“Jangan berisik,” kata Gugun sambil meletakkan telunjuk ke bibir. Dia kembali menarik tirai sehingga Pak Diko, Bu Novi, dan Suster Ana tak lagi melihat ke pintu kaca. Keheningan keempatnya menjadikan keadaan makin tegang, sampai-sampai bernapas pun begitu hati-hati, seolah takut embusan dan helaan udara menimbulkan suara yang kian membuat para zombi mendatangi mereka.Sementara itu, zombi laki-laki di depan pintu ruang rawat inap itu masih saja berusaha masuk. Zombi itu terus membenturkan kepalanya ke pintu, sehingga suaranya mengusik ketenangan Wati yang sedang tidur.“Pak,” kata Wati seraya menoleh ke kiri, di mana suara gedoran pintu itu berasal. “Bapak!” katanya lagi dengan suara lebih keras.Pak Sapto terkejut. “Itu Wati, anak saya,” katanya dengan suara pelan.Gugun, Bu Novi, dan Suster Ana menatap Pak Sapto dengan paras meminta Pak Sapto segera menemui Wati. Ketiganya tak mau kalau suara Wati malah membuat para zombi menjebol pintu.Pak Sapto merayap melewati kolong ranjang un
อ่านเพิ่มเติม