian mendesah mengasihani Amelia. Tangan kanannya mengusap lembut pipi sang istri, “Sekarang keluarga Tio membenci kamu. Seharusnya temui saja Tio, andaipun tidak mau, mungkin kamu bisa melakukannya demi ibunya Tio.” Kalimat lembut Erland yang memilih memberikan izin untuk

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 231. Rencana Jahat Cristy

    Lewat tengah hari Erland dan Amelia barusaja kembali, mereka membawa oleh-oleh untuk Kenzo dan juga Sopia serta Adhinatha walaupun Adhinatha tidak di rumah. Sopia segera mengajukan pertanyaan sebelum menerima buah tangan dari anak dan menantunya, “Bagaimana tadi di sana, apa Tio menggila dengan tidak tahu dirinya memeluk kamu, Mei!” Sebenarnya ini lebih ke arah cemas dan kesal dibandingkan pertanyaan biasa saja.“Tidaklah Ma ... Tio tidak akan melakukannya.” Amelia harus berhasil meluruskan prasangkan ibunya karena jika tidak, itu akan menjadi sangat berbahaya di kemudian hari atau bahkan di menit berikutnya.“Karena dia sangat tergila-gila sama kamu, Mei. Makannya Mama berpikiran negarif pada Tio!” ungkapan hati Sopia karena tidak dapat menahannya.“Mama tenang saja ... Tio tidak begitu, Tio masih tahu diri kok.” Bukan karena membela mantan kekasihnya, tetapi kenyataannya memang seperti itu, Tio tidak pernah melancarkan sentuhan fisik padanya apalagi dengan memeluk yang jelas sangat

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 232. Cristy Memiliki Banyak Rencana

    Hari berganti, Cristy mengunjungi kediaman Tio sesuai permintaan Jesica kemarin hanya saja terdapat niat terselubung, selalu saja ada udang di balik batu. “Aku ingin mendengar pertemuan Tio dan Amelia kemarin, kamu mau menceritakannya kan, sepertinya sangat menyenangkan. Hihi ...," pinta santainya untuk menyembunyikan maksudnya.“Kemarin Amelia berbicara cukup banyak dengan kakak. Kak Tio sangat senang dan sampai hari ini kakak menunjukan semangatnya untuk sembuh. Intinya kedatangan Amei kemarin sangat mempengaruhi kakak, seolah Amelia mampu membangkitkan aura positif kakak.” Cerita ceria Jesica.“Syukurlah." Senyuman tulus Cristy karena Tio memang berhak sembuh dan bahagia walau tanpa Amelia. “Lalu bagaimana dengan Erland. Apa dia tidak cemburu sama sekali melihat Amelia bertemu Tio?” Wanita ini mulai menggali informasi penting yang menjadi tujuannya datang kemari.“Erland menunggu di ruang tamu bersama mama. Dia mengerti dengan sendirinya kalau kakak tidak nyaman melihatnya.” Jesica

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status