“Astaghfirulloh, Mas. Itu ‘kan Virna.” Reflek aku menarik tangan Mas Laksa dan mendekat. Virna tengah duduk di area dekat security dan meraung-raung menangis. “Sudah, sudah, Vir! Malu.” Mas Rustam tampak berusaha menenangkan perempuan itu. “Mohon maaf atas ketidak nyamanan, Mas dan Mbaknya. Kami akan segera tindaklanjuti kasus hipnotis dan penipuan ini. Mohon jelaskan di area mana kejadiannya biar kamu bantu check di CCTV.” Security tersebut tampak berusaha menangani kondisi. “Masalahnya, tadi Virna ke toilet perempuan, Pak. Di sana ‘kan gak ada CCTV, pas sudah jalan ada sekitar sepuluh menit dan kami mau makan. Saya baru sadar, kok dia gak bawa kantung belanja. Pas gitu, Virna juga tampak baru sadar, ponselnya dia gak ada, terus dompet, atm dan perhiasan yang baru kami beli juga raib.” Astaghfirulloh … kasihan sekali nasibnya. Jangan-jangan tadi ada orang yang membuntuti dia ketika dia pamer-pamer perhiasan. “Ra, ayo! Nanti keburu sore.” Suara Mas Laksa mengalihkan fokusku. “Ok
Last Updated : 2023-03-18 Read more